15 April 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Esai
Secangkir teh dan pepes jaje leburan (foto: penulis)

Secangkir teh dan pepes jaje leburan (foto: penulis)

“Jaja Leburan” dan Kenangan Yang Tak Lesap

Geg Ary Suharsani by Geg Ary Suharsani
June 8, 2019
in Esai
89
SHARES

Bahan-bahan  utama, masing-masing bercitarasa enak.

Campur apa adanya,  aduk saja.

Bungkus dengan daun kenangan masa lalu.

Tersajilah senyum mereka yang dulu pernah bersama.

Juga senyum saya, tentu.

***

Odalan sanggah (upacara agama tiap enam bulan sekali) di pura keluarga kami menyisakan banyak buah, pisang dan jaja uli  begina. Selain peralatan upacara yang bertumpuk di beberapa tempat serta rasa letih yang akan pulih dengan tidur pulas setelah dua malam berlalu.

Selesai bersih-bersih dan membereskan peralatan upacara yang digunakan selama odalan, bertumpuklah buah dan jajan tersebut. Kami tidak bisa memberikan kepada sanak saudara, karena odalan kami bersamaan, sehingga tentunya mereka juga memiliki tumpukan buah dan jajan, yang sebaiknya dihabiskan, karena sesungguhnya seluruh buah dan jajan tersebut kualitas terbaik. Sudah pasti enak.

Untuk buah, selain pisang, solusinya tentu gampang. Tinggal dimasukkan ke dalam kulkas, amanlah dalam beberapa waktu dan bisa dicicil untuk dihabiskan. Nah, untuk pisang, agak sulit. Pisang, jika dimasukkan ke dalam kulkas, tampilannya akan tak elok lagi. Warnanya berubah coklat yang awalnya kuning gading. Meski sudah dibungkus dengan koran saat dimasukkan ke dalam kulkas, tetap saja bersemu coklat. Hilanglah selera untuk menikmatinya. Demikian juga dengan jaja uli dan begina. Jajan yang rasanya gurih dan renyah seperti kerupuk itu, bisa melempem jika tak segera dikonsumsi. Kadang jadilah dia penghuni tong sampah, padahal sungguh tak ada yang memungkiri, mereka enak sekali.

Hari ketiga setelah odalan. Saya memandang tumpukkan bahan-bahan berkualitas itu. Meski sudah dikonsumsi tiap hari selama tiga hari, tetap saja jumlah mereka masih banyak. Akhirnya hari ini saya memutuskan untuk membuat jaja leburan. Jajan yang selalu dibuat oleh kedua nenek saya, saat saya masih tinggal di kampung, belum menikah.

Saya hanya perlu membeli daun pisang. Bahan-bahan lain yang diperlukan sudah tersedia: pisang raja, jaja begina uli dan kelapa.

Sambil tersenyum karena berusaha mengingat bagaimana nenek saya dulu membuat jaja leburan, saya pun memulai melumatkan pisang raja. Sesungguhnya pisang apapun bisa dicampur, asal citarasanya manis, dan tentunya pisang batu tidak ikut serta. Pisang saya lumat dengan menggunakan garpu, dan karena merasa agak lambat, akhirnya tangannya saya pun ikut serta, tentu setelah dicuci bersih.

Kemudian saya melunakkan jaja begina dan uli. Saya gunakan air panas agar lebih cepat dan sekaligus membersihkannya. Jajan lunak dengan cepat. Dulu, nenek saya mencampur semua jajan lungsuran odalan. Jajan cacalan, jajan sabun (namanya memang begitu), jajan sirat, jajan matahari, satuh (yang bertekstur seperti pasir dan rasanya sangat manis karena campuran gula merah), dan entah jajan apalagi, yang penting berasa manis. Jajan yang dipakai oleh nenek saya ini memerlukan waktu yang lebih lama untuk melunakkannya karena lebih padat dibandingkan jajan begina dan uli. Kecuali satuh, tidak perlu ikut dilumatkan dengan air panas.

Saya kemudian mencampur seluruh bahan yang sudah dilunakkan, ditambah dengan kelapa yang sudah diparut. Sesudah tercampur seluruh bahan, saya kemudian mencicipi sedikit. Hmm…enak! Sudah pasti, karena seluruh bahan yang digunakan adalah bahan-bahan yang enak. Sebentar lagi akan jadilah jaja leburan yang saya buat.

Adonan jaja leburan itu saya sendok beberapa bagian dan saya pindahkan ke daun pisang yang sudah disiapkan. Masing-masing terdiri atas lima sendok makan adonan. Setelah membagi rata, terbentuknya lima bungkus jaja leburan.


BACA JUGA

  • Usai Galungan & Kuningan, Mari Nikmati “Leburan Cake” – Kuliner Nostalgia Tiada Dua

Lima bungkus jaja leburan itu saya pindahkan ke panci untuk mengukus. Api kompor menyala. Mengingatkan saya dulu harus meniup semprong (bambu utuh kecil) untuk menyalakan api, karena dulu kami memasak menggunakan tungku tradisional, bukan kompor gas seperti saat ini. Nenek  akan menggunakan daun-daun kering agar api cepat membesar, diantara kayu bakar.

Air mulai mendidih, uap panas muncul dari sela-sela tutup panci. Tak berapa lama, harum daun pisang bercampur dengan wangi pisang dan adonan lain yang tercampur, mulai memenuhi dapur, menelusup diantara lubang angin.

Sesudah terasa matang, saya pindahkan lima bungkus jaja leburan itu ke tempat untuk menyangrai, berupa wajan yang terbuat dari tanah liat. Jajan itu saya bakar atau dinyanyah,  agar terasa lebih gurih.

Sepuluh menit kemudian jadilah jaja leburan yang saya buat. Harum gurihnya benar-benar membuat saya tidak sabaran untuk mencicipinya. Saya buka satu bungkus jaja leburan, warnanya dominan coklat putih, tidak seperti jaja leburan buatan nenek yang berwarna-warni karena aneka ragam bahan yang digunakan. Dengan riang hati satu suap jaja leburan berpindah ke mulut saya. Enak sekali. Meski sesungguhnya mulut saya gelagapan karena jajan itu masih panas mengepul.

Secangkir teh segera terhidang sebagai teman jaja leburan. Lalu saya duduk sendiri di balai dangin. Mengingat keriangan saya dan saudara-saudara saya menikmati jaja leburan. Kami harus mengirisnya agak tipis, agar semua kebagian dan bisa mengambil beberapa kali. Untuk yang membantu nenek saat proses pengerjaan jaja leburan, dia boleh mengambil satu bungkus.

Kini, saya bisa tersenyum mengerti, mengapa kedua nenek saya berusaha mengolah lungsuran odalan menjadi kudapan lezat atau bentuk olahan lainnya, hingga tak ada yang terbuang. Meski dulu kami tidak punya kulkas dan harus meniup api menggunakan semprong. Paling tidak, dulu nenek telