“Ketika mengejar kekayaan atau karir jangan sampai mengorbankan kesehatan. Karena sebenar-benarnya, kesehatan adalah kekayaan yang paling berharga” -Richard Baker-
____
Kerja apa dikerjain? itu salah satu quotes yang menjadi trend jaman sekarang. Ada benarnya juga. Ketika kita merasa dikerjain oleh tempat kita bekerja, kenapa justru kita masih tetap ada di tempat itu. Apakah karena Anda merasa takut di luar sana tidak akan mendapat pekerjaan yang lebih baik dari sekarang. Sejatinya keputusannya tergantung Anda yang memilih jalan hidupnya.
Di era media sosial yang begitu booming ini, saya sering melihat dan mendengar orang-orang membicarakan tentang perubahan yang ingin Ia lakukan dalam hidupnya. Keinginan itu tampak jelas pada tulisan-tulisan yang dicurakan pada akun media sosialnya. Namun, sesungguhnya Ia tidak dapat mengikuti perubahan tersebut. Tidak bisa menyamankan diri pada zona yang tidak nyaman. Berhari-hari bahkan sampai berbulan-bulan saya melihat akunnya dipenuhi rasa kegalauan yang tidak jelas.
Ia merasa frustasi, bersalah, tidak berdaya, bahkan marah terhadap dirinya sendiri. Ia sadar kalau dirinya harus segera bertindak, tetapi Ia tidak bisa mendorong dirinya untuk segera melakukan tindakannya itu. Sayangnya kondisi itu lebih banyak terjadi oleh pekerjaan mereka yang dijalani hampir setiap hari. Terkadang status media sosial yang Ia tulis pun tidak etis kepada atasannya. Sedikit mengejek bahkan sampai mencela atasannya sendiri. Sungguh sangat disayangkan.
Sebenarnya jika kita memilih pekerjaan itu harus didasarkan pada tindakan yang benar-benar menyenangkan dalam bekerja, benar-benar dilakukan dengan rasa cinta. Bukan malah merasa dikerjain atau diperlakukan tidak pantas oleh Atasan. Karena Anda memaksakan pekerjaan yang tidak Anda senangi, dan mungkin tidak Anda kuasai itulah sesungguhnya yang membuat Anda merasa dikerjain. Kerja apa dikerjain oleh atasan itu tergantung kita yang menyikapi. Seperti contoh, pada dasarnya orang sibuk tidaklah sama dengan orang produktif. Dan orang yang merasa produktif juga tidak sama dengan orang yang menjadi produktif. Setiap orang bisa menjadi orang sibuk dan bisa menjadi produktif. Semua itu tergantung bagaimana Anda menjalani kehidupan. Pilihlah jalan hidup yang baik untuk Anda.
Jika sekarang Anda merasakan demikian maka yang perlu diubah adalah sikap mental Anda dan pekerjaan Anda. Daripada Anda sibuk mengeluhkan sesuatu yang sesungguhnya masalah dan solusinya ada pada diri Anda namun tidak bisa Anda selesaikan dengan baik. Sekali lagi, tidak ada yang dikerjain dalam karir atau pekerjaan yang kita jalani. Kita memilih pekerjaan itu tentunya karena sama-sama memberikan keuntungan antara Anda dan perusahaan tempat Anda bekerja.
Saya sering bertanya pada mereka yang bekerja seharian penuh pada sebuah instansi dan sebenarnya gajinya sangat kecil dibandingkan pekerjaan yang Ia lakukan. Mereka menjawab “walaupun gajinya tidak seberapa saya senang menjalani pekerjaan ini, pekerjaan ini sesuai bidang saya”. Ia memilih pekerjaan tidak selalu didasarkan pada imbalan perusahaan, tidak selalu berpikir tentang gaji, namun Ia lebih memilih pekerjaan yang bisa Ia lakukan dengan senang hati, Ia bisa bekerja dan menyeimbangkan kesehatannya karena dapat istirahat dengan teratur. Dapat berkumpul dengan keluarga dan tentunya dikelilingi oleh orang-orang yang menyenangkan di kantornya.
Sikap mental yang perlu Anda tumbuhkan saat ini adalah mental membangun. Jika Anda mengalami sesuatu yang demikian dilematis dengan pekerjaan yang Anda pilih, coba sekarang pikirkan baik-baik. Kalau Anda memang sudah memutuskan dengan apa yang sudah menjadi pilihan Anda dalam pekerjaan. Bertanggungjawablah dengan keputusan itu. Jangan sampai pula pekerjaan Anda membunuh Anda karena Anda terlalu banyak mengenal sibuk yang tidak jelas pada otak dan fisik Anda. Jangan bekerja terlalu keras, jangan lewati batasan Anda. Pekerjaan Anda tidak akan menjaga Anda pada saat sakit, tetapi keluarga dan teman baik Anda lah yang setia menolong Anda.
Saya teringat kembali dengan kisah Rockeffeler. Ia kelelahan dalam berpikir dan kualitas fisiknya pun mulai menurun saat itu. Ini pun bisa terjadi pada Anda walaupun Anda tidak bekerja sekeras Rockeffeler dulu, namun yang paling banyak mempengaruhi kesehatan Anda adalah otak Anda sendiri. Anda terlalu sering menggunakan otak berpikir untuk sesuatu yang tidak memberdayakan. Otak Anda dikerumuni mental-mental yang serba salah, senang mengeluh, suka menuntut, lupa bersyukur, dan terlalu banyak keinginan.
Temukanlah cara untuk menjaga agar jangan cepat kelelahan dan bersedih serta menjaga agar energi Anda tetap besar dan semangat tetap berapi-api. Apa yang menyebabkan Anda kelelahan dan apa yang dapat Anda lakukan untuk mengatasinya? Bagaimana membuang rasa bosan yang menimbulkan keletihan, kesedihan, dan rasa kesal? Bagaimana menghindari rasa sedih karena tidak dapat tidur? Sebaiknya carilah pekerjaan yang dapat membuat Anda bahagia dan sukses. Anda harus dapat memutuskan apa yang menjadi pilihan hidup Anda.
Temukan gairah hidup Anda saat ini. Jika menghadapi kesulitan untuk menemukan apa yang harus dilakukan dalam kehidupan Anda, coba ingat-ingat kembali pengalaman selama ini. Anda dilahirkan dengan bakat dan kemampuan tertentu. Coba ingat kembali mata pelajaran favorit dan Anda bisa menjadi yang terbaik di bidang tersebut. Lalu pilihlah karir yang dapat memaksimalkan bakat atau gairah ini, sehingga Anda dapat merasa terpuaskan dan memberikan sesuatu untuk orang lain. Jangan merasa telat untuk melakukan bila Anda sudah bekerja.
Banyak yang membuktikan, dari sebuah kecintaan pada suatu bidang, hobi, atau kegemaran, akhirnya jadi karir atau bisnis yang menguntungkan. Misalnya, Buffett yang sudah menyukai bidang investasi dari masa mudanya. Walaupun Ia sempat beberapa kali mencoba berbagai bidang bisnis lainnya, namun ia tetap mempelajari investasi secara tekun. Dan terbukti Ia telah menjadi yang terbaik sekarang berkat pekerjaan yang memang dicintainya. Lakukan perubahan saat ini juga, supaya Anda benar-benar ada dalam pekerjaan yang Anda cintai. Bukan selamanya malah merasadikerjain. [T]