Seorang kawan, laki-laki 46 tahun, ditemukan meninggal di suatu pagi dalam apartemen oleh sopir pribadinya. Dokter memperkirakan, ia telah menghembuskan nafas terakhirnya sekitar jam sepuluh malam sebelumnya.
Kami semua kenal betul, ia lelaki sehat yang tak punya penyakit apapun sebelumnya. Tidak darah tinggi, diabetes, epilepsi atau infeksi. Menurut saudara terdekatnya ia pun sudah pernah check up di sebuah laboratorium klinik untuk deteksi dini. Ia pebisnis muda yang sedang bersinar terang, mungkin saja punya beban kerja yang cukup berat.
Pelajaran apa yang kita bisa ambil dari kasus ini? Kita sesungguhnya tak pernah betul-betul dapat mengenali diri sendiri, kendati telah melakukan hal-hal terbaik sebagai upaya deteksi dini dan pencegahan penyakit. Realita ini menuntun kita kembali untuk memahami fenomena yang sedemikian unik. Kita seutuhnya hidup dalam pola statistik alam yang tak pernah absolut.
Sebagai contoh, jika seorang ibu hamil pengidap HIV (baca: Anak-anak Kita dan HIV), meski secara teoritis anak yang dilahirkannya akan tertular, namun bukan 100% hal ini akan terjadi. Atau, meski penyakit leukemia dikenal hampir mustahil sembuh (baca: Leukemia, Yang Belum Kalah), kita mendengar ada beberapa kasus yang dinyatakan sembuh, sel-sel kanker hilang secara total dalam deteksi pemeriksaan sumsum tulang. Namun demikian satu upaya akan tetap memberikan manfaat untuk kita, maka lakukanlah! (baca: Deteksi Dini, Jika Tak Dapat Dicegah Mari Ketahui Lebih Awal).
Jika bicara tentang penyakit-penyakit metabolik, maka berbagai komplikasi yang serius dan mematikan dapat kita cegah secara signifikan. Penyakit metabolik adalah sekelompok masalah medis yang meliputi penyakit diabetes, darah tinggi dan gangguan kolesterol yang kalau dibiarkan akan dapat bermuara pada komplikasi organ-organ vital yang berakibat fatal. Yaitu stroke jika terjadi pada otak, serangan jantung dan gagal ginjal.
Ketiga komplikasi ini sudah begitu dekat dengan Sang Pencipta dan air mata keluarga. Bersyukur untuk yang gagal ginjal masih ada solusi untuk cuci darah (dialisis) atau transplantasi ginjal yang punya prrospek sangat bagus. Menjadi hal yang sulit jika kita sudah berada pada area diagnosis penyakit-penyakit metabolik ini, apalagi kalau sudah sampai pada “stasiun akhir” komplikasinya. Oleh karenanya, kita perlu menyadari, pada area mana dalam “peta kesehatan” kita berada?
Peta kesehatan adalah satu istilah yang sengaja saya buat untuk memudahkan kita semua dalam memahami apa yang disebut penyakit metabolik dan upaya pencegahannya. Seperti cerita di atas, stroke, serangan jantung dan gagal ginjal, bukanlah peristiwa yang terjadi secara tiba-tiba. Ia butuh proses perjalanan penyakit (patologi) yang cukup lama, di mana kita dapat menghentikannya sebelum stasiun akhir. Ada empat area dalam peta kesehatan yaitu populasi sehat, populasi dengan faktor risiko, populasi sakit dan papulasi yang sudah dengan komplikasi.
Populasi sehat adalah kita yang tak punya riwayat penyakit diabetes, darah tinggi dan gangguan kolesterol. Juga tak punya faktor risiko seperti faktor genetik penyakit serupa dalam keluarga, merokok, kegemukan, usia di atas 40 tahun, beban mental berlebih dan pola hidup sedentary (kurang gerak). Kesimpulan ini pun harus dilengkapi dengan pemeriksaan general check up, terutama pemeriksaan gula darah, kolesterol dan tes stres jantung atau treadmil. Pada keadaan ini, kita tak butuh pengobatan apapun, cukup diet yang seimbang dan olah raga teratur. General check up tetap disarankan minimal sekali setahun.
Saat kita berada pada area kedua, populasi dengan satu atau lebih faktor risiko seperti disebutkan di atas, maka selain diet dan olah raga, kita perlu lebih sering check up . Sebagai contoh, pemeriksaan tekanan darah dan gula darah sebaiknya dikerjakan setiap bulan atau cek kolesterol darah selambatnya tiap enam bulan. Upaya ini akan dapat mendeteksi secara lebih dini jika pada akhirnya kita bersua dengan penyakit-penyakit metabolik itu. Terapi yang optimal pada area ini tak hanya dapat mencegah komplikasi, namun kita punya peluang dapat kembali pada keadaan sehat tanpa pengobatan atau setidaknya bertahan hanya pada keadaan dengan faktor risiko saja.
Jika kita telah didiagnosis mengidap salah satu atau lebih dari penyakit-penyakit ini, diabetes, darah tinggi atau kolesterol maka tak ada pilihan selain harus berobat rutin, bahkan bisa seumur hidup disamping diet dan olah raga. Ini penting untuk mencegah berbagai komplikasi yang fatal. Pada area inilah ujian paling besar harus dilalui pasien karena harus berobat seumur hidup.
Salah pengertian sering terjadi pada tahap ini. Seringkali mereka menghentikan pengobatan karena rasa jemu atau percaya dengan anggapan orang bahwa berobat terus-menerus dapat merusak ginjal. Padahal sebaliknya pengobatan rutin inilah yang dapat mencegah stroke, serangan jantung atau gagal ginjal. Memang betul ada obat-obat yang pemakaiannya dalam jangka panjang dapat merusak ginjal yaitu sebagian besar obat-obat rematik atau antibiotika tertentu.
Meski sudah berusaha maksimal, sedikit komplikasi tetap saja terjadi. Namun jauh lebih banyak komplikasi fatal terjadi pada populasi yang tak optimal melakukan upaya pengobatan. Saat pasien sudah mengalami komplikasi maka makin banyak prosedur terapi yang harus dijalaninya.
Selain diet, gerak badan dan obat-obatan, pasien harus menjalani fisioterapi karena stroke atau cuci darah lantaran gagal ginjal. Tak cuma prosedur terapi medis yang mesti lebih banyak, mereka juga dapat mengalami kecacatan bahkan kematian. Lalu kehilangan potensi ekonomi dan sebaliknya biaya pengobatan yang menjadi lebih besar.
Ayo ukur, di area mana posisi kita pada peta kesehatan ini, sikapi dengan baik agar kita tetap sehat! [T]