8 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Film “Calon Bini”, Menghibur sekaligus Mendidik

Wayan JunaedybyWayan Junaedy
July 10, 2019
inUlasan
Film “Calon Bini”, Menghibur sekaligus Mendidik

Pemeran fil Calon Bini (Foto: Google)

26
SHARES
  • Judul Film : Calon Bini
  • Sutradara : Asep Kusdinar
  • Pemeran : Michelle Ziudith, Rizky Nazar, Slamet Rahardjo, Niniek L. Karim, Cut Mini, Minati Atmanegara, Butet Kertaradjasa
  • Tanggal Rilis : 14 Februari 2019

___

Film bertema usang tidak selalu menjemukan untuk ditonton. Calon Bini, salah satu film Indonesia yang telah berhasil membuat saya betah lama-lama memelototi layar monitor. Menonton lewat smartphone, pada aplikasi Inflix. Terlambat untuk menonton, karena dulu di bioskop keburu habis maya tayangnya.

Film ini mirip dongeng. Atau memang betul-betul dongeng. Sebenarnya ceritanya klise. Kisah tentang gadis desa. Lari dari rumah untuk menghindari perjodohan. Menjadi pembantu di sebuah rumah mewah, milik pengusaha kaya raya. Kemudian happy ending: menjadi calon istri dari putra majikannya sendiri.

Tapi film ini telah didaur-ulang sehingga terasa baru. Tema lama dengan bentuk baru. Sehingga menghadirkan tontonan yang sungguh bergizi dan menyehatkan batin. Nutrisi untuk kesehatan jiwa. Film yang mengocok-ngocok emosi kita selama beberapa jam. Dibalut bentuk komedi, yang membuat kita tertawa, terharu, bersedih dan kemudian merenung.

Cerita dibuka dengan adegan kegembiraan semua siswa SMU karena telah lulus. Ningsih, tokoh utama dalam film ini yang diperankan sangat apik oleh Michelle Ziudith, pulang dengan wajah berseri-seri dari sekolah, ditemani dua orang temannya. Dalam benaknya hanya ada tekad untuk melanjutkan kuliah. Cita-cita harus digapai, setinggi apapun dia menggantung.

Betapa kecewa hati Ningsih, karena di rumahnya ada rembug keluarga untuk menjodohkan dirinya dengan Sapto, anak Pak Kepala Desa. Sapto tergila-gila dengan Ningsih. Di awal cerita ada adegan saat Sapto mencegat Ningsih di perjalanan dari sekolah, sekedar memberikan sekuntum bunga untuk Ningsih, pujaan hatinya. Agung, paman Ningsih, yang digambarkan haus harta, berperan sebagai penghubung perjodohan itu.

Ayah Ningsih digambarkan sebagai pribadi yang lugu. Dia tidak bisa dengan tegas menolak perjodohan itu.

Ningsih berontak. Dia bertekad pergi ke Jakarta. Menggapai cita-citanya yang masih menggantung di langit. Takdirnya bukan lagi sumur, dapur, kasur. Dia ingin kuliah, kalau perlu sampai S2. Atas ijin kedua orang tuanya, Ningsih pun berangkat ke ibu kota yang keras. Anak gadis yang pergi ke metropolitan yang kejam.

Di Jakarta, Ningsih diperkenalkan dengan keluarga Prawira, pengusaha kaya raya, oleh Sri teman baik Ningsih. Dalam film ini, Sri tidak pernah dimunculkan dalam sebuah adegan. Hanya digambarkan lewat percakapan telepon dengan Ningsih. Dan karakter Sri juga digambarkan dalam percakapan Ningsih dengan Bu Andini.

Nutrisi film ini dibentuk dari kehadiran beberapa aktor dan aktris senior yang tak diragukan lagi kualitas akting mereka. Ada nama besar seperti Slamet Rahardjo yang berperan sebagai Pak Prawira, majikan Ningsih di Jakarta. Minati Atmanegara sebagai Andini, istri Pak Prawira. Niniek L. Karim menjadi tokoh Oma, mertuanya Pak Prawira.

