2 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Mitos Patriarki Dalam Sinetron “Dunia Terbalik”

L MargibyL Margi
July 5, 2019
inUlasan
Mitos Patriarki Dalam Sinetron “Dunia Terbalik”

Google

14
SHARES

Satu hal yang terpikirkan dalam benak saya tentang tayangan hiburan di televisi. Apa mungkin masih ada yang bisa menarik perhatian kita dari sisi kebaharuan dan kebermanfaatan?

Saya rasa pelaku industri pertelevisian hanya berlindung pada zona aman demi yang dinamakan bisnis. Rating yang tunggi membuat  mereka akan mempertahankan sebuah tontonan meski tidak  bermutu sekalipun.

Sejalan berkembangnya teknologi informasi, hal tersebut tidaklah menjadi kerisauan masyarakat. Pada akhirnya kebutuhan sebuah informasi atau hiburan yang dulu kita dapatkan dari televisi bergeser pada keasyikan masyarakat mengakses internet. Mereka cenderung lebih banyak menggunakan waktunya untuk bersinggungan dengan sosmed dan media online.

Hal ini membuktikan bahwa internet adalah media yang terkenal sangat interaktif mampu menggeser televisi sebagai multi-mediatik.

Lalu apakah memang semua hiburan yang ditayangkan televisi sama sekali tidak ada yang bisa kita lirik sebagai sesuatu yang menarik? Ternyata tidak juga. Masih ada tayangan sinetron di salah satu stasiun televisi yang memang masih relevan dan bisa dinikmati baik sebagai sebuah hiburan maupun dijadikan sebagai proses berpikir.

Sinetron “Dunia Terbalik” yang tayang setiap malam di RCTI  memberi gambaran kehidupan nyata dan bisa kita temui di sekitar kita. Dunia terbalik mengangkat isu tentang kultur yang ada di sebuah Desa Ciraos – Jawa Barat. Di mana para penduduknya masih memegang dan mencintai budaya secara turun temurun.

Secara umum budaya memiliki pengertian sebagai cara hidup sekelompok manusia yang berkembang dan diwariskan secara turun temurun. Tentu saja meski bagainanapun kemajuan perkembangan dunia, maka budaya akan tetap dipertahankan bagi sebagian masyarakat. Seperti halnya masyarakat Ciraos menyadari bahwa mereka lahir dari budaya dan tentu saja tidak akan bisa lepas dari budaya tersebut,

Dalam sinetron Dunia terbalik memperlihatkan bagaimana budaya yang tidak lazim bagi kebanyakan masyarakat. Para wanita (seorang istri) yang menjadi tulang punggung keluarga dan bekerja sebagai TKW di Luar Negeri, sedangkan laki-laki (Suami) menjadi bapak rumah tangga – mengurus dan membesarkan anak-anaknya.

Empat pemeran suami dalam sinetron ini adalah Akum (Agus Kuncoro), Aceng (Sutan Simatupang), Dadang (Indra Borowo), Idoy (Bambang Chandra Bayu). Mereka bertukar peran dengan para istri untuk mengasuh dan membesarkan anak. Para istri mereka menjadi TKW di beberapa negara seperti Hongkong dan Arab.

Dalam tayangan setiap episode dimunculkan berbagai konflik mulai dari konflik internal sampai pada konflik eksternal. Beberapa konflik dalam sinetron ini diantaranya:

Dadang dengan naluri kelaki-lakiannya yang tentu saja tidak bisa dipungkiri. Menjalin hubungan LDR dengan istri tentu saja membuat ia menjadi menempatkan sebagian perasaannya pada wanita lain di kampung tersebut (Entin yang diperankan oleh Rosnita Putri Permata). Begiti pula dengan Akum dan Ibu Guru Yola.

Kang Karnadi yang harus dihadapkan pada kenyataan istrinya pulang ke Indonesia dalam keadaan hamil karena pemerkosaan di Negara tempat ia bekerja. Bagaimana istrinya menanggung sanksi sosial dan kebencian dari suami dan anaknya atas kejadian tersebut.

Ceu Edah yang meninggal karena kerusuhan di Hongkong dan meninggalkan satu anak yang masih kecil. Jauh sebelum itu Istri Edoy juga menjadi korban TKW yang meninggal dunia di Luar Negeri.

