2 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Cerita di Balik Bunuh Diri

Putu Arya NugrahabyPutu Arya Nugraha
January 17, 2020
inEsai
Saat Raga Sakit, Biarkan Pikiran Tetap Sehat –Cerita Tentang Pasien Cuci Darah
104
SHARES

“Lebih baik padam daripada pudar.” (Kurt Cobain-Nirvana)

Dalam surat yang ditinggalkannya sebelum bunuh diri, Kurt Cobain menuliskan sebaris lirik lagu penyanyi lain dari Canada, Neil Young berjudul Hey Hey, My My (Into the Black), yaitu “It’s better to burn out than to fade away.” Saat itu, di tahun 1994 yang menggemparkan dunia karena tindakan bunuh dirinya, band grunge asal Seattle, Nirvana, di mana Kurt Cobain sebagai vokalis dan gitarisnya, adalah band yang sedang berada pada puncak popularitasnya. Lagu-lagunya, dari hari ke hari, merajai tangga-tangga lagu radio di seluruh dunia.

Mereka menjual puluhan juta album rekaman dan dibanjiri tawaran manggung di sana sini. Lalu ada apa dengan Kurt? Mestinya ia bergelimang harta dan ketenaran. Dipuja di mana-mana. Sayang sekali, itu semua tak membuatnya bahagia, ia depresi berkepanjangan dan kian dalam. Lalu menemukan terapinya sendiri, menjejalkan peluru senapan laras panjang ke dalam kepalanya. Ketimbang menikmati cemerlang kesuksesannya, Kurt memilih terbenam dalam mimpi buruk tentang ketenarannya yang pasti akan meredup. Siapa bilang bunuh diri karena kemiskinan dan kegagalan?

Tak sedikit orang lalu mengaitkan bunuh diri yang dilakukannya karena kerapuhan jiwa seorang Kurt Cobain lantaran kegemarannya menggunakan narkoba. Cukup mudah memahami efek narkoba terhadap mental pemakainya, ia memang memberi risiko lebih besar kepada seseorang untuk mengambil tindakan bunuh diri. Namun demikian, tak terhitung artis-artis lain yang juga adiksi namun tak sampai bunuh diri. Band metal Motley Crue misalnya, oleh majalah Rolling Stones bahkan diberikan predikat sebagai band yang “More sex, drugs dan rock n’roll”.

Hingga kini mereka tetap tenar, kaya dan bahagia. Fenomena bunuh diri menjadi kian berkabut untuk dipahami. Apalagi jika kita pernah mendengar seseorang yang bernama Santo Maximilian Kolbe. Ia menyerahkan nyawanya, hayatnya untuk diakhiri sebagai salah seorang martir paling masyur sepanjang sejarah manusia. Berkat pengorbanannya yang melampaui kekuatan hati setiap manusia, ia pun telah dinobatkan menjadi orang suci. Ia “bunuh diri” dengan menyerahkan nyawanya sebagai pengganti tahanan Yahudi yang akan dieksekusi oleh NAZI. Serupa tapi tak sama, bunuh diri yang didasari doktrin atas sebuah keyakinan radikal juga banyak terjadi dalam bentuk bom bunuh diri. Pengikut kelompok keyakinan radikal seperti Jemaah Islamiyah atau ISIS, telah melakukan aksi bunuh diri yang jumlahnya tak terhitung di seluruh dunia.

Pekan ini, masyarakat Bali dikagetkan oleh berita kasus bunuh diri yang dilakukan oleh seorang dokter, wanita berusia 30 tahun. Motif peristiwa yang menyedihkan ini masih dalam penyelidikan. Namun demikian, kasus bunuh diri yang dilakukan oleh seorang dokter dianggap sangat langka bahkan dianggap tak mungkin terjadi.

Kenapa? Sebab profesi ini memang dikaitkan dengan profil orang-orang yang sangat dekat dengan kesehatan, fisik maupun mental. Tak hanya mendalami ilmu kesehatan/medis, seorang calon mahasiswa pun telah menjalani test psikologi saat mau masuk sekolah kedokteran. Ini cukup ketat, mengingat, mirip seperti tentara yang memegang senapan pembunuh atau pilot yang menentukan keselamatan hidup orang banyak, seorang dokter pun boleh dikata punya otoritas “memegang nyawa” orang lain. Maka seorang dokter wajib hukumnya memiliki fisik dan mental yang sehat. Ini pun sesuai dengan riset yang mengaitkan pemicu bunuh diri terbanyak yaitu keadaan depresi dengan tingkat pendidikannya.

