Merebaknya covid 19 menghebohkan dunia. Covid 19 begitu cepat menyebar dan menginfeksi berbagai kalangan masyarakat. Pejabat negara sekalipun tidak dapat berkelit dari pandemi ini. Pandemi ini mengakibatkan kelesuan ekonomi dunia bahkan stabilitas politik terganggu akibat beberapa negara melakukan lockdown. Indonesia tidak luput dari pandemi ini. Pandemi ini juga mengakibatkan kelesuan ekonomi dan berdampak pula pada pelaksanaan pendidikan.
Tindakan pemerintah untuk memutuskan penyebaran covid 19, dengan mengeluarkan kebijakan stay at home dan work from home. Tentu kebijakan ini merupakan kebijakan yang tepat diambil untuk memutus rantai penyebaran covid 19. Himbauan stay at home tidak saja cukup untuk memutus rantai penyebaran covid 19. Pemerintah juga menghimbau agar masyarakat jika bepergian atau keluar rumah untuk melaukan social distancing dan physical distancing. Kebijakan baru yang telah dirancang pemerintah adalah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Kebijakan tersebut perlu dikalkulasi apa dampak dampak PSBB bagi masyarakat. Masyarakat disarankan untuk tetap tinggal di rumah, bekerja dari rumah, dan siswa dan mahasiswa belajar di rumah. Arahan untuk melakukan stay at home memberikan sisi positif bagi keluarga. Pembelajaran yang dilakukan dari rumah memberikan kesempatan yang lebih banyak kepada anggota keluarga untuk berinteraksi. Mungkin selama ini orang tua terlalu sibuk bekerja. Saat ini orang tua dapat memperhatikan kemajuan hasil pembelajaran anak. Orang tua lebih intensif mengawasi perkembangan anaknya. Hal ini dapat mengembangkan sikap sosial antara anggota keluarga.
Orang tua lebih banyak punya waktu untuk berinteraksi dengan anak. Orang tua hendaknya dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk melakukan pendampingan kepada anaknya dalam belajar. Orang tua juga dapat lebih intensif berkomunikasi dengan guru mendiskusikan mengenai pembelajaran yang diberlakukan secara daring.
Disamping itu, orang tua mempunyai kesempatan yang banyak untuk memberikan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) kepada anaknya. Mungkin selama ini orang tua terlalu mempercayakan kepada guru untuk pengembangan karakter anak. Orang tua dapat memantau kegiatan anak di rumah. Sebelumnya mungkin orang tua tidak mengetahui secara pasti apa kegiatan yang dilakukan anak setelah mengikuti pembelajaran di sekolah. Mungkin saja sebelum arahan stay at home, setelah pembelajaran di sekolah anak menghabiskan waktu untuk bermain (game online) kebut-kebutan di jalan. Orang tua mungkin tidak mengetahui secara pasti apa aktivitas anak setelah pulang sekolah.
Kebijakan pembelajaran tatap muka ditiadakan dan diganti dengan pembelajaran daring. Pembelajaran daring menemukan beberapa kendala dalam penerapannya. Pembelajaran daring memerlukan disain yang telah disusun dengan matang. Dalam situasi seperti ini, guru “dipaksa” untuk melaksanakan pembelajaran daring. Kendala yang dialami ketika mengimplementasikan pembelajaran daring, belum semua guru menguasai program aplikasi yang mendukung pelaksanaan pembelajaran daring misalnya aplikasi zoom, google classroom, you tube, meet jit si dan lain-lain. Cara yang paling gampang dilakukan oleh guru adalah berinteraksi dengan menggunakan whatsapp.
Siswa yang berada diperkotaan tidak menemui kendala dalam pembelajaran dengan whatsapp. Bagaimana dengan siswa yang berada di perdesaan. Tidak semua murid memiliki telepon pintar. Ini menjadi kendala pelaksanaan pembelajaran di tengah merebaknya covid 19. Model pembelajaran daring yang secara tiba-tiba diberlakukan, membuat guru kalang kabut. Pemaknaan mengenai pembelajaran daring belum diketahui secara utuh. Guru menjejali siswa dengan tugas-tugas. Guru memberikan deadline pengumpulan tugas dan setelah itu diberikan tugas baru lagi. Siklus pembelajaran seperti itu saja.
Pemberiaan tugas yang banyak kepada siswa tentu akan membuat siswa siswa mersa bosan. Apalagi tugas tugas yang diberikan tidak terjadwal. Guru hendaknya menghindari pemberian tugas yang banyak. Hal itu tentu merampas kebebasan anak. Perlu dicermati dan guru hendaknya mendisain format pembeajaran daring seperti apa sehingga selama stay at home siswa tetap merasakan kegembiraan dalam pembelajaran. Guru bertugas memberikan pemahaman dan pengalaman dalam pembelajaran daring. [T]