10 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

“Jaja Leburan” dan Kenangan Yang Tak Lesap

Geg Ary SuharsanibyGeg Ary Suharsani
June 8, 2019
inEsai
“Jaja Leburan” dan Kenangan Yang Tak Lesap

Secangkir teh dan pepes jaje leburan (foto: penulis)

89
SHARES

Bahan-bahan  utama, masing-masing bercitarasa enak.

Campur apa adanya,  aduk saja.

Bungkus dengan daun kenangan masa lalu.

Tersajilah senyum mereka yang dulu pernah bersama.

Juga senyum saya, tentu.

***

Odalan sanggah (upacara agama tiap enam bulan sekali) di pura keluarga kami menyisakan banyak buah, pisang dan jaja uli  begina. Selain peralatan upacara yang bertumpuk di beberapa tempat serta rasa letih yang akan pulih dengan tidur pulas setelah dua malam berlalu.

Selesai bersih-bersih dan membereskan peralatan upacara yang digunakan selama odalan, bertumpuklah buah dan jajan tersebut. Kami tidak bisa memberikan kepada sanak saudara, karena odalan kami bersamaan, sehingga tentunya mereka juga memiliki tumpukan buah dan jajan, yang sebaiknya dihabiskan, karena sesungguhnya seluruh buah dan jajan tersebut kualitas terbaik. Sudah pasti enak.

Untuk buah, selain pisang, solusinya tentu gampang. Tinggal dimasukkan ke dalam kulkas, amanlah dalam beberapa waktu dan bisa dicicil untuk dihabiskan. Nah, untuk pisang, agak sulit. Pisang, jika dimasukkan ke dalam kulkas, tampilannya akan tak elok lagi. Warnanya berubah coklat yang awalnya kuning gading. Meski sudah dibungkus dengan koran saat dimasukkan ke dalam kulkas, tetap saja bersemu coklat. Hilanglah selera untuk menikmatinya. Demikian juga dengan jaja uli dan begina. Jajan yang rasanya gurih dan renyah seperti kerupuk itu, bisa melempem jika tak segera dikonsumsi. Kadang jadilah dia penghuni tong sampah, padahal sungguh tak ada yang memungkiri, mereka enak sekali.

Hari ketiga setelah odalan. Saya memandang tumpukkan bahan-bahan berkualitas itu. Meski sudah dikonsumsi tiap hari selama tiga hari, tetap saja jumlah mereka masih banyak. Akhirnya hari ini saya memutuskan untuk membuat jaja leburan. Jajan yang selalu dibuat oleh kedua nenek saya, saat saya masih tinggal di kampung, belum menikah.

Saya hanya perlu membeli daun pisang. Bahan-bahan lain yang diperlukan sudah tersedia: pisang raja, jaja begina uli dan kelapa.

Sambil tersenyum karena berusaha mengingat bagaimana nenek saya dulu membuat jaja leburan, saya pun memulai melumatkan pisang raja. Sesungguhnya pisang apapun bisa dicampur, asal citarasanya manis, dan tentunya pisang batu tidak ikut serta. Pisang saya lumat dengan menggunakan garpu, dan karena merasa agak lambat, akhirnya tangannya saya pun ikut serta, tentu setelah dicuci bersih.

Kemudian saya melunakkan jaja begina dan uli. Saya gunakan air panas agar lebih cepat dan sekaligus membersihkannya. Jajan lunak dengan cepat. Dulu, nenek saya mencampur semua jajan lungsuran odalan. Jajan cacalan, jajan sabun (namanya memang begitu), jajan sirat, jajan matahari, satuh (yang bertekstur seperti pasir dan rasanya sangat manis karena campuran gula merah), dan entah jajan apalagi, yang penting berasa manis. Jajan yang dipakai oleh nenek saya ini memerlukan waktu yang lebih lama untuk melunakkannya karena lebih padat dibandingkan jajan begina dan uli. Kecuali satuh, tidak perlu ikut dilumatkan dengan air panas.

