2 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Once Upon A Time in Nepal [2] – Are you okay Sonia?

Kadek Sonia PiscayantibyKadek Sonia Piscayanti
December 6, 2019
inTualang
Once Upon A Time in Nepal [2] – Are you okay Sonia?

Kadek Sonia Piscayanti

82
SHARES

BACA JUGA:

  • Once Upon A Time in Nepal [1] – Haiku

_______

Hari keempat di Nepal adalah perjalanan ke Sarangkot, sebuah tempat yang terletak sangat terjal di atas bukit, 30 menit dari Pokhara. Perjalanan dengan Van berisi 13 orang terasa sedikit menegangkan karena jalan sempit, berbatu, berliku, sedikit macet dan berdebu. Namun siapapun yang ke Nepal sepertinya belum resmi ke Nepal jika belum ke Sarangkot. Apa yang diberikan di Sarangkot adalah sebuah pemandangan yang satu satunya di dunia yaitu pemandangan pegunungan yang indah dan ajaib serta pemandangan paragliding dari atas bukit.

Saya duduk di depan dengan yakin. Saya memiliki ekspektasi tinggi terhadap Sarangkot. Saya sangat bersemangat. Menemukan yang menarik dan terbaik. Saya duduk bersama Kunjar, seorang penulis dari Nepal. Ia juga adalah pemandu kami hari itu. Di belakang saya, ada Prof Alan Maley dari UK, Sarita Dewan, Motikala Subba Dewan, Maya Sujcha Rai dan Vishnu Rai dari Nepal, Phuong and Thuy dari Vietnam, Janpa dari Thailand, Drhuva dari India, Lanny Kristono and husband dari Indonesia. Cukup penuh. Tak ada ruang tersisa.

Van kami merangkak naik bukit Sarangkot yang berliku-liku dan tajam. Saya mulai tegang. Jalan sempit dengan berbatu batu, lekuk yang tajam dan beresiko, membuat saya harus sport jantung. Sesekali bus besar dari arah atas seperti hendak melahap Van kami bulat bulat. Sesekali saya berteriak kecil, semacam ‘owh no!’ sehingga kawan kawan di belakang spontan merespon “Are you okay Sonia?”

Lalu saya pura pura menjawab I am okay. Padahal mereka tahu saya cemas luar biasa. Perjalanan makin ke atas makin menegangkan. Sempat beberapa kali kami harus mundur memberi kesempatan kendaraan lain dari atas lewat, atau berhenti menepi sejenak agar kendaraan lain bisa berjalan. Namun di luar jendela, terhidang pemandangan yang luar biasa ngeri sekaligus indahya. Kiri kami adalah pemandangan bukit dan danau sementara kanan kami adalah lembah untuk paragliding.

Kami kemudian stop di loket tiket. Bus bus besar berhenti disana untuk lanjut naik ke atas. Lalu penumpangnya turun berjalan kaki. Tapi untungnya Van kami diijinkan terus merangkak naik. Saya melihat beberapa keajaiban. Ada pendaki yang totalitas tanpa alat apapun, berjalan dengan keyakinan penuh dari bawah ke atas bukit. Sendirian. Ada pula pesepeda yang mengayuh tanpa lelah. Sendirian. Ada kakek kakek berjalan terbungkuk bungkuk mendaki bukit. Juga sendirian. Ada perempuan menyunggi air dari atas bukit ke bawah. Sendirian. Ada tukang bangunan menyelesaikan pekerjaan di bangunan berlantai 5. Di ujungnya jurang. Sendirian. Ada anak anjing tersesat. Juga sendirian. Saya merenung. Kawan kawan kembali bertanya, Are you okay, Sonia?

Saya menjawab okay. Pura pura okay. Tapi mereka tahu saya berpikir keras. Kami tiba akhirnya di ujung bukit. Turun dari Van, kami harus mendaki. Saya melihat Prof Alan Maley. Mampukah dia? Pria 83 tahun itu tidak kelihatan gentar sama sekali. Jalannya tegas dan mantap. Kami yang terlalu mencemaskannya. Kali ini beberapa dari kami bertanya, are you okay Alan?

Dia menjawab. Yeah alright. No problem.

Kami berjalan sambil menemukan hal hal menarik. Beberapa Haiku dan puisi bermunculan di kepala. Ada banyak. Kadang seperti lintasan angin, mereka muncul dan lenyap.

Di atas bukit, kami berhenti. Untuk menulis puisi. Terhidang pemandangan rangkaian pegunungan Annapurna, yang diberi nama Annapurna Range dari puncak Annapurna I hingga Annapurna IV lalu ada puncak Machapuchare dan Kangshar Kang Roc Ni. Semua puncak gunung ini diselimuti salju. Saya diam. Berdoa dan tunduk dari hati mengagumi kekayaan alam Nepal. Saya dan dua kawan Vietnam duduk di sebuah tanah landai menatap pegunungan Annapurna. Speechless.

Kami duduk dan menulis. Entah apa. Pokoknya kami menuangkan ide ide menjadi Haiku dan puisi belum jadi.

Cukup lama kami disana. Di sekitar tempat kami duduk, ada batu peringatan untuk pendaki yang meninggal dunia. Sekitar kami sunyi sekali. Kami berdoa. Hingga baru menyadari bahwa ternyata kawan kawan lain sudah mendahului turun.

Di bawah, kami sudah ditunggu di kedai teh. Pemandangan dari kedai teh adalah danau Fewa Lake dan bukit bukit hijau. Burung burung yang terbang rendah dan penduduk bukit yang melakoni hidupnya dengan lambat.

