1 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Sekilas Tentang Banyuwangi: Sosok Buyut Cili Dibalik Desa Kemiren

Mochamad Rifa’ibyMochamad Rifa’i
July 30, 2019
inTualang
Sekilas Tentang Banyuwangi: Sosok Buyut Cili Dibalik Desa Kemiren

Penulis di gapura masuk Desa Adat Osing Kemiren (Doc: Mochamad Rifa’i)

24
SHARES

Segelas jus alpukat dan tempe penyet lengkap dengan sayur rebusnya menemaniku malam ini di tengah kota Banyuwangi. Taman Sritanjung yang tak pernah sepi dari pengunjung. Di tempat inilah saya mengisi perutku yang sedari tadi keroncongan. Tentu malam ini saya tak sendiri. Selain hidangan makan malam ala kadarnya seorang kawan seperjuangan turut hadir di malam ini.

Dialah Faruq Hasan. Seorang kawan yang doyan selfie tapi hasil gambarnya tak pernah di unggah di wall Instagram. Dan hal yang sering membuat kami cek-cok yaitu ketika dia memintaku untuk memfotonya, ia merasa puas dengan hasil jepretanku. Namun sebaliknya, giliran saya yang minta difoto gambar yang dihasilkan tak sesuai dengan yang kuharapkan. Apes bukan?! Ya, begitulah.

Suasana yang benar-benar berbeda. Jujur, saya merindukan suasana seperti ini. Bersama dengan derunya kendaraan, samar-samar lantunan pujian islami dari masjid agung di seberang jalan yang menyejukkan hati. Kerlap-kerlip lampu kota yang seakan menyiratkan kenangan dimasa lalu. Pandanganku tertuju pada sosok ibu-ibu penjual rujak di ujung trotoar.

Beberapa kali ia tersenyum ramah kepada pelanggannya. Walaupun wajahnya mulai keriput, sungguh senyuman yang hangat. Bukan maksud saya tertarik dengan penjual rujak tersebut, saya hanya merindukan kekasihku yang telah lama meninggalkanku. Oke fix! Maaf jika malam ini aku merindukanmu, ibu… ibu… oh, ibu….

Ini kali pertama saya melangkahkan kaki di Taman Sritanjung. Jadi, Faruq mengajakku untuk diam sejenak menikmati pemandangan malam di kota Banyuwangi. Setelah kami menghabiskan makan malam, kami beranjak dari tempat dan mencari bangku yang kosong untuk beristirahat, dan beberapa kali meributkan hasil gambar yang tak sesuai harapanku. Entahlah, mohon dimaklumi diriku yang anak medsos ini.

Muncar

Kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan setelah beberapa kali main jeprat-jepret di pinggir jalan yang dihiasi lampu warna-warni. Tapi zonk, karena hanya menggunakan kamera di gawai jadi hasil jepretan pun tak karuan.

Muncar adalah tujuan kami. Muncar terkenal dengan ikan segarnya. Hal ini karena di Muncar terdapat pelabuhan kapal-kapal para nelayan. Jadi ditempat inilah pusat penghasil ikan segar yang ada di Banyuwangi. Selama ini saya tahunya hanya nama salah satu kecamatan saja, bukan mengenalnya dengan hasil laut yang melimpah.

Jarak tempuh antara tempat tinggal Faruq dan pusat kota Banyuwangi lebih kurang satu jam. Ini adalah kali kedua saya untuk bersilaturahmi di rumah Faruq. Motor astrea hijau hitam ini melaju begitu cepat. Dengan kecepatan yang lumayan, beberapa kali saya tersontak kaget akibat dari jalan yang berlubang. Lebih menariknya lagi, jalan menuju desa dimana Faruq tinggal ini lumayan ekstrim. Sisa-sisa jalan yang diaspal mulai rusak, jika diperhatikan yang terlihat hanya bongkahan-bongkahan batu yang lumayan tak kecil.


Jalan penghubung Dusun Curah Pacul dengan Desa Tapanrejo, Kec Muncar
(Doc: Mochamad Rifa’i)

Tujuan saya bermalam di rumah kawanku ini selain untuk menikmati liburan semester juga mempunyai maksud lain. Yaitu sebagai tempat singgah sesaat ketika saya hendak pulang ke kampung halaman. Jadi memanfaatkan waktu sebelum tiket keberangkatan kereta ke Surabaya. Ya, itung-itung menikmati masa muda juga.

