10 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Tiga Tradisi Hitungan untuk Menghitung Datangnya Hujan di Bali

Wayan PaingbyWayan Paing
December 2, 2019
inEsai
Tiga Tradisi Hitungan untuk Menghitung Datangnya Hujan di Bali

Foto ilustrasi Mursal Buyung

41
SHARES

Bulan Oktober sampai dengan bulan April, dalam pelajaran di sekolah belasan tahun lalu, disebutkan sebagai musim penghujan untuk wilayah Indonesia. Sedangkan bulan April sampai Oktober adalah musim sebaliknya: musim hujan. Indonesia memang hanya memiliki dua musim.

Perhitungan bagi masyarakat petani di Bali, tidak kalah elegannya. Sasih kapat, atau bulan keempat dalam perhitungan perjalanan bulan penuh (purnama) ditempatkan sebagai puncaknya musim kemarau. Sasih itu selalu beriringan dengan bulan Oktober. Pada sasih itu, pohon-pohon bambu banyak yang kering. Suaranya tak henti-hentinya menghiasi suasana. Bukan hanya bambu-bambu yang ada di tempatnya tumbuh mengeluarkan suara ketika terbelah. Bambu-bambu yang dipasang sebagai bangunan pun mengalami hal yang sama: mengeluarkan suara tak, tek, tok, taak!

Purnama sasih kapat adalah pertanda awal, sebentar lagi akan turun hujan. Setidaknya, lima belas hari lagi, saat bulan mati (tilem), hujan pertama akan turun. Persiapan di ladang-ladang petani sudah memasuki fase akhir. Fase dimana tanah-tanah tegalan yang mengandalkan air tadah hujan, sudah selesai dibongkar atau dibajak. Selain dibajak, ditaburi pupuk-pupuk kandang. Saat hujan pertama datang, tanah tersebut akan dibajak lagi atau bisa juga dicangkul, agar tanah dan pupuk kandang menyatu dan menyuburkan tanaman palawija yang akan mereka tanam.

Sampai penulis SMA, tahun 2000an, pelajaran yang diperoleh waktu di bangku sekolah dasar mengenai pergantian musim hujan dan musim kemarau berdasarkan perhitungan kalender tersebut, masih sangat relevan. Jarang sekali meleset. Kalaupun meleset, dampaknya tidak begitu terasa. Mata-mata air yang tumbuh di lereng-lereng bukit tempat tinggal penulis, tidak semuanya mati. Masih ada tempat-tempat yang selalu menyediakan sumber air sepanjang tahun. Penduduk dan hewan peliharaan tidak pernah sampai kekurangan air.

Begitu juga, perhitungan sasih sebagai kalender pertanian tradisional, masih dipegang teguh sebagai suatu tradisi yang tidak pernah menggagalkan hasil palawija yang ditanamnya.

Tapi, kondisi tersebut mulai berubah belasan tahun terakhir. Musim seolah tidak konsisten dan tidak bisa ditebak dengan baik. Hal ini sangat berimbas bagi petani-petani yang memakai perhitungan tradisional di atas. Hasil pertanian jadi tidak menentu. Menanam jagung dan palawija lainnya di ladang-ladang di lereng perbukitan, seolah menjadi rutinitas belaka. Tidak ada harapan pasti akan hasil tanam yang mereka lakukan. Hal ini diperparah dengan kebiasaan menanam dengan sepenuhnya mengandalkan alam. Tanpa pengaturan pemupukan dan pengairan. Mereka seolah sangat sulit meninggalkan kebiasaan yang mereka terima secara turun temurun.

Berbagai inovasi dan perkembangan pola tanam yang berkembang, tidak mampu menggugah pola pikir mereka. Adanya badan perkiraan cuaca yang memberi gambaran dan perkiraan akan turunnya hujan dan mulainya kemarau, tidak sepenuhnya mampu diaplikasikan dalam kegiatan pertanian yang mereka tekuni.