Kami menulis. Alan menyapa kami, have you got Haiku, Sonia?

Yes. Jawab saya. Haiku saya ada beberapa. Namun belum selesai. Seperti pikiran pikiran saya yang belum selesai.

Usai dari kedai teh kami masuk kendaraan, menuruni bukit untuk menuju tempat paragliding. Semua kawan turun melihat. Saya ragu. Melihat keraguan saya, sopir berkata. “You have to go down. This is a golden moment.” Golden moment? Mungkin. Sayapun turun. Dan benar. Semua pemandangan paragliding itu lagi lagi membuat saya speechless. Pada keberanian paragliders yang membayar mahal untuk bisa terbang dan terjun. 6 ribu Nepalese Rupee setara 60 USD. Itu baru sewa alatnya saja. Belum asuransi dan lain lain. Seseorang menawari saya. Langsung saya tolak halus. Saya tidak punya jiwa paragliding. Yang saya punya adalah jiwa menulis paragliding.

Pertanyaan saya, what if they never land? Bagaimana jika mereka tak pernah mendarat tapi terus melayang?

Mungkin itulah puisinya.

Are you okay Sonia? Kembali seseorang menegur saya. Kali ini kami harus kembali ke Pokhara.

Di Pokhara, sore harinya kami melanjutkan worksop setelah istirahat.

Di workshop singkat itu kami membahas perjalanan ke Sarangkot. Alan bertanya apakah ada puisi tentang Sarangkot? Vishnu Ray mengangkat tangan. Dia menulis puisi tentang saya.

Judulnya Are You Okay Sonia?

Begini puisinya.

Keterangan puisi Vishnu yang di foto:


Are you Ok, Sonia?


Sonia is sitting in the front

Vehicles going up

Vehicles going down

Sharp bends

A truck hurls down

Oooooo!

O my God!

Are you Ok, Sonia?

Sonia laughs

Laughter mixed with fear and relief

Yes I’m okay

Sonia is a brave woman

She might be afraid

But she can hide it well and fight

We have to do it sometimes

We have to show a bold face

If not for oneself than for others

Sonia is a brave woman

She hides the fear for others

And fight the world

Are you Ok, Sonia-someone ask

Yeh I am ok. She says with a smile, I am ok.


Puisi spontan ditulis tangan. Semua menyambut puisi ini dengan tawa canda mengingat momen yang baru kami lalui bersama. Alan tersenyum. Memberi giliran pada yang lain. Dalam waktu singkat saya juga langsung menulis balasan puisi itu untuk Vishnu Ray.

Saya tulis karena memang sangat efektif merespon dalam kondisi puitika yang pas. Begini balasan saya. Judulnya I am not Okay, Vishnu.



I am not okay, Vishnu

I am not okay

Sometimes women are not okay

I am not brave, Vishnu

I am not brave, at all

Sometimes women are not brave

I am not pretending to be okay and brave Vishnu

I am not pretending to be okay and brave

I am not both

I am who I am

For sometimes I am not okay and I am not brave

Because I am just a human

Demikianlah Sarangkot dan puisi hari itu. Semua terjadi begitu spontan dan apa adanya. Seperti Sarangkot. Seperti Nepal. Seperti kita juga.

Tags: Kadek Sonia PiscayantiNepalPuisi
Previous Post

Festival Penonton, Penonton Festival

Next Post

Masih Berlangsung, Pameran Seni Rupa Kontemporer ART • BALI 2019 – “Speculative Memories”

Kadek Sonia Piscayanti

Kadek Sonia Piscayanti

Penulis adalah dosen di Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja

Next Post
Masih Berlangsung, Pameran Seni Rupa Kontemporer ART • BALI 2019 – “Speculative Memories”

Masih Berlangsung, Pameran Seni Rupa Kontemporer ART • BALI 2019 - “Speculative Memories”

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Seberapa Pantas Seseorang Disebut Cendekiawan?

by Ahmad Sihabudin
June 2, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

SIAPAKAH yang pantas kita sebut sebagai cendekiawan?. Kita tidak bisa mengaku-ngaku sebagai ilmuwan, cendekiawan, ilmuwan, apalagi mengatakan di depan publik...

Read more

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more

Google Launching Veo: Antropologi Trust Issue Manusia dalam Postmodernitas dan Sunyi dalam Jaringan

by Dr. Geofakta Razali
June 1, 2025
0
Tat Twam Asi: Pelajaran Empati untuk Memahami Fenomenologi Depresi Manusia

“Mungkin, yang paling menyakitkan dari kemajuan bukanlah kecepatan dunia yang berubah—tapi kesadaran bahwa kita mulai kehilangan kemampuan untuk saling percaya...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025

UBUD Food Festival (UFF) 2025 kala itu tengah diselimuti mendung tipis saat aroma rempah perlahan menguar dari panggung Teater Kuliner,...

by Dede Putra Wiguna
June 2, 2025
GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori
Panggung

GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori

MALAM Itu, ombak kecil bergulir pelan, mengusap kaki Pantai Lovina dengan ritme yang tenang, seolah menyambut satu per satu langkah...

by Komang Puja Savitri
June 2, 2025
Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu
Panggung

Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu

HUJAN itu mulai reda. Meski ada gerimis kecil, acara tetap dimulai. Anak-anak muda lalu memainkan Gamelan Semar Pagulingan menyajikan Gending...

by Nyoman Budarsana
June 1, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co