Minikino Film Week 5, Bali International Short Film Festival telah berakhir pada Sabtu, 12 Oktober 2019 lalu. Bertempat di Omah Apik, Pejeng, Gianyar, festival film pendek internasional MFW5 menutup seluruh rangkaian acaranya dengan mengumumkan pemenang kompetisi dan peraih penghargaan film pendek terbaik untuk masing-masing kategori. Malam penghargaan tersebut dihadiri oleh para sutradara, tamu dan undangan festival dari berbagai negara. Hadir juga para pendukung acara, serta sponsor festival. Semuanya berkumpul kembali setelah berpencar ke berbagai penjuru pulau Bali selama satu minggu sebelumnya.
Direktur Festival MFW5 Edo Wulia dalam laporannya menyampaikan, tahun ini MFW5 kedatangan 68 tamu festival, baik dari dalam negeri maupun mancanegara. Penonton yang hadir tercatat ada 3754 orang dari 140 program yang berbeda, termasuk didalamnya yaitu 119 pemutaran serta 21 talks dan forum diskusi di 9 lokasi Micro Cinema dan 3 Pop Up Cinema. Diantaranya banyak ditemui nama-nama profesional, sutradara dan pelaku festival lain yang juga hadir, termasuk salah satu founder dari Clermont-Ferrand Short Film Festival; Roger Gonin dan direktur Tampere Film Festival; Jukka-Pekka Laakso yang sekaligus menjadi salah satu dewan juri tahun ini.
Pemenang kompetisi nasional tahunan Begadang Filmmaking Competition 2019 diraih oleh kelompok produksi Small Time Pictures dari Sleman, Jawa Tengah dengan film pendeknya berjudul “Pendekar Tafsir Mimpi”. Direktur Eksekutif MFW5 Made Suarbawa mengatakan, film pendek dengan durasi empat menit tiga puluh empat detik tersebut terpilih karena berhasil menampilkan idenya yang segar, menghibur, berani menabrakkan hal nyeleneh hingga memunculkan orisinalitas, tapi tetap dengan batasan elemen maupun waktu produksi yang sempit, yang menjadi persyaratan kompetisi.
Sedangkan untuk penghargaan internasional, diumumkan secara berturut-turut, Best Children Short yang diraih oleh Aviv Kaufman dari Israel dengan film pendek berjudul “Milestone”, Best Documentary diraih oleh Johan Palmgren dari Swedia dengan judul “The Traffic Separating Device”, Best Animation diraih oleh Florentine Grelier dari Perancis dengan judul “My Juke Box”, Best Audio Visual Experimental diraih oleh Daphne Lucker dari Netherland dengan judul “Sisters”, lalu Programmer’s Choice dinobatkan pada “Eva” arahan Xheni Alushi dari Swiss. Selanjutnya, Best Fiction diraih oleh Amanda Nell Eu dari Malaysia dengan judul “Vinegar Baths”. Dan terakhir diumumkan adalah penghargaan yang paling bergengsi, yaitu The Best Short Film of the Year dianugerahkan kepada film “Fauve” arahan Jeremy Comte dari Kanada.
Fransiska Prihadi sebagai direktur program, bekerja bersama susunan dewan juri yang sudah mulai bekerja mempertimbangkan film-film pilihan ini sejak bulan Juni 2019. Fransiska menegaskan kembali, “Minikino mendapat kehormatan atas dukungan dan perhatian dari tokoh-tokoh yang kami kagumi. Prestasi kerja dan pencapaian mereka sudah menjadi perhatian kami sejak lama.
Mandy Marahimin adalah produser terkemuka Indonesia, saat ini film terbarunya juga sedang beredar di bioskop-bioskop utama, kemudian Putu Kusuma Wijaya, sutradara dan penulis dengan pengalaman yang sangat luas, selalu membantu kami sejak awal dengan berbagai masukan berharga. Lalu Sanchai Chotirosserane yang menjabat sebagai Deputy Director dari the Film Archive Thailand, serta Jukka-Pekka Laakso saat ini menduduki posisi tertinggi sebagai direktur Tampere Film Festival di Finlandia. TFF adalah salah satu dari jajaran festival film pendek terpenting dan bergengsi di dunia yang sudah menjadi perhatian Minikino sejak lama”.
Pengumuman penghargaan masih berlanjut. MFW Youth Jury 2019 tahun ini terdiri dari Kayla Amare Budiwarman, Benedictus Richi Tamrin, Stella Melody Winata dan Qiu Mattane Lao. Keempat remaja ini menjalani pelatihan apresiasi film langsung dari komite bulan Juni lalu. Perwakilan dari dewan Youth Jury 2019 yang hadir pada malam itu, Qiu dan Stella mengumumkan keputusan mereka untuk film pendek peraih penghargaan Youth Jury Award 2019, yaitu “Sisters” karya Daphne Lucker dari Netherland. Qiu membacakan tulisan yang ditulis bersama oleh para Youth Jury 2019,
“Sisters adalah film pendek yang segar, liar, dan sarat eksperimen, film ini berhasil menyampaikan kisah yang rumit dalam sebuah pengalaman audio visual yang sulit dilukiskan kata-kata. Kami terhanyut dan terharu dalam aliran cerita dan nuansa dalam film tersebut. Film ini tidak menyuapkan ceritanya pada penonton, tapi menawarkan ruang untuk interpretasi yang sangat personal. Film yang sangat indah.” Lebih lanjut Stella dan Qiu menjelaskan, “Kami menyaksikan film ini menggabungkan dua bentuk seni, yaitu tari dan sinema ditambah dengan musik untuk menampilkan sebuah kualitas mahakarya, namun sekaligus tetap mudah dinikmati penonton awam.”
Malam penghargaan MFW5 ditutup dengan pemutaran film pendek peraih Best Short Film of the Year yaitu “FAUVE”. Tidak ada kalimat panjang yang diucapkan dewan juri dalam memilih film ini selain, “It’s just wooohh, a real great film!”.
Sebelum acara benar-benar berakhir, Edo Wulia menambahkan bahwa, agenda MFW5 masih berlanjut sampai dengan rangkaian acara post-festival, yakni gelaran Pop Up Cinema pada 31 Oktober-4 November 2019 mendatang di Lombok yang bekerjasama dengan Rotary D3420 Disaster Relief , Rotary Club Mataram di Lombok dan didukung oleh Purin Pictures. Workshop dan Pop Up Cinema Lombok ini akan diadakan di Santong Mulya, Lombok Utara, kemudian di Dopang, Lombok Barat, serta Penimbung, Lombok Barat.
Seluruh daftar peraih penghargaan 2019 sudah dapat dilihat di halaman websitehttps://minikino.org/filmweek/mfw5/2019-awards-winner. Semoga perhelatan internasional ini bisa memberikan inspirasi bagi pelaku produksi film pendek Indonesia, untuk berani lebih serius lagi dan terus menggali kedalaman karya-karyanya.[T]