2 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Mahbub Djunaidi dan Orang-Orang di Kampung Saya

JaswantobyJaswanto
September 6, 2019
inEsai
Priayi Kecil
42
SHARES

Tidak berlebihan saya pikir, jika seorang Gunawan Mohamad mengatakan begini tentang sosok Mahbub Djunaidi: “Saya punya kecemburuan pada Mahbub. Bagaimana dia bisa menulis hingga orang tertawa, padahal isinya cukup serius?” Atau Mbah Sujiwo Tejo: “Dia adalah salah satu guruku menulis”. KH. Said Aqil malah sampai berharap: “Harapan saya, generasi muda masa kini bisa meneladani dan mengambil manfaat dari pemikiran Mahbub Djunaidi.”

Begitupun dengan saya. Setelah membaca buku ‘Kolom demi Kolom’ dan ‘Asal Usul’-nya, saya mempunyai cita-cita untuk bisa menulis seperti Mahbub Djunaidi. Tetapi itu tidak mungkin. Mana mungkin saya mampu membikin kata-kata, kalimat-kalimat, dalam pelbagai perumpamaan yang tidak pernah membosankan karena selalu tak terduga.  Dan bagaimana bisa, saya mampu mengubah tragedi menjadi komedi seperti Mahbub. Saya juga tidak sanggup menjadi sosok yang tak silau dengan kekuasaan dan kekayaan, ketika kesempatan itu terbuka luas. Hanya Mahbub Djunaidi dan Lafran Pane saja yang sanggup. Lainnya masih pikir-pikir.

Tetapi tunggu dulu! Tentang mengubah tragedi menjadi komedi seperti Mahbub, mudah saja bagi orang-orang di kampung saya. Walaupun orang-orang di kampung saya selalu dikatai terbelakang, urakan, nakal, dll, tapi dalam hal menikmati hidup, mereka juaranya. Mengubah tragedi menjadi komedi itu, gampang saja.

Jika orang lain jungkir balik membaca buku ‘Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya’ untuk menyadari keindahan kehidupan secara sederhana, orang-orang di kampung saya ‘cincai-cincai’ saja untuk itu. Mudah saja bagi mereka untuk menikmati hidup.

Ah, yang benar saja, mana mungkin orang yang tidak pernah makan—jangankan makan, lihat saja tidak pernah—bangku sekolah tetapi bisa mengubah tragedi menjadi komedi seperti Mahbub. Omong kosong dari mana itu?!

Mau bukti? Oke. Begini. Hampir semua orang di kampung saya itu berprofesi sebagai petani, beberapa saja yang buruh tani. Artinya, hampir setiap orang punya lahan pertanian masing-masing. Tetapi, sekitar tahun 2000-an, beberapa hektar lahan pertanian itu sudah berpindah tangan menjadi milik PT. Semen Indonesia. Dan orang-orang di kampung saya santai-santai saja.

Mereka tidak pernah berpikir apa yang bakal terjadi jika tanah-tanah itu sudah ditambang—dan betapa bising dan ramainya suara truk yang hilir mudik ke sana ke mari untuk mengangkut tanah liat. Mereka juga tidak pernah punya pikiran untuk menjaga ekosistem alam tetap seimbang. Mungkin, mereka juga tidak memikirkan anak keturunannya akan bernasib seperti apa. Ada, si, beberapa orang yang sadar dan melakukan perlawan serta mencoba untuk mempertahankan tanahnya, tapi hanya sedikit, bagi korporat, itu gampang saja diatasi.

Tidak hanya itu. Orang-orang di kampung saya juga ayem-ayem saja, walaupun dalam kepungan kapitalisme, monopoli ekonomi, dan feodalisme. Dan bahkan tenang-tenang saja, memiliki birokrasi yang bobrok.

Bukankah ini tragedi sebenarnya? Bisa jadi, bagi kalangan akademisi, aktifis, dan orang yang selalu berpikiran gawat-gawat itu. Tetapi nyatanya, orang-orang di kampung saya cuek-cuek saja. Masih tetap ‘nyangkruk’ di warung kopi sambil ‘kebal-kebul’. Menaikkan satu kaki ke kursi layaknya orang mapan yang punya segudang uang—padahal sebaliknya, punya segudang utang.

Mereka tetap saja main judi ‘kupyuk’ (dadu), minum tuak sambil siul-siul dan nyanyi-nyanyi. Tawa mereka juga keras, terbahak-bahak untuk humor-humor yang receh. Sebagai petani, mereka tetap menanam, tidak berpikir untung-rugi. Mereka juga jarang sekali berharap kepada pemerintah. Hidup mereka seperti ringan sekali. Tidak terbebani oleh tragedi-tragedi itu. Iyalah, mau bagaimana lagi, toh ‘urip mung mampir ngombe’, kok, katanya. Komedi sekali, bukan.

Orang-orang di kampung saya itu, tidak punya pikiran macam-macam. Mereka beranggapan: “Segala sesuatu berjalan seperti apa adanya, dan apa pun yang akan terjadi, pasti terjadi”. Itu saja. Jadi, tidak hanya Mahbub Djunaidi saja yang bisa mengubah tragedi menjadi komedi, orang-orang kampung saya juga bisa. Bedanya, Mahbub bisa memerdeka kan dirinya, orang-orang di kampung saya, membiarkan dirinya terjajah oleh raja-raja kecil di sana. Itu saja bedanya.[T]

(2019)

Tags: Budayakampungkampung halamanPolitiksosial
Previous Post

Sebuah Pertemuan – [77 Tahun Sastrawan Frans Nadjira]

Next Post

Asa Baru untuk Ibukota Baru

Jaswanto

Jaswanto

Editor/Wartawan tatkala.co

Next Post
Asa Baru untuk Ibukota Baru

Asa Baru untuk Ibukota Baru

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more

Google Launching Veo: Antropologi Trust Issue Manusia dalam Postmodernitas dan Sunyi dalam Jaringan

by Dr. Geofakta Razali
June 1, 2025
0
Tat Twam Asi: Pelajaran Empati untuk Memahami Fenomenologi Depresi Manusia

“Mungkin, yang paling menyakitkan dari kemajuan bukanlah kecepatan dunia yang berubah—tapi kesadaran bahwa kita mulai kehilangan kemampuan untuk saling percaya...

Read more

Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

by Made Chandra
June 1, 2025
0
Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

PERNAHKAH kita berpikir apa yang membuat sebuah foto begitu bermakna, jika hari ini kita bisa mereproduksi sebuah foto berulang kali...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu
Panggung

Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu

HUJAN itu mulai reda. Meski ada gerimis kecil, acara tetap dimulai. Anak-anak muda lalu memainkan Gamelan Semar Pagulingan menyajikan Gending...

by Nyoman Budarsana
June 1, 2025
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co