Dan Cut Mini, yang aktingnya begitu kuat dalam film Laskar Pelangi sebagai ibu guru muda yang memperjuangkan nasib pendidikan anak-anak di daerah terpencil, mendapatkan bagian peran sebagai ibunya Ningsih. Terus ada Butet Kertaradjasa yang terasa pas sebagai kepala desa.

Seperti kebanyakan anak remaja jaman sekarang, Ningsih begitu lekat dengan gadget. Chatting, selfie, menjadi keseharian Ningsih di sela-sela pekerjaanya sebagai pembantu rumah tangga di keluarga Pak Prawira. Walau begitu Ningsih tetap sebagai perempuan desa yang lugu, mandiri, dan penyayang.

Beberapa kali adegan saat Ningsih selfie berlatar rumah mewah majikannya. Dia begitu kagum melihat rumah mewah majikannya, sekaligus bahagia bisa bekerja di sana. Foto-foto selfie yang kemudian dia kirim kepada orang tuanya di kampung, yang kemudian memicu salah paham yang menjadi klimaks pada film ini. Karena semua orang di kampungnya mengira bahwa Ningsih telah sukses dan kaya raya. Adegan kekonyolan yang menjadi ciri khas sebagai film komedi.

Tokoh Oma diperankan begitu kuat oleh Niniek L. Karim. Perempuan tua yang dingin, yang lebih banyak mengurung diri di kamar. Oma tidak memiliki hubungan baik dengan anak dan menantunya. Pelan-pelan Ningsih berhasil meluluhkan hati Oma. Untuk pertama kalinya Oma bisa tersenyum dan tertawa di hadapan Ningsih.

“Kamu pernah kesepian, nggak?” tanya Oma kepada Ningsih. Kalimat pertama dari Oma ini menggambarkan betapa galau hatinya karena rasa sepi. Kesepian di masa tua yang begitu menggigit. Satu-satunya hiburan bagi perempuan tua ini adalah saat ketemu sahabat-sahabatnya di rumah makan. Setelah ditinggal Satria Bagus, cucunya tersayang, untuk kuliah di New York, Oma menemukan pengobat rasa sepinya pada diri Ningsih yang lugu dan penyayang.

Tapi karena sebuah kesalahan, kesalah-pahaman yang konyol, Ningsih dipecat oleh Pak Prawira. Oma menjadi sedih dan kembali merasa kehilangan. Ningsih pulang ke kampung dengan perasaan hancur. Rencana perjodohannya dengan Sapto berlanjut lagi, lelaki yang dia benci selama ini. Ningsih putus asa. Masa depannya telah habis.

“Sayapku telah patah,” tulis Ningsih kepada teman chatting-nya yang bernama Jejak Langkah, yang sebenarnya tak lain adalah Satria Bagus, putra bekas majikannya di Jakarta, yang sedang menuntaskan kuliahnya di New York. Selama ini mereka sering chatting lewat media sosial tanpa pernah mengenal satu sama lain di dunia nyata, dan akun Satria Bagus dengan nama samaran tanpa foto profil. Walau sosok misterius, ternyata Ningsih membiarkan perasaannya mengalir. Mereka begitu akrab di dunia maya karena sama-sama ingin menggapai cita-cita setinggi langit.

Kemudian dalam dunia nyata, Satria Bagus yang diperankan Rizky Nazar, menjemput Ningsih untuk dilamar. Bagaikan seorang pangeran yang jatuh cinta pada perempuan desa dari kasta yang rendah, yang kemudian diboyong menjadi putri istana. Betul-betul dongeng yang menarik dan jenaka. Ningsih menolak lamaran Sapto, dan menyatakan jatuh cinta dengan Satria Bagus.

“Pak, Bu, Ningsih boleh bahagia kan?” ucap Ningsih dalam bahasa Jawa, begitu lugunya.

“Boleh, boleh,” kata ayahnya bersukacita, menerima lamaran Satria.

