Fenomena gerhana matahari merupakan fenomena alam yang terjadi setiap 6 bulan sekali. Fenomena ini merupakan fenomena alam yang diakibatkan oleh sejajarnya sumbu putar antara posisi matahari, bulan dan bumi. Gerhana matahari selalu terjadi di saat bulan baru atau orang bali meneybutnya dengan tilem. Gerhana tidak selalu terjadi tiap bulan, karena posisi orbit bulan mengelilingi bumi miring dengan membentuk sudut sebesar 50 dengan bidang ekliptika.
Normalnya dalam 1 tahun bumi akan mendapatkan 4 fenomena alam yang berkaitan dengan bulan, yaitu 2 kali gerhana matahari dan 2 kali gerhana bulan. Namun tidak semua gerhana ini bisa di lihat di tempat yang sama hal ini diakbitakna oleh posisi rotasi bumi ang bervariasi. Selain itu, gerhana baik bulan maupun matahari tidak selalu dalam keadaan total. Gerhana matahari dapat dilihat dalam keadaan gerhana matahari total (saat Bulan tampak lebih besar daripada Matahari) dan cincin (saat Bulan tampak lebih kecil dari Matahari).
Saat gerhana total, Bulan sepenuhnya menutupi cakram Matahari dan korona surya, yang bisa diamati dengan mata telanjang dari Bumi. Karena jarak antara Matahari dan Bulan meningkat secara perlahan dari waktu ke waktu,diameter sudut Bulan mengalami penurunan. Selain itu, karena Matahari berevolusi menjadi raksasa merah, ukuran Matahari dan diameter tampaknya di langit juga meningkat secara perlahan. Perpaduan kedua fenomena ini membuktikan bahwa ratusan juta tahun yang lalu, Bulan akan selalu menutupi Matahari ketika terjadinya gerhana matahari, dan mungkin tidak ada gerhana cincin yang terjadi pada saat itu. Demikian pula ratusan juta tahun yang akan datang, Bulan tak lagi menutupi Matahari sepenuhnya, dan gerhana matahari total tidak akan terjadi.
Tepat pada tanggal 26 Desember 2019 bayangan bulan baru (tilem) melewati sebagian besar wilayah indonesia bagian utara, seperti Aceh, Kalimantan dan Sulawesi. Pada tanggal tersebut gerhana yang terjadi adalah gerhana matahari cincin. Fenomena gerhana matahari cincin ini diakibatan oleh posisi bulan yang cenderung mendekat ke bumi sehingga dameter sudut matahari tidak sepenuhnya tertutup oleh diameter bulan.
Bali merupakan wilayah Indonesia bagian selatan bumi (berada di lintang selatan) maka fenomena gerhana matahari cincin tidak sepenuhnya dapat diamati oleh masyarakat di Bali. Namun pada saat fenomena ini terjadi kemungkinan akan terjadi gerhana matahari sebagian yang dapat diamati di Bali. Dengan menggunakan simulasi software astronomi dapat diprediksi bahwa magnitudo semu matahari (kecerahan ) yang diamati saat puncak gerhana matahari sebagian adalah sebesar -25,79 pada pukul 14.05 WITA. Waktu ini merupakan waktu terbaik untuk mengamati gerhana matahari sebagian yang ada di Bali.
Gerhana matahari sebagian ini bisa kita amati dengan aman dengan cara atau metode yang sederhana yaitu dengan menggunakan metode lubang jarum dengan menggunakan kertas karton. Proyeksikan pancaran gerhana Matahari pada lubang jarum, melalui sebuah mediasi kertas atau alat lainnya sehingga sebuah pantulan gerhana Matahari bisa terlihat dengan aman. Ambil sebuah kardus kosong, seperti kotak sepatu. Buat sebuah lubang pada kotak sebesar 2 sentimeter dengan pisau atau gunting, kemudian tutup dengan selembar kertas foil atau alumunium. Setelah lubang ditutup, lubangilah dengan sebuah jarum. Area ini digunakan untuk dihadapkan ke arah gerhana. Sedangkan pada sisi berlawanan, tambahlah bagian yang terproyeksi cahaya gerhana matahari dengan selembar kertas putih. Sedangkan untuk sisi bagian proyeksi tersebut, pengguna bisa melubanginya untuk melihat pantulan cahaya gerhana yang dipancarkan dari lubang jarum pada area kertas putih
Banyak kisah-kisah klenik yang melingkupi proses gerhana. Setiap negara memiliki kisah yang berbeda dalam interpretasi legenda gerhana. Seperti Bangsa Viking melihat sepasang serigala mengejar matahari atau bulan. Ketika salah satu dari serigala tersebut berhasil menangkap salah satunya, maka terjadilah gerhana. Menurut legenda Vietnam, gerhana terjadi karena seekor katak besar memakan bulan atau matahari. Di China, naga dipercaya memakan matahari sehingga menyebabkan gerhana.
Suku asli Pomo yang tinggal di utara Amerika memiliki cerita yang unik tentang penyebab gerhana bulan. Konon ceritanya ada seekor beruang yang mulai berkelahi dengan matahari dan menggigitnya. Maka terjadilah gerhana matahari. Menurut dongeng Inuit, dewi matahari, Malina pergi setelah bertengkar dengan dewa bulan, Anningan. Keduanya adalah saudara. Menurut legenda, gerhana matahari terjadi ketika Anningan berhasil mengejar saudarinya yang pergi menjauh. Menurut legenda Korea, ada sebuah dunia atau dimensi yang tidak memiliki cahaya. Raja dari dimensi tersebut mengirimkan anjing raksasanya yang bernama Bulgae untuk memburu matahari dan bulan untuk dibawa pulang ke dunianya. Bangsa yunani juga percaya bahwa gerhana sangat dipengaruhi oleh Helios (dewa matahari ) yang sedang marah.
Mitos yang tak kalah epiknya mengenai gerhana matahari adalah petikan kekawin Adi Parwa, mengisahkan sosok Kala Rau, raksasa yang menyamar menjadi Dewa sewaktu terjadinya pemutaran gunung Mandara Giri untuk memperoleh Tirta Amerta atau air suci keabadian. Dewa Wisnu yang mengetahui penyamaran Raksasa Kala Rau, seketika melepaskan panah saktinya. Kepala terpenggal dan bagian tubuh Kala Rau jatuh ke bumi, kemudian disimbolilasi menjadi lesung. Adapun kepalanya tetap melayang di angkasa, kemudian dipercaya menjadi penyebab terjadinya gerhana –yakni sewaktu raksasa Kala Rau berupaya menelan Dewi Ratih (Dewi Bulan).
Lalu apa hubunganya dengan musim bertunangan/ngidih yang terjadi di masyarakat Bali pada bulan Desember dengan Gerhana Matahari cincin?. Seperti diketahui bahwa bulan Desember 2019 – Januari 2020 ini merupakan sasih yang dipercaya oleh para masyarakat Hindu di Bali sebagai hari baik untuk melangsungkan upacara pertunangan (tukar cincin) sekaligus pernikahan. Selain itu juga pada bulan-bulan tersebut merupakan bulan liburan. Sehingga asumsinya makin banyak yang datang saat upacara perkawinan anda. Jadi tunggu apalagi, bagi yang punya pasangan dan yakin dengan pasangan anda segera tetapkan hati anda, mumpung gerhana akan tiba. [T]