17 January 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Esai

Anak-anak Kita & HIV

Putu Arya Nugraha by Putu Arya Nugraha
July 25, 2019
in Esai
183
SHARES

Peringatan hari anak nasional, 23 Juli kemarin di Makassar, Sulawesi Selatan, mengusung tema pentingnya kualitas keluarga dalam perlindungan anak. Tema ini seakan-akan sedang menggugat tanggung jawab keluarga terkait kasus infeksi HIV pada anak-anak. Bagaimana tidak, angka nasional prevalensi infeksi HIV pada anak-anak dan remaja hingga kini hampir mencapai tiga ribu orang.

Begitu pula jumlah kasus infeksi HIV pada balita di kabupaten Buleleng, Bali berdasarkan data tahun 2015 saja diketahui sebanyak dua puluh orang. Dan angka-angka ini mungkin selalu lebih rendah daripada angka yang sesungguhnya. Karena jumlah yang sebenarnya terbenam dalam fenomena gunung es. Bali sendiri menempati posisi ketiga di Indonesia sebagai propinsi dengan jumlah tertinggi pengidap HIV setelah Papua dan Jawa timur. 

Penularan HIV hingga saat ini hanya terbukti melalui pertukaran cairan tubuh, baik darah maupun cairan kelamin dan dalam jumlah yang kecil melalui air susu ibu (ASI). Penularan melalui darah paling sering terjadi pada mereka pemakai narkoba suntik atau IDU (injecting drug user) atau junkies yang sering menggunakan jarum suntik secara bersama-sama (sharing needle).

Meski proporsi penularan melalui sharing needle jauh lebih kecil ketimbang melalui transmisi seksual namun efektivitas penularan melalui berbagi jarum suntik ini boleh dikatakan paling besar, hampir mencapai 100%, dibandingkan efektivitas penularan seksual yang sekitar 80%. Kenapa demikian? Mudah saja dipahami, karena dibandingkan aktifitas seksual, jumlah pelaku maupun frekuensi pemakaian narkoba injeksi tentu jauh lebih kecil. Sebaliknya, jumlah virus yang terkandung dalam jarum suntik yang terkontaminasi jauh lebih banyak daripada yang terbawa dalam cairan kelamin yang bertukar.

Penularan HIV melalui media darah, pun dapat terjadi pada transfusi darah yang tak diskrining, membuat tato atau tindik menggunakan jarum yang terkontaminasi. Oleh karena ASI dipandang mengandung virus HIV yang signifikan dapat menularkan pada bayi maka disepakati bayi dari ibu pengidap HIV hanya diperbolehkan menerima susu formula.

Walau penularan HIV sebetulnya tak gampang-gampang amat, namun kejadian kasus baru (insiden) infeksi HIV sedemikian progresif dan menakutkan. Masih jauh lebih mudah penularan TBC yang melalui udara atau demam berdarah karena gigitan nyamuk misalnya. Udara mengandung TBC ada di mana-mana dan kita bebas menghirupnya, tak perlu bayar.

Begitu pula nyamuk aides pembawa virus demam berdarah dengue, berkeliaran di mana-mana tanpa kita perlu ternakkan mereka. Lalu bayangkan saja, untuk menularkan atau mendapatkan HIV kita harus membeli heroin yang sedemikian mahal harganya, belum lagi dengan risiko ditangkap pak polisi. Atau perlu janjian dengan seseorang untuk melakukan seks, entah itu free suka sama suka atau harus membayar, bahkan ada yang bernilai 80 juta rupiah sekali pakai. Belum lagi perlu mencari tempat khusus yang harus disewa dan sebagainya. Namun faktanya, itu semua tak juga memberi kesulitan dalam penularannya. Kenapa?

Mungkin karena penularannya secara seksual terjadi melalui cara yang mengasyikkan yang menjadi kebutuhan biologis setiap manusia. Oleh karenanya, saat sesuatu itu tak bisa dihentikan ada baiknya diatur agar dapat mengurangi dampak kerugiannya (harm reduction). Bila moral seseorang tak bisa kita urus setidaknya kita dapat mencegahnya agar tak celaka.

Maka jika tak bisa setia pada satu pasangan setidaknya seseorang dapat kita cegah dari infeksi HIV dengan memotivasinya menggunakan kondom. Begitu pula junkies yang belum sembuh dari sakit ketergantungannya, sebaiknya diberikan edukasi menghindari kebiasaan berbagi jarum suntik. Mereka harus menggunakan jarum suntik yang baru atau yang sudah disucihamakan. Mungkin ini kelihatan terlampau permisif, namun inilah yang paling realistis sampai mereka sembuh dalam program rehabilitasi.