Adegan-adegan dalam film ini begitu hidup, segar dan menarik. Mengalir dan tidak membosankan. Alurnya yang terasa jenaka, sangat menghibur dan memberi perenungan. Film yang sangat berkualitas. Begitu kaya dengan karakter tokoh-tokohnya. Ada juga figuran yang tidak berperan dalam benang merah alur cerita. Tokoh yang dilihat Ningsih di dalam kereta, seorang pria yang kebetulan memakai sepatu kets dengan gambar sayap, sepatu sama seperti yang dipakai oleh Jejak Langkah, teman chatting Ningsih di media sosial.

Beberapa adegan mengandung kritik sosial. Seperti saat Sapto merampas motor di sebuah bengkel untuk dipakai mengejar Ningsih ke Jakarta.

“Aku ini anak kepala desa!” teriak Sapto sambil mengambil motor begitu saja seperti begal. Demikian juga saat dicegat penjaga loket kereta api. “Aku anak kepala desa!” Sapto begitu angkuh.

Sosok Sapto mewakili putra-putra pejabat tinggi, yang sombong, angkuh, manja dan juga rapuh.

Kesimpulannya, Calon Bini memang layak ditonton. Bukan Cuma layak, tapi harus. Rugi tidak nonton film sebagus ini. Duduk selama satu setengah jam akan dirasa kurang setelah menikmati adegan demi adegan di film ini. Tidak perlulah kita nonton film-film yang berat. Tema ringan dengan gaya komedi dalam Calon Bini, di samping menghibur juga memberikan pendidikan karakter. Film komedi yang penuh isi. [T]

Tags: filmhiburanPendidikanresensi
Previous Post

Pangraksa Jiwa dari Dayu Ani, Mengukuhkan Keragaman Nusantara

Next Post

Mebalih Dalang Cilik Narend di Festival Tepi Sawah

Wayan Junaedy

Wayan Junaedy

Lahir dan tinggal di kawasan Taman Margarana, Marga, Tabanan. Suka gowes, suka menulis, suka berteman

Next Post
Mebalih Dalang Cilik Narend di Festival Tepi Sawah

Mebalih Dalang Cilik Narend di Festival Tepi Sawah

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Wayang Kulit Style Bebadungan, Dari Gaya Hingga Gema

by I Gusti Made Darma Putra
June 7, 2025
0
Ketiadaan Wayang Legendaris di Pesta Kesenian Bali: Sebuah Kekosongan dalam Pelestarian Budaya

JIKA kita hendak menelusuri jejak wayang kulit style Bebadungan, maka langkah pertama yang perlu ditempuh bukanlah dengan menanyakan kapan pertama...

Read more

Efek Peran Ganda Pemimpin Adat di Baduy

by Asep Kurnia
June 7, 2025
0
Tugas Etnis Baduy: “Ngasuh Ratu Ngayak Menak”

PENJELASAN serta uraian yang penulis paparkan di beberapa tulisan terdahulu cukup untuk menarik beberapa kesimpulan bahwa sebenarnya di kesukuan Baduy...

Read more

Menguatkan Spiritualitas dan Kesadaran Budaya melalui Tumpek Krulut

by I Wayan Yudana
June 7, 2025
0
Tumpek Landep dan Ketajaman Pikiran

TUMPEK Klurut, sebagai salah satu rahina suci dalam ajaran agama Hindu di Bali, memiliki makna yang sangat mendalam dalam memperkuat...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

June 5, 2025
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Cerita Keberlanjutan dan Zero Waste dari Bali Sustainable Seafood dan Talasi di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Cerita Keberlanjutan dan Zero Waste dari Bali Sustainable Seafood dan Talasi di Ubud Food Festival 2025

AWALNYA, niat saya datang ke Ubud Food Festival 2025 sederhana saja, yaitu bertemu teman-teman lama yangsaya tahu akan ada di...

by Julio Saputra
June 7, 2025
Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025

IA bukan Abraham Lincoln, tapi Abraham dari Lionbrew. Bedanya, yang ini tak memberi pidato, tapi sloki bir. Dan panggungnya bukan...

by Dede Putra Wiguna
June 6, 2025
Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali
Khas

Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali

BUKU Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali karya Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt., memperkaya perspektif kajian sastra,...

by tatkala
June 5, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

June 7, 2025
Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

June 7, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co