12 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Lelaki yang Keliling Membonceng Grantang – [In Memoriam Ketut Jingga, Seniman Joged dari Runuh]

Made Adnyana OlebyMade Adnyana Ole
March 11, 2020
inEsai
Lelaki yang Keliling Membonceng Grantang – [In Memoriam Ketut Jingga, Seniman Joged dari Runuh]

Ketut Jingga sedang ngibing [Foto dipotong dari video Rahul Khana/facebook]

33
SHARES

Lelaki itu biasanya keliling kota Singaraja, masuk satu kantor ke kantor lain. Ia berpakaian adat, naik sepeda motor. Yang selalu jadi perhatian, pada sadel belakang motornya terdapat grantang atau rindik (sebutan untuk perangkat gamelan joged bumbung).

Tentu saja ia bukan orang gila.

Ia masuk ke halaman Polres Buleleng, tak distop penjaga. Ia meluncurkan sepeda motornya hingga ke halaman belakang. Di tempat parkir, ia berhenti. Sendirian, dengan begitu semangat, sembari bersenandung tabuh jejogedan, ia membuka tali yang mengikat grantang di sadel belakang.

Grantang atau rindik itu terlepas dari ikatan. Lalu ia gotong sendiri, dengan begitu enteng, ia membawa grantang itu masuk, lewat pintu belakang, ke sebuah gedung. Ia masuk lorong menuju lobi depan, lalu menaruh grantang itu di sebuah sudut. Ia kemudian duduk bersila di belakang grantang, lalu memukul bilah-bilah bambu di grantang itu, dan terdengarlah alunan musik joged bumbung khas Buleleng, kadang juga terdengar familiar di telinga seperti musik joged bumbung di lobi-lobi hotel berbintang.

Lelaki itu cuek saja. Sejumlah polisi yang ngantor di lantai dua itu seakan tak terganggu. Beberapa polisi bahkan menonton sekilas sembari lalu begitu saja.

Mungkin sekitar seperempat jam, lelaki itu menaruh panggul (alat pemukul) di atas grantang, kemudian berdiri sembari mengusap-usap kancutnya yang tak kotor. Ia pergi begitu saja, sembari dan menyapa sejumlah polisi yang berpapasan dengannya. Ia menuju motor, menstarternya, lalu pergi.

Lha, grantangnya? Grantang itu ditinggalkan begitu saja, ditinggalkan di lobi kantor polisi itu.

***

Peristiwa itu terjadi ketika saya baru beberapa tahun bertugas jadi wartawan di Buleleng. Mungkin sekitar tahun 2005 atau sekitar-sekitar tahun itu. Lelaki yang membawa grantang itu adalah Ketut Jingga. Ia adalah seniman joged bumbung dari Desa Sari Mekar, atau biasa juga disebut Desa Runuh di Kecamatan Sukasada, Buleleng.

Saya mengingat peristiwa itu setelah mendengar dari teman wartawan di Buleleng, bahwa seniman yang nyentrik dan banyak senyum itu meninggal Selasa, 10 Maret 2020, sekitar pukul 18.00 wita.

Sebagaimana ditulis Denpost, Ketut Jingga menderita sakit diabetes dan TBC. Sakitnya itu sebenarnya tak pernah mengurangi semangatnya untuk berkarya. Namun setelah jatuh di ruang tamu sekitar 6 bulan lalu, kondisinya drop. Setelah diperiksa, kakek enam cucu ini mengalami patah di bagian pinggul. Hal inilah yang menjadi beban pikiran seniman yang selalu energik ini sehingga kondirinya terus menurun sampai kemudian meninggal dalam usia 68 tahun.

“Pinggulnya yang patah itu yang menjadi pikiran bapak sehingga terus kepikiran,” tutur Komang Adya Yana (42) anak ketiga almarhum, sebagaimana dikutip Denpost.

***

Saya mungkin sudah sering melihat Ketut Jingga pada awal-awal saya bertugas di Buleleng, namun perhatian pada lelaki itu menajdi lebih lekat ketika ia saya lihat membawa grantang di Mapolres Buleleng, sebagaimana yang saya ceritakan di awal tulisan ini.

Seorang polisi saat itu mengatakan bahwa Ketut Jingga memang sengaja menaruh grantangnya di lobi Mapolres agar para polisi bisa memukulnya di saat-saat istirahat. Sesekali Jingga akan datang ke lobi itu, lengkap dengan pakaian adat, lalu duduk di belakang grantang, memukulnya sambil senyum-senyum sendiri. Jika ada polisi yang berniat belajar, ia tak segan mengajarinya dengan sabar.

Jingga memang sudah sempat menaruh grantang di lobi Mapolres itu beberapa bulan sebelumnya, namun grantang itu diambil kembali karena mengganggap suara bumbungnya sudah tak bagus lagi. Setelah diperbaiki, grantang itu dibawa kembali ke Mapolres. Atau mungkin saja grantang yang dibawa itu memang grantang baru, karena Jingga juga dikenal sebagai pembuat grantang yang piawi.

Apakah Mapolres memang memesan grantang untuk ditaruh di lobi?