Saya kemudian mencampur seluruh bahan yang sudah dilunakkan, ditambah dengan kelapa yang sudah diparut. Sesudah tercampur seluruh bahan, saya kemudian mencicipi sedikit. Hmm…enak! Sudah pasti, karena seluruh bahan yang digunakan adalah bahan-bahan yang enak. Sebentar lagi akan jadilah jaja leburan yang saya buat.

Adonan jaja leburan itu saya sendok beberapa bagian dan saya pindahkan ke daun pisang yang sudah disiapkan. Masing-masing terdiri atas lima sendok makan adonan. Setelah membagi rata, terbentuknya lima bungkus jaja leburan.


BACA JUGA

  • Usai Galungan & Kuningan, Mari Nikmati “Leburan Cake” – Kuliner Nostalgia Tiada Dua

Lima bungkus jaja leburan itu saya pindahkan ke panci untuk mengukus. Api kompor menyala. Mengingatkan saya dulu harus meniup semprong (bambu utuh kecil) untuk menyalakan api, karena dulu kami memasak menggunakan tungku tradisional, bukan kompor gas seperti saat ini. Nenek akan menggunakan daun-daun kering agar api cepat membesar, diantara kayu bakar.

Air mulai mendidih, uap panas muncul dari sela-sela tutup panci. Tak berapa lama, harum daun pisang bercampur dengan wangi pisang dan adonan lain yang tercampur, mulai memenuhi dapur, menelusup diantara lubang angin.

Sesudah terasa matang, saya pindahkan lima bungkus jaja leburan itu ke tempat untuk menyangrai, berupa wajan yang terbuat dari tanah liat. Jajan itu saya bakar atau dinyanyah,  agar terasa lebih gurih.

Sepuluh menit kemudian jadilah jaja leburan yang saya buat. Harum gurihnya benar-benar membuat saya tidak sabaran untuk mencicipinya. Saya buka satu bungkus jaja leburan, warnanya dominan coklat putih, tidak seperti jaja leburan buatan nenek yang berwarna-warni karena aneka ragam bahan yang digunakan. Dengan riang hati satu suap jaja leburan berpindah ke mulut saya. Enak sekali. Meski sesungguhnya mulut saya gelagapan karena jajan itu masih panas mengepul.

Secangkir teh segera terhidang sebagai teman jaja leburan. Lalu saya duduk sendiri di balai dangin. Mengingat keriangan saya dan saudara-saudara saya menikmati jaja leburan. Kami harus mengirisnya agak tipis, agar semua kebagian dan bisa mengambil beberapa kali. Untuk yang membantu nenek saat proses pengerjaan jaja leburan, dia boleh mengambil satu bungkus.

Kini, saya bisa tersenyum mengerti, mengapa kedua nenek saya berusaha mengolah lungsuran odalan menjadi kudapan lezat atau bentuk olahan lainnya, hingga tak ada yang terbuang. Meski dulu kami tidak punya kulkas dan harus meniup api menggunakan semprong. Paling tidak, dulu nenek telah menyiapkan cikal bakal kenangan yang bisa saya ingat hari ini. [T]

Tags: balikue tradisonalkulinernostalgia
Previous Post

Diperlukan Oposisi yang Bisa Memuji –Kajian Interpretif Politik

Next Post

Catatan Dhamma Camp 2019: Sebuah Perjalanan Mencari Jati Diri

Geg Ary Suharsani

Geg Ary Suharsani

penulis karya jurnalistik dan sastra

Next Post
Catatan Dhamma Camp 2019: Sebuah Perjalanan Mencari Jati Diri

Catatan Dhamma Camp 2019: Sebuah Perjalanan Mencari Jati Diri

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

“Pseudotourism”: Pepesan Kosong dalam Pariwisata

by Chusmeru
May 10, 2025
0
Efek “Frugal Living” dalam Pariwisata

KEBIJAKAN libur panjang (long weekend) yang diterapkan pemerintah selalu diprediksi dapat menggairahkan industri pariwisata Tanah Air. Hari-hari besar keagamaan dan...

Read more

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co