12 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Bukan Persoalan Jiwa Pramuka Semata – [Tanggapan Untuk Tulisan “Pembina Pramuka”]

Eka PrasetyabyEka Prasetya
March 5, 2020
inOpini
Bukan Persoalan Jiwa Pramuka Semata – [Tanggapan Untuk Tulisan “Pembina Pramuka”]

Ilustrasi diolah dari sumber gambar di Google

62
SHARES

Ini adalah tulisan serius. Maka siapkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membaca tulisan ini.

SEBENARNYA saya sangat jarang menulis opini yang panjang dan serius. Tapi, membaca tulisan berjudul Pembina Pramuka Belum Tentu Berjiwa Pramuka yang ditulis sejawat saya Kardian Narayana, membuat saya terpelatuk.

Sebenarnya Kak Kardian – atau saya harus menyebutnya Kak Cotek? – ada permasalahan yang lebih fundamental di Gerakan Pramuka. Bukan persoalan jiwa pramuka semata, sebagaimana yang dipaparkan di tulisan kakak.

Saya tahu Kak Cotek sudah hiatus dari Gerakan Pramuka selama lima tahun terakhir. Begitu pula dengan saya. Meski saya hiatus, tapi ada kabar-kabar terbaru yang juga membuat hati ini merasa terenyuh.

Kok Cotek mungkin tahu, dalam 6 bulan terakhir, ada beberapa hal yang menjadi highlight di Gerakan Pramuka. Pertama, proses pendidikan dan pembinaan yang dianggap masih identik dengan perploncoan. Hal ini bahkan jadi bulan-bulanan di sebuah fans page shit posting yang menjadikan aktivitas pramuka sebagi bahan utama.

Kontroversi tepuk kafir saat Kursus Mahir Lanjutan (KML). Miskordinasi pengelolaan aset Gerakan Pramuka yang jadi topik seksi di media nasional. Akun twitter Gerakan Pramuka yang diduga mengunggah twit yang tidak patut. Hingga tragedi yang terjadi di Jogjakarta.

Khusus  peristiwa terakhir, menjadikan Gerakan Pramuka sebagai sebuah kegiatan yang memiliki citra buruk di mata masyarakat umum. Nggakpercaya? Buka saja google. Lalu gunakan kata kunci pramuka. Cek sendiri, hasil pencarian seperti apa yang akan muncul.

Jadi begini Kak Cotek. Di Gerakan Pramuka ada sebuah masalah yang fundamentalis. Terkait pembinaan peserta didik maupun pendidikan bagi pramuka dewasa.

Menilik insiden yang terjadi di Jogjakarta, setidaknya ada dua hal yang luput. Pertama, pembinaan peserta didik dan ketersediaan pembina di sebuah gugus depan. Kedua, pendidikan bagi pramuka (termasuk pramuka dewasa) yang belum paripurna.

* * *

Mari kita bicara dari poin pertama. Pembinaan peserta didik dan ketersediaan pembina di sebuah gugus depan. Mari kita buka kembali Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 231 Tahun 2007 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Gugus Depan Gerakan Pramuka. Selanjutnya aturan ini saya sebut sebagai Jukran Gugus Depan.

Dalam Jukran Gugus Depan, secara tegas disebutkan bahwa seorang pembina idelanya membawahi satu pasukan pengalang yang idealnya terdiri atas 24-32 orang pramuka penggalang. Faktanya di banyak gugus depan, satu pasukan penggalang bisa terdiri atas 40 orang pramuka penggalang atau lebih. Baiklah, mari kita toleransi di angka maksimal 40 orang saja.

Dalam petunjuk yang sama pula, disebutkan secara tegas bahwa sebuah pasukan penggalang dipimpin oleh seorang pembina. Pembina ini, didampingi tiga orang pembantu. Artinya, setidaknya ada 4 orang ahli yang mendampingi 40 orang pramuka penggalang.