Imbas lainnya, para petani mulai tidak lagi melakukan aktivitas pertanian yang mereka warisi tersebut. Tanah-tanah dibiarkan kosong dan difungsikan sebagai lahan untuk mencari pakan ternak. Lahan-lahan tersebut akhirnya berkurang drastis produktifitasnya. Dibiarkan begitu saja tanpa perawatan dan mulai mengalihkan pekerjaannya menjadi buruh lepas atau pergi ke kota untuk berbagai pekerjaan yang dianggap lebih meyakinkan.

Namun, ada hal unik yang terjadi ketika menanti musim hujan yang belum tiba. Ada dua perhitungan pokok yang masih melekat di benak masyarakat, terutama para tetua yang ada di sekitar penulis. Saat musim hujan belum datang setelah bulan mati (tilem) sasih kapat, mereka akan mengatakan hujan akan datang setelah bulan purnama. Dan jika pada bulan purnama belum juga hujan, maka hujan diperkirakan akan datang di tilem sasih berikutnya, begitu seterusnya.

Ada suatu keyakinan, bila hujan mulai pada saat tilem, harapan baik akan hasil ladang. Bulan mati, lama kelamaan akan semakin besar sampai pada puncaknya bulan purnama. Itu menandakan hasil yang akan diperoleh akan semakin besar pula. Setidaknya lebih besar dari hasil tahun sebelumnya.

Apabila hujan mulai pada bulan purnama, perhitungannya bukan kebalikan dari jika hujan mulai pada bulan mati. Dipercaya, jika hujan dimulai pada bulan purnama, segala rintangan dan hama yang menyerang tanaman mereka akan semakin berkurang. Dari bulan purnama menuju bulan mati, bulan menyusut dan akan benar-benar hilang saat bulan mati. Itu pertanda, hama dan hambatan dalam mengerjakan pertanian, akan terkikis dan habis. Hasil pertanian tidak akan mengecewakan.

Di sela-sela dua perhitungan tersebut, ada perhitungan lain, yang banyak dipercaya, bukan hanya bagi petani, tapi juga beberapa kalangan. Jika hujan yang diharapkan tidak datang pada hari Senin, maka dalam minggu itu tidak akan turun hujan. Begitu sebaliknya, jika Hujan turun pada hari Senin, maka selama satu minggu itu, hujan akan terus turun.

Entahlah, perhitungan-perhitungan tersebut belum pernah ditemukan dalam sebuah referensi (mungkin karena jarangnya membaca referensi). Tapi, musim kemarau tahun ini yang panjang, membuat penantian akan turunnya hujan mengarah pada tiga perhitungan tersebut. Entah benar, entah tidak perhitungan tersebut, turunnya musim hujan untuk saat ini, benar-benar menjadi penantian banyak orang. [T]

Tags: balihujanmusim hujan
Previous Post

Memerdekakan Guru dan Siswa dalam Pembelajaran

Next Post

Biar Telat Asal Ideal – [Catatan Wisuda Gita Wiastra, Suami Tercinta]

Wayan Paing

Wayan Paing

Lahir di Gulinten, 6 April 1983. Menjadi guru di Ababi, Abang, Karangasem. Saat mahasiswa suka sastra dan teater yang kini ingin ditekuninya kembali

Next Post
Biar Telat Asal Ideal – [Catatan Wisuda Gita Wiastra, Suami Tercinta]

Biar Telat Asal Ideal – [Catatan Wisuda Gita Wiastra, Suami Tercinta]

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

“Pseudotourism”: Pepesan Kosong dalam Pariwisata

by Chusmeru
May 10, 2025
0
Efek “Frugal Living” dalam Pariwisata

KEBIJAKAN libur panjang (long weekend) yang diterapkan pemerintah selalu diprediksi dapat menggairahkan industri pariwisata Tanah Air. Hari-hari besar keagamaan dan...

Read more

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co