2 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Kekerasan dan Kepiluan dalam Realita Sosial – Ulasan Buku Kumpulan Cerpen “Begal”

Eka Pradnya DewibyEka Pradnya Dewi
January 30, 2020
inUlasan
Kekerasan dan Kepiluan dalam Realita Sosial – Ulasan Buku Kumpulan Cerpen “Begal”
33
SHARES

Sastra menurut Mursal Esten merupakan pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia dan mayarakat melalui bahasa sebagai medium dan memiliki efek yang positif terhadap kehidupan manusia. Sastra sudah berkembang sejak dulu. Ada berbagai jenis sastra yang berkembang, mulai dari sastra lisan sampai sastra tulis.

Sebuah karya sastra tidak dapat terpisahkan dari kehidupan sosial masyarakat. Salah satu karya sastra adalah cerpen. Cerpen memiliki pengertian salah satu ragam dari jenis prosa (Kbbi, 2007: 211). Sesuai namanya cerpen merupakan cerita pendek dan merupakan suatu kebulatan ide. Cerpen ditulis berdasarkan kenyataan kehidupan atau berkaitan dengan kehidupan.

Dengan berkembangnya jaman, cerpen tidak hanya menggunakan bahasa Indonesia tapi banyak cerpen yang sudah menggunakan bahasa daerah. Salah satunya cerpen yang berhasa Bali. Banyak penulis-penulis yang sudah membuat suatu karya cerpen menggunakan Bahasa Bali seperti Dewa Putu Ayu Carma Citrawati, IBW Widiasa Keniten, IDK Raka Kusuma, Made Sanggra, dan masih banyak lagi.

Begal demikianlah judul Buku I Dewa Nyoman Raka Kusuma atau lebih dikenal IDK Raka Kusuma (2012). Buku ini memuat kumpulan cerpen berbahasa Bali yang terdiri dari 20 cerpen yang ditulis selama rentang waktu 2010-2011. Begal tidak hanya menceritakan tentang kekerasan fisik yang dialami seseorang, namun lebih dari itu. begal menceritakan tentang bagaimana kehidupan masyarakat yang penuh dengan kebencian, penuh dengan kemarahan, penuh dengan kekerasan psikis. Kekerasan seperti ini yang terkadang meninggalkan trauma yang pada akhirnya menjadi dendam. Wujud kekerasan dan kemarahan itu bisa dikeluarkan dalam berbagai bentuk, mulai dari perampokan, pembunuhan, sampai kekerasan politik.

Begal menceritakan tentang bagaimana kehidupan masyarakat yang penuh dengan politik yang berkaitan dengan PKI pada tahun 1965. Bagaimana kehidupan masyarakat yang pada saat itu harus berpisah dengan keluarga, dikucilkan dalam masyarakat, diusir dari desa kelahirannya. Hal ini dapat kita lihat dari beberapa cerita dalam cerpennya yang berjudul “Ogoh-ogoh”, “Kota Palekadan”, “Wak Jum”.

“Ogoh-ogoh” menceritakan tentang tokoh tiang (aku) yang terus dihina dan dicaci oleh masyarakat desa sebagai keturunan Gerwani atau PKI. Namun tokoh aku tidak marah, ia berusaha memendam rasa marahnya itu. Karena apa yang dikatakan oleh masyarakat desa memang benar ibunya seorang gerwani, bapaknya seorang PKI. Hingga suatu ketika masyarakat membuat ogoh-ogoh raksasa bermuka manusia. Ogoh-ogoh raksasa tersebut memiliki wajah yang mirip dengan tokoh aku. Karena tidak tahan dan merasa selalu dihina, diapun marah dan meminta anak buahnya untuk membakar ogoh-ogoh tersebut. Belum sempat melakukan, masyarakat mengetahui terlebih dulu rencananya. Tokoh aku pun diminta pergi dari desa oleh anak buahnya karena masyarakat akan datang membakar rumahnya.

Cerpen “Ogoh-ogoh” ini memotret fenomena sosial yang terjadi di mayarakat berupa dendam seseorang karena terus dihina dan dicaci. Bagaimana seseorang dikucilkan oleh masyarakat karena orang tuanya seorang gerwani dan PKI. Hal ini dapat kita lihat dalam petikan

“Teken krama banjare pang kuda kaden suba tiang temahe. Pang kuda kaden tiang sikut kopingina aji pisuna. Luire : tendas keleng, tendas peletan, tendas kawah, tendas kacut, tendas plunger…………… (hal. 11)”

Terjemahannya: “Oleh warga banjar, entah sudah berapa kali saya dimaki. Entah berapa kali saya dikata-katai dengan makian. Antara lain: tendas keléng, tendas pelétan, tendas kawah, tendas kancut, tendas plunger……”

Dikucilkan, cacian, sudah sering kita lihat dalam mayarakat. Tidak hanya dulu, hingga kini hal itu sering terjadi hanya karna politik semata. Selain cerpen “Ogoh-ogoh”, pengarang juga menuliskan cerita serupa dalam beberapa cerpennya yaitu cerpen “Kota Palekadan” dan “Wak Jum”

“Kota Palekadan”, menceritakan tiang (aku) yang masih berusia 12 tahun menyaksikan sendiri orang tuanya dibunuh oleh sepuluh orang namun hanya delapan orang yang ia tahu karena dianggap PKI. Tokoh aku kemudian dibawa oleh Pak Moril ke Badung karna pak moril takut jika tokoh aku berada di rumahnya membuat ia juga dianggap PKI. tokoh aku di titipkan di rumah saudaranya yang merupakan  orang PNI. Disana tokoh aku diangkat sebagai anaknya. Dengan diangkat sebagai anak, memungkinkan ia bisa melakukan apa saja. ia bisa menyewa pembunuh bayaran untuk balas dendam kepada orang yang membunuh orang tuanya.