Jika demikian ceritanya, maka tak ada kemungkinan lain, balita yang terinfeksi HIV pastilah tertular secara vertikal dari ibunya. Vertikal bisa terjadi selama di dalam kandungan karena virus HIV dapat menembus plasenta atau penularan di saat persalinan. Entah ibunya memang seorang pengidap sebelum bertemu pasangannya sekarang atau akibat dari penularan pasangannya saat ini.

Bagaimanapun juga, prilaku orang tua yang serampangan tak hati-hati telah merenggutkan hak-hak mereka sebagai generasi penuh harapan. Itu belum termasuk besarnya anggaran pengobatan yang harus disiapkan negara menangani kasus HIV pada anak yang semakin banyak.

Begitulah pujangga masyur Kahlil Gibran dalam penggalan puisi abadinya “Anakmu Bukanlah Milikmu” … Berikan rumah untuk raganya, tetapi tidak jiwanya, Karena jiwanya milik masa mendatang, Yang tak bisa kau datangi, Bahkan dalam mimpi sekalipun… Kita semua sebagai keluarganya harus memberikannya tubuh yang sehat walau jiwanya pun bukan milik kita. [T]

Tags: AIDSanak-anakHIVkesehatan
Putu Arya Nugraha

Putu Arya Nugraha

Dokter dan penulis. Penulis buku "Merayakan Ingatan", "Obat bagi Yang Sehat" dan "Filosofi Sehat". Kini menjadi Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah Buleleng

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
9 perempuan book launch
Essay

Still We Rise | Balinese Women Movements: 2 Empowering Projects, 21 Inspiring Women

2021 - A New Year for More Female Voices “Still I rise”. Lecturer, writer, and feminist activist Sonia Kadek Piscayanti...

by Irina Savu-Cristea
December 24, 2020

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Digital Drawing ✍️:
Rayni N. Massardi
Puisi

Noorca M. Massardi | 7 Puisi Sapta dan 5 Puisi Panca

by Noorca M. Massardi
January 16, 2021
Foto-foto: koleksi penulis
Perjalanan

Tualang Banyuwangi (1) – Bertaruh Nyawa di Kawah Ijen

BAGIKU, perjalanan menuju gunung adalah salah satu mood swing terbaik dalam hidup. Perlahan, kau bisa merasakan udara panas berganti jadi ...

February 2, 2018
Foto FB/Gustra
Khas

Yang Baru dan Yang Hilang di Pesta Kesenian Bali 2019

Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-41 tahun 2019 ini menampilkan sejumlah fakta-fakta baru yang membuat PKB tahun ini terkesan agak-agak berubah. ...

June 17, 2019
Novel Kunang-kunang Hitam
Ulasan

Kunang-kunang Hitam: Sebuah Narasi Tentang Perempuan dan Alam

Judul: Kunang-kunang HitamPenulis: Geg Ary SuharsaniPenerbit: Binsar Hiras, 2020ISBN: 978-623-92658-1-4Cetakan pertama, Januari 2020, 14x20cm,166 halaman Perkembangan industri pariwisata di Bali ...

December 20, 2020
Kilas

Penggak Men Mersi – Melepas Benang Merah, Menyelamatkan Pementasan…

  Penampilan kelompok Pengak Men Mersi di panggung Bali Mandara Mahalango di Taman Budaya Denpasar. /Foto: ...

February 2, 2018
Pementasan Cak SMAN Bali Mandara di Taman Budaya Denpasar
Kilas

Cak SMAN Bali Mandara: Mengolah Suara dari Celah Tak Terduga

  MENONTON pementasan cak dari SMAN Bali Mandara di panggung terbuka Ardha Candra, Taman Budaya Denpasar, Sabtu malam, 2 September ...

February 2, 2018

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Jukut paku di rumah Pan Rista di Desa Manikyang, Selemadeg, Tabanan
Khas

Jukut Paku, Dari Tepi Sungai ke Pasar Kota | Kisah Tengkulak Budiman dari Manikyang

by Made Nurbawa
January 16, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Lukisan di atas kardus. Karya ini diberi judul “Pariwisata Macet Jalan Raya Lancar”.
Esai

Pariwisata Macet, Jalan Raya Lancar

by Doni Sugiarto Wijaya
January 16, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (65) Cerpen (149) Dongeng (10) Esai (1347) Essay (6) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (2) Khas (308) Kiat (19) Kilas (192) Opini (471) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (6) Poetry (5) Puisi (96) Ulasan (327)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In