Kegelisahan anak-anak muda (Perempuan) Ciraos tentang budaya yang mengikat mereka – apakah mereka harus mengikuti budaya tersebut?

Meskipun terlihat konflik dalam sinetron ini terlihat cukup rumit, namun sinetron ini termasuk dikategorikan sitetron komedi. Pesan moral dari setiap kejadian dalam sinetron ini tidak selalu menjual kesedihan atau bahkan berunsur doktrin, namun terkadang bahkan mengundang gelak tawa.

***

Sinetron Dunia Terbalik tidak hanya sekedar menunjukkan budaya yang berkembang di sebagian wilayah, namun juga menunjukkan perubahan sosial peran gender. Semakin luas ruang gerak perempuan memperoleh akses pendidikan yang tinggi dan kebijakan pemerintah yang mendukung, maka perempuan juga memiliki kesempatan sama dengan laik-laki – di berbagai bidang ranah publik.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Elly Marika Maya Mahad dengan judul Representasi Fatherhood(Majalah Ayah Bunda). Penelitian ini menunjukkan bahwa ada sebuah perlawanan mitos patriarki yang berkembang. Hal ini dianggap sangat penting bagi peneliti karena adanya perubahan sosial, dimana perempuan mampu bekerja di ranah publik. Dengan demikian tentu saja peran laki-laki juga harus bisa melakukan segala pekerjaan domestik.

Terlepas dari penelitian tersebut, saya merasa ada juga beberapa hal perempuan yang lebih fundamental dan harus dijaga selain upaya mematahkan mitos patriarki. Menilik sinetron Dunia Terbalik seharusnya membuat kita menjadi berpikir beberapa hal fatal yang seharusnya tidak terjadi diantaranya:

  • Dari sisi psikologis antara ibu dan seorang anak.

Sebuah keluarga utuh saja terkadang masih ada kendala dalam pola asuh dan muncul berbagai konflik. Lebih-lebih hubungan yang tergambar pada sinetron Dunia terbalik.

  • Dari sisi keselamatan diri perempuan

Sekuat apapun peremuan, bukankah ia berhak mendapat perlindungan diri dari pihak manapun terlebih dari pihak keluarga. Tidak sedikit kita mendengar para pekerja wanita di Luar Negeri yang mendapat perlakuan tidak selayaknya. Penyiksaan, pemerkosaan, bahkan sampai pada kematian yang tak wajar.

***

Dua hal yang menarik dalam sinetron Dunia Terbalik dan saya rasa layak dijadikan rujukan adalah cerita dari sinetron ini mewakili realitas sosial yang ada dalam masyarakat dan permasalahan yang ditampilkan juga mengajak kita peka dan berpikir kritis pada konflik sosial yang ada di sekitar. [T]

Tags: laki-lakipatriarkiresensisinetron
Previous Post

Kelor untuk Kesehatan: Dari Mistis hingga Bisnis, Dari “Jukut” hingga “Laklak”

Next Post

Festival Tepi Sawah Dibuka Aneka Workshop Bertema Budaya Indonesia

L Margi

L Margi

Alumnus Magister Pendidikan UNESA

Next Post

Festival Tepi Sawah Dibuka Aneka Workshop Bertema Budaya Indonesia

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more

Google Launching Veo: Antropologi Trust Issue Manusia dalam Postmodernitas dan Sunyi dalam Jaringan

by Dr. Geofakta Razali
June 1, 2025
0
Tat Twam Asi: Pelajaran Empati untuk Memahami Fenomenologi Depresi Manusia

“Mungkin, yang paling menyakitkan dari kemajuan bukanlah kecepatan dunia yang berubah—tapi kesadaran bahwa kita mulai kehilangan kemampuan untuk saling percaya...

Read more

Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

by Made Chandra
June 1, 2025
0
Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

PERNAHKAH kita berpikir apa yang membuat sebuah foto begitu bermakna, jika hari ini kita bisa mereproduksi sebuah foto berulang kali...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu
Panggung

Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu

HUJAN itu mulai reda. Meski ada gerimis kecil, acara tetap dimulai. Anak-anak muda lalu memainkan Gamelan Semar Pagulingan menyajikan Gending...

by Nyoman Budarsana
June 1, 2025
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co