Malam yang di dingin. Rasanya ingin cepat sampai dan merebahkan badan dan tertidur lelap. Di rumah kawanku ini tepatnya di dusun Curah Pacul, desa Tambakrejo, Kecamatan Muncar. Malam itu pun saya dipersilakan tidur setelah kami sampai di rumah.

Ketika bangun pagi, telah terhidang segelas teh hangat dan sepiring gorengan. Rupanya ibunya Faruq telah menghidangkan untukku. Ku seruput segelas teh dan kusantap ote-ote hangat.

Wisata Desa Adat Osing Kemiren

Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, maka saya pun diajak jalan-jalan ke salah satu desa bersejarah yang ada di Banyuwangi. Yaitu Desa Adat Osing Kemiren. Untuk menuju ke tempat tersebut berjarak 1 jam berkendara dari rumah Faruq.

Desa Kemiren berasal dari kemiri dan duren. Di mana tempat ini dulunya banyak tumbuh pohon kemiri dan durian. Desa Kemiren dihuni oleh masyarakat Suku Osing yang merupakan suku asli Banyuwangi atau sisa masyarakat Blambangan. Kepala desa yang pertama kali memimpin desa ini adalah Walik yang menjabat pada tahun 1657. Dan bahasa keseharian menggunakan Bahasa Osing.

Bahasa Osing itu sendiri gabungan dari Bahasa Jawa, Bali, dan Madura. Seperti Bahasa Bali “sing nawang” kemudian Bahasa Osing “sing weruh” yang sama-sama memiliki arti “tidak tahu”. Hampir memiliki kesamaan bukan?! Begitu kata salah satu pemuda yang kutemui waktu di desa Kemiren.


Gapura Desa Adat Osing Kemiren

Desa yang sama dengan desa-desa pada umumnya. Berisi pohon-pohon di tepi jalan dan rumah-rumah warga desa jawa timuran. Tapi saya penasaran, kami melanjutkan untuk menyusuri sepanjang desa ini. Saya tak menemukan aroma-aroma adat atau bangunan-bangunan bersejarah. Kami akhirnya memasuki wahana Desa Wisata Using dengan tiket masuk seharga Rp. 10.000,- per orang.


Desa Wisata Using (Doc: Mochamad Rifa’i)

Di dalamnya hanya terdapat kolam renang dan arena perkemahan. Saya tak melihat ada bangunan bersejarah, hanya saja beberapa tempat singgah seperti bangunan-bangunan rumah desa seperti umumnya. Rasa penasaranku masih belum terbayar.

Saya mengajak Faruq untuk keluar dari tempat tersebut. Penasaranku makin memuncak, karena saya tak ingin pulang nanti tidak membawa cerita dari tempat sejarah ini. Kemudian saya bertanya kepada penjaga loket yang ada di tempat ini. Akhirnya saya mendapat petunjuk dari bapak Penjaga Loket. Memang di desa ini ada sebuah rumah peninggalan nenek moyang yang masih ada hingga sekarang ini.

Untuk menempuh ke rumah tersebut harus mesuk ke gang sekitar 200 meter dari jalan utama. Dan benar saja desa ini hanya terdiri dari beberapa rumah saja. Dekat dengan persawahan. Hanya terdapat sekitar 12 rumah di desa yang konon katanya peninggalan Mbah Buyut Cili. Nama rumah ini adalah rumah tikel. Di desa ini masih sangat alami. Hanya terdapat satu kamar mandi umum dan mushola. Itu pun jarang difungsikan. Penghuni desa ini lebih suka beraktifitas di sungai seperti mencuci dan mandi.


Rumah adat Tikel warga suku Osing, desa Kemiren

Lesung untuk menumbuk padi masih bisa kita lihat di desa ini. Dapur yang masih terdapat tungku untuk memasak. Dan warga desa ini semuanya petani. Tradisi yang cukup unik bagiku yaitu ketika warga desa tetangga memiliki hajatan, maka akan terdengan bunyi sound dari tempat orang tersebut punya hajat. Maka secara otomatis bagi siapa saja yang mendegarnya, maka akan datang diacara tersebut. Walaupun tanpa adanya undangan.