Dan yang terakhir, “Wak Jum” menceritakan tentang Wak Jum dan kedua orang tuanya yang diusir oleh sanak saudaranya karena tidak mau masuk dalam PKI. Tokoh tiang (aku) selalu bertanya tanya kepada ayahnya dan Wak Jum kenapa PKI melakukan hal seperti itu, namun jawabannya selalu sama. Hingga suatu hari ayah tokoh tiang (aku) yang merupakan orang PNI dicari oleh orang-orang PKI. Disana Wak Jum melawan orang-orang PKI hingga semuanya lari. Wak Jum ingin mencari pemimpin PKI itu, namun ayah tokoh aku tidak mengijinkan karena pemimpin PKI sakti kabinawa. Keesokan harinya terdengar kabar bahwa pemimpin PKI itu sudah meninggal. Namun tidak ada yang tau siapa yang telah membunuhnya.

Dalam kumpulan cerpen Begal dapat dianalisis menggunakan teori sastra sosiologi sastra. Menurut Kamus Besar Bahasa Indoneesia (1989 : 85 ), Sosiologi Sastra “merupakan pengetahuan tentang sifat dan perkembangan masyarakat dari atau mengenai sastra karya para kritikus dan sejarahwan yang terutama mengungkapkan pengarang yang dipengaruhi oleh status lapisan masyarakat tempat ia berasal, ideologi politik dan sosialnya, kondisi ekonomi serta khalayak yang ditujunya. Dalam cerpen “Ogoh-ogoh”, “Kota Palekadan”, dan “Wak Jum” dapat kita lihat bagaimana kehidupan masyarakat pada jaman PKI. Seperti dalam cerpen ogoh-ogoh yang harus mendapatkan hinaan, cacian, dari masyarakat, serta dalam Kota Palekadan dan wak Jum bagaimana seseorang yang harus berpisah dengan keluarganya hanya karna berbeda politik dan tuduhan masyarakat.

Dari ketiga cerpen ini, adanya persamaan dalam pemilihan tema yang kita dapat dilihat bagaimana kerasnya kehidupan masyarakat yang dipengaruhi oleh politik pada jaman PKI. Banyak terjadi konflik dalam masyarakat yang menyebabkan terjadinya perpecahan. Pembunuhan yang dilakukan tanpa memandang siapa dia. Walaupun dia benar atau salah. Hal ini dapat kita lihat dari petikan cerpen tersebut. Hal ini sudah biasa terjadi pada jaman PKI. [T]

Tags: BukuCerpensastra bali modern
Previous Post

Ketika Para Guru Besar Menari di Bulan Menari ISI Denpasar

Next Post

Pulau Cuntaka: Selingkuh, Gantung Diri, Buang Bayi…

Eka Pradnya Dewi

Eka Pradnya Dewi

Ni Putu Eka Pradnya Dewi, lahir di Padangan 2 April 1998. Mahasiswi STAHN Mpu Kuturan Singaraja ini sejak kecil dekat dengan aroma kopi, karena tumbuh di tengah tengah keluarga yang jatuh cinta pada kopi. Pupuan, Pradnya, dan kopi tak bisa dipisahkan. Maka sambil menyeruput kopi, Pradnya mencoba rutinitas barunya: membaca.

Next Post
Pulau Cuntaka: Selingkuh, Gantung Diri, Buang Bayi…

Pulau Cuntaka: Selingkuh, Gantung Diri, Buang Bayi…

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more

Google Launching Veo: Antropologi Trust Issue Manusia dalam Postmodernitas dan Sunyi dalam Jaringan

by Dr. Geofakta Razali
June 1, 2025
0
Tat Twam Asi: Pelajaran Empati untuk Memahami Fenomenologi Depresi Manusia

“Mungkin, yang paling menyakitkan dari kemajuan bukanlah kecepatan dunia yang berubah—tapi kesadaran bahwa kita mulai kehilangan kemampuan untuk saling percaya...

Read more

Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

by Made Chandra
June 1, 2025
0
Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

PERNAHKAH kita berpikir apa yang membuat sebuah foto begitu bermakna, jika hari ini kita bisa mereproduksi sebuah foto berulang kali...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu
Panggung

Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu

HUJAN itu mulai reda. Meski ada gerimis kecil, acara tetap dimulai. Anak-anak muda lalu memainkan Gamelan Semar Pagulingan menyajikan Gending...

by Nyoman Budarsana
June 1, 2025
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co