Berkaca dari tragedi yang terjadi di Jogjakarta, tercatat ada 249 orang peserta didik yang ikut kegiatan susur sungai. Jika bicara rasio ideal, maka setidaknya ada 8 orang pembina dan 17 orang pembantu pembina yang seharusnya mendampingi.

Faktanya hanya ada 4 orang pembina yang mendampingi peserta didik mengikuti kegiatan. Sebab seorang pembina lainnya menunggu di garis akhir, seorang lainnya menunggu di sekolah, dan seorang lainnya izin di tengah kegiatan dengan alasan akan mentransfer uang.

Itu kondisi di Jogjakarta. Wilayah yang relatif dekat dengan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka sebagai pusat pengendali kebijakan kepramukaan, ternyata belum ideal dengan jumlah pembina dan pembantu pembina.

Bagaimana dengan Bali? Terlebih lagi Buleleng? Kak Cotek sebagai seorang pramuka yang sudah mengantongi sertifikat Kursus Mahir Dasar (KMD) – terlebih lagi sempat membina pasukan penggalang di sebuah gugus depan hingga juara – pasti sudah tahu jawabannya.

* * *

Sekarang mari kita bicara poin kedua. Pendidikan bagi pramuka (termasuk pramuka dewasa) yang belum paripurna. Belum paripurna ini, maksud saya adalah belum selaras.

Mengapa saya sebut begitu? Sebab ada petunjuk penyelanggaraan pendidikan yang belum selaras dalam proses pendidikan. Utamanya soal manajemen risiko dalam kegiatan.

Mari kita melihat proses pembinaan pramuka-pramuka yang menempuh Kursus Mahir Dasar (KMD), sebelum Keputusan Kwarnas Nomor 048 Tahun 2018 tentang Sistem Pendidikan dan Pelatihan Kepramukaan (selanjutnya saya sebut Jukran Sisdiklat 2018) disahkan.

Dalam proses kursus, peserta kursus pasti ditekankan melakukan proses pendidikan dengan cara kreatif, rekreatif, dan edukatif. Serta melalui kegiatan yang menyenangkan, menarik, menantang, dan tidak menjemukan.

Bila berkaca dengan tragedi susur sungai yang terjadi di Jogjakarta, pembina sebenarnya sudah mengadopsi prinsip tersebut. Kreatif, rekreatif, edukatif, menyenangkan, menarik, menantang, dan tidak menjemukan. Tapi ada satu prinsip yang dilupakan, bahwa kegiatan itu sebisa mungkin minim resiko kecelakaan dan aman dari bencana.

Pembina-pembina yang lulus KMD sebelum Jukran Sisdiklat disahkan, kebanyakan tidak dibekali dengan pendidikan manajemen resiko. Padahal sejak 2007 sudah ada Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 227 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Kebijakan Manajemen Risiko dalam Gerakan Pramuka – selanjutnya saya sebut Jukran Manajemen Risiko.

Anehnya lagi dalam Jukran Sisdiklat 2018, pendidikan manajemen risiko juga tidak dimasukkan dalam KMD. Pendidikan ini hanya dimasukkan saat Kursus Mahir Lanjutan (KML) dengan durasi 4 jam pelajaran.

Padahal, banyak peserta didik yang dibina oleh pembina yang bermodalkan sertifikat KMD saja. Yang artinya juga, pembina tersebut belum memiliki pemahaman soal manajemen risiko. Bagaimana mungkin seorang pembina yang tidak dibekali pendidikan manajemen risiko, bisa menciptakan kegiatan yang menyenangkan, menarik, menantang, minim risiko, dan aman bencana?

Oh ya, bicara soal KMD pula, sudah rahasia umum kalau guru-guru yang ikut KMD, sudah hampir pasti lulus kursus. Meskipun mereka belajarnya malas-malasan. Selama presensi penuh, sertifikat kursus hampir pasti di tangan. Jadi tidak heran banyak pembina yang membina sekadarnya saja. Saya yakin, Kak Cotek, sudah paham soal ini.