Buyut Cili

Kami berbincang-bincang sejenak dengan salah satu pemuda yang ada di desa ini. Bahwa tidak jauh dari area desa ini terdapat punden Buyut Cili. Konon beliau merupakan penghuni pertama di desa Kemiren.

Tinjauan secara mitologi keberadaan dari desa ini tak bisa dilepaskan dengan keberadaan Buyut Cili. Nenek moyang atau danyang desa yang telah menjadi punden desa Kemiren. Masyarakat sekitar percaya bahwa Buyut Cili merupakan orang yang memiliki kekuatan sakti dari Majapahit yang memeluk agama Hindu.

Mitosnya nama “Cili” yang dalam bahasa Osing berarti “pelarian”. Ikhwal kisah, Buyut Cili adalah Pendeta Hindu-Budha. Namun berdasarkan versi lain meriwayatkan bahwa Buyut Cili menghuni ke desa Kemiren akibat tekanan dari kerajaan Demak.

Selain itu dikisahkan pula bahwa konon di desa Kemiren terserang wabah penyakit yang cukup mengerikan. Tidak sedikit dari orang sakit di pagi hari, kemudian sore meninggal. Melihat hal demikian, Buyut Cili segera meminta pertolongan dari Sang Maha Agung. Kemudian didapatkan sebuah petunjuk untuk melakukan selamatan. Dalam melakukan selamatan tersebut hendaknya terlebih dahulu menampilkan arak-arakan Barong untuk menolak bala (bencana). Dulu, Barong itu sendiri disebut sebagai binatang mistis yang merupakan binatang peliharaan Buyut Cili.



Petilasan Buyut Cili (Doc: Mochamad Rifa’i)

Petilasan Buyut Cili terdapat sekitar 50 meter dari perumahan warga. Hingga sekarang petilasan ini masih dikeramatkan dan banyak pengunjung yang berdatangan, terutama malam Jumat dan Minggu sore. Sebelumya petilasan ini menurut kepercayaan warga sekitar, ruh dari Buyut Cili tidak ingin untuk petilasannya dibangun.

Dan anehnya tidak ada aliran listrik yang mengalir di petilasan Buyut Cili. Beberapa kali warga sekitar mencoba untuk memasang listrik, namun tetap saja listriknya mati dan tidak bisa dinyalakan. Terakhir saya berkunjung ke petilasan ini Minggu, 30 Juni 2019 dan masih tidak ada aliran listrik di tempat tersebut.

Menyempatkan bermain di Banyuwangi sebelum menjelang pulang ke kota Tuban kelahiranku hari itu sungguh mengobati rasa penasaranku terhadap desa Kemiren yang menyimpan banyak sejarah dan kemistisannya. Selain itu menambah wawasan dan pengetahuan saya. Cocok deh jika Kabupaten Banyuwangi dijadikan sebagai Kota Welas Asih, yaitu kota yang sangat menghargai nilai-nilai kasih sayang, humanisme, dan kebhinekaan. [T]

Tags: banyuwangiDesa KemirenJawa TimurSuku Osing
Previous Post

Mari Ulangi Membaca Galungan

Next Post

Disabilitas Tunanetra Siap Menyambut Revolusi Industri 4.0 Melalui Gerakan Literasi

Mochamad Rifa’i

Mochamad Rifa’i

Lahir di Tuban, 12 Juli 1996. Belajar menjadi manusia kuat, dan kokoh tak tertandingi yang bermodalkan nekad dan niat. Bismilah, atas ijin Tuhan semua akan baik-baik saja.

Next Post
Disabilitas Tunanetra Siap Menyambut Revolusi Industri 4.0 Melalui Gerakan Literasi

Disabilitas Tunanetra Siap Menyambut Revolusi Industri 4.0 Melalui Gerakan Literasi

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tembakau, Kian Dilarang Kian Memukau

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 31, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

PARA pembaca yang budiman, tanggal 31 Mei adalah Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Tujuan utama dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan...

Read more

Melahirkan Guru, Melahirkan Peradaban: Catatan di Masa Kolonial

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 30, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

Prolog Melalui pendidikan, seseorang berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Pendidikan menjadi sarana untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus mengasah keterampilan bahkan sikap...

Read more

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co