Data Riset Kesehatan Dasar Kementrian Kesehatan 2018 menunjukkan, latar belakang pendidikan penderita depresi beragam, paling banyak mereka yang tak pernah mengenyam bangku pendidikan (8,2 persen) dan mereka yang tidak tamat SD atau MI (8,1 persen). Dilihat dari latar belakang ekonomi, mayoritas dari mereka tidak bekerja (8,1 persen) dan nelayan (6,9 persen). Maka kasus bunuh diri yang dilakukan oleh dokter tersebut memang menjadi tak mewakili kecenderungan umum ini. Namun begitulah, tak ada yang absolut dalam fenomena biososial, semuanya terikat oleh hukum statistik yang selalu memberi peluang akan kemungkinan terkecil sekalipun.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), Provinsi Bali menempati kasus bunuh diri tertinggi ketiga di Indonesia, setelah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Jelas ini harus menjadi perhatian kita bersama untuk mencegahnya. Seorang kawan, dokter ahli jiwa (psikiater) dr Sri Diniari SpKJ, memberi saran yang sangat praktis akan hal ini. Tak hanya kesehatan fisik, kesehatan mental pun sudah harus kita bangun sejak masa kanak-kanak. Selama ini kita lebih terpusat membangun fisik mereka dengan kegiatan olah raga. Bagaiman menempa mental mereka? Rupanya bukan hal yang sulit untuk melakukannya.

Menurutnya, kita bahkan dapat mulai dengan hal-hal kecil yang selama ini kita sering lewatkan dan kurang disadari. Ia menyebutnya sebagai “imunisasi mental”. Latih kemandirian, latih keterampilan hidup dasar anak-anak kita seperti mencuci baju, piring, nyapu dan lain-lain. Perlu dilatih juga untuk pulang pergi kesuatu tempat sendiri. Faktanya anak-anak sekarang sudah gede pun boboknya masih sama orang tuanya atau baru mau ikut kegiatan masa orientasi sekolah (MOS) dibuatkan surat sakit karena kasihan kalau nanti kecapekan. Bahkan cuma karena bertengkar kecil saja, namanya dunia anak-anak, mamaknya yang maju. Sikap dan tindakan orang tua yang “terlalu menyayangi” ini kelak dapat melemahkan sistem imun mental dan jiwa mereka ketika sudah menjadi besar dan dewasa.

Sepertinya saran sejawat saya tersebut mirip sekali dengan gagasan mendidik anak yang terdapat dalam kitab Nitisastra. Ayah saya pun sangat sering mengutip sloka 3.18 yang aslinya berbunyi : laalayet panca varsani, dasa varsani taadyet, praapte to sodase varse, putram mitravadaacaret. Terjemahannya: “Asuhlah anak dengan memanjakannya sampai berumuh lima tahun, berikanlah “hukuman” (maksudnya pendidikan disiplin) selama sepuluh tahun berikutnya. Kalau ia sudah dewasa (maksudnya sejak remaja) didiklah dia sebagai teman”. Dan tentu artinya, saat mereka sudah berumah tangga, mereka harus dilepaskan memilih jalan kehidupan mereka bersama pasangannya, tak semestinya kita campuri lagi. Yakinilah, suatu hari mereka akan berkunjung bersama cucu-cucu kita dalam ceria dan bahagia, bukan dalam kemuraman duka. [T]

Tags: bunuh diridokterPsikologi
Previous Post

Orang Nusa Penida Sebut “Ke Bali”, Kekeliruan Geografis atau Merasa Tak Bagian dari Bali?

Next Post

Catatan Awal Tahun Teater Kalangan: Diri Sebagai Ulat dan Memorinya

Putu Arya Nugraha

Putu Arya Nugraha

Dokter dan penulis. Penulis buku "Merayakan Ingatan", "Obat bagi Yang Sehat" dan "Filosofi Sehat". Kini menjadi Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah Buleleng

Next Post
Catatan Awal Tahun Teater Kalangan: Diri Sebagai Ulat dan Memorinya

Catatan Awal Tahun Teater Kalangan: Diri Sebagai Ulat dan Memorinya

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more

Google Launching Veo: Antropologi Trust Issue Manusia dalam Postmodernitas dan Sunyi dalam Jaringan

by Dr. Geofakta Razali
June 1, 2025
0
Tat Twam Asi: Pelajaran Empati untuk Memahami Fenomenologi Depresi Manusia

“Mungkin, yang paling menyakitkan dari kemajuan bukanlah kecepatan dunia yang berubah—tapi kesadaran bahwa kita mulai kehilangan kemampuan untuk saling percaya...

Read more

Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

by Made Chandra
June 1, 2025
0
Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

PERNAHKAH kita berpikir apa yang membuat sebuah foto begitu bermakna, jika hari ini kita bisa mereproduksi sebuah foto berulang kali...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu
Panggung

Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu

HUJAN itu mulai reda. Meski ada gerimis kecil, acara tetap dimulai. Anak-anak muda lalu memainkan Gamelan Semar Pagulingan menyajikan Gending...

by Nyoman Budarsana
June 1, 2025
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co