Dari seseorang saya mendengar bahwa grantang di lobi itu adalah inisiatif Ketut Jingga sendiri yang kemudian disetujui oleh pihak Mapolres. Mungkin maksud Ketut Jingga tak sepenuhnya berniat berdagang, namun pihak Polres memberi dia penghargaan dengan membayar grantang itu dengan jumlah yang layak.   

Saya menduga Ketut Jingga punya niat mulia untuk memasyarakatkan tabuh-tabuh joged untuk semua lapiran masyarakat. Ia ingin semua orang bisa megambel joged, sehingga musik bambu terdengar bukan hanya di desa-desa, melainkan juga di kantor-kantor. Jika pun kemudian ia mendapat bayaran, itu hal yang sah.

Dugaan saya makin kuat ketika saya menyadari kemudian bahwa hampir di setiap lobi di kantor-kantor pemerintahan di Buleleng terdapat grantang milik Ketut Jingga, termasuk di lobi Kantor Bupati. Jingga menaruh grantang itu di lobi, ada yang karena memang dipesan oleh kepala kantor, ada yang ditaruh dengan inisiatif sendiri, meski mungkin saja empunya kantor tak menginginkannya.

Hampir setiap hari Ketut Jingga keliling naik motor. Secara bergiliran ia singgahi kantor-kantor itu, untuk sekadar menengok grantangnya di lobi kantor. Jika tak ada yang memainkannya, ia sendiri memainkannya. Atau, jika ada pegawai pada jam istirahat iseng-iseng memainkannya, ia akan senang melihatnya, bahkan ikut membagi ilmu megambel joged.

Maka, tidak heran jika pada masa-masa itu ketemu seseorang naik motor, berpakaian adat, kadang dengan udeng prada seperti penabuh joged yang sedang pentas, dia dipastikan adalah Ketut Jingga. Mungkin ia sedang membawa pesanan grantang di rumah seseorang, mungkin juga grantang itu bakal ditaruh dengan cuma-cuma di lobi sebuah kantor.

***

Saya beberapa kali bertemu Ketut Jingga, terutama di Kantor Bupati atau pada acara-acara seni di Buleleng. Ia memang punya komitmen besar untuk melestarikan kesenian joged bumbung. Di desanya di Sari Mekar, ia juga mengasuh sekaa joged bumbung, selain juga di desa-desa lain di Buleleng dan di luar Buleleng.

Tercatat 33 sekeha seni joged se-Bali telah dibinanya.  “Penghargaan sudah banyak, hanya satu penghargaan yang belum diraih, yakni Dharma Kusuma Propinsi Bali. Sudah tiga kali bapak mengajukan,” kata Adya..

Ketika merebak joged porno yang mengundang polemik berkepanjangan, Ketut Jingga termasuk seniman yang marah besar terhadap berkembangnya joged porno, baik di Buleleng maupun di kabupaten lain di Bali. Selain memberi pesan kepada sekaa joged yang dibinanya, ia juga menolak dengan cara terus-menerus memperkenalkan joged asli, sebagaimana pada awalnya diciptakan di Bali Utara.

Kata-kata yang sering ia ucapkan adalah, “Ngegol joged itu ke samping, bukan ke depan angkuk-angkuk!”

Berbagai pengalaman dan penghargaan sudah diterimanya dalam upaya melestarikan Joged Bumbung. Namun, kini sang “pembonceng rindik” ini sudah berpulang. Menurut rencana, jenasah akan di aben pada tanggal 17 Maret 2020 di Setra Runuh, Sukasada. [T]

Tags: bulelengin memoriamjoged bumbungSeni
Previous Post

Nyepi, Belajar pada Belalang “Makules”

Next Post

“Menunggangi” Winasa Adalah Konyol – [Catatan Kecil Jelang Pilkada Jembrana]

Made Adnyana Ole

Made Adnyana Ole

Suka menonton, suka menulis, suka ngobrol. Tinggal di Singaraja

Next Post
“Menunggangi” Winasa Adalah Konyol – [Catatan Kecil Jelang Pilkada Jembrana]

“Menunggangi” Winasa Adalah Konyol – [Catatan Kecil Jelang Pilkada Jembrana]

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Krisis Literasi di Buleleng: Mengapa Ratusan Siswa SMP Tak Bisa Membaca?

by Putu Gangga Pradipta
May 11, 2025
0
Masa Depan Pendidikan di Era AI: ChatGPT dan Perplexity, Alat Bantu atau Tantangan Baru?

PADA April 2025, masyarakat Indonesia dikejutkan oleh laporan yang menyebutkan bahwa ratusan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Buleleng,...

Read more

Animal Farm dalam Interpretasi Pemalsuan Kepercayaan

by Karisma Nur Fitria
May 11, 2025
0
Animal Farm dalam Interpretasi Pemalsuan Kepercayaan

PEMALSUAN kepercayaan sekurangnya tidak asing di telinga pembaca. Tindakan yang dengan sengaja menciptakan atau menyebarkan informasi tidak valid kepada khalayak....

Read more

Enggan Jadi Wartawan

by Edi Santoso
May 11, 2025
0
Refleksi Hari Pers Nasional Ke-79: Tak Semata Soal Teknologi

MENJADI wartawan itu salah satu impian mahasiswa Ilmu Komunikasi. Tapi itu dulu, sebelum era internet. Sebelum media konvensional makin tak...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co