* * *

Lalu, apa persoalannya dengan jiwa pramuka? Untuk hal yang satu ini, tidak perlu kita melihat contoh jauh-jauh di Jogjakarta.

Saya dan Kak Cotek kansudah lama berkegiatan pramuka di Bali. Bahkan Kak Cotek lebih intens. Tahun-tahun belakangan juga kita dekat dengan kegiatan pramuka di Buleleng.

Mari kita lihat di personalia Kwarcab Buleleng. Berapa banyak yang sudah KMD? Berapa banyak yang sudah KML? Berapa banyak yang sudah ikut kursus pengelolaan kwartir? Berapa pamong saka yang sudah ikut kursus pamong? Ada instruktur saka yang sudah pernah ikut kursus instruktur saka? Saya rasa Kak Cotek sudah tahu jawabannya.

Apakah mereka tidak berjiwa pramuka? Apakah senior-senior Kak Cotek yang kini menjadi pengurus kwartir dan pamong saja tidak berjiwa pramuka? Saya rasa tidak. Jiwa mereka sudah pasti pramuka. Kalau tidak berjiwa pramuka, mana mungkin ditunjuk mengurus manajemen kwartir.

Oh ya, satu lagi soal jiwa pramuka. Saat kita berbincang-bincang belum lama ini, seorang yang berjiwa pramuka, sudah pasti mengusahakan diri melengkapi pengetahuan kepramukaan mereka melalui kursus atau pendidikan.

Sebagai seorang lulusan KMD, apakah Kak Cotek sudah pernah ikut kursus atau pelatihan atau setidaknya pelajaran manajemen risiko? Pernah ikut kursus keterampilan kepramukaan? Pernah ikut kursus penerapan metode? Pernah ikut KML. Kalau belum, apakah Kak Cotek bisa disebut termasuk yang tidak berjiwa pramuka?

Saya rasa, Kak Cotek sudah tahu jawabannya. Kalau saya menyebut seorang mantan Ketua Dewan Kerja Cabang (DKC) yang juga jebolan KMD Pusdiklat Kwarda Bali sebagai orang yang tidak berjiwa pramuka, kok ya keterlaluan. [T]

Tags: pramuka
Previous Post

Puisi, Memoar, dan Kisah-Kisah yang Tak Terungkapkan

Next Post

Dramatari Arja : Sekilas Perkembangan, Struktur dan Pakem Style Singapadu

Eka Prasetya

Eka Prasetya

Menjadi wartawan sejak SMA. Suka menulis berita kisah di dunia olahraga dan kebudayaan. Tinggal di Singaraja, indekost di Denpasar

Next Post
Dramatari Arja : Sekilas Perkembangan, Struktur dan Pakem Style Singapadu

Dramatari Arja : Sekilas Perkembangan, Struktur dan Pakem Style Singapadu

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Krisis Literasi di Buleleng: Mengapa Ratusan Siswa SMP Tak Bisa Membaca?

by Putu Gangga Pradipta
May 11, 2025
0
Masa Depan Pendidikan di Era AI: ChatGPT dan Perplexity, Alat Bantu atau Tantangan Baru?

PADA April 2025, masyarakat Indonesia dikejutkan oleh laporan yang menyebutkan bahwa ratusan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Buleleng,...

Read more

Animal Farm dalam Interpretasi Pemalsuan Kepercayaan

by Karisma Nur Fitria
May 11, 2025
0
Animal Farm dalam Interpretasi Pemalsuan Kepercayaan

PEMALSUAN kepercayaan sekurangnya tidak asing di telinga pembaca. Tindakan yang dengan sengaja menciptakan atau menyebarkan informasi tidak valid kepada khalayak....

Read more

Enggan Jadi Wartawan

by Edi Santoso
May 11, 2025
0
Refleksi Hari Pers Nasional Ke-79: Tak Semata Soal Teknologi

MENJADI wartawan itu salah satu impian mahasiswa Ilmu Komunikasi. Tapi itu dulu, sebelum era internet. Sebelum media konvensional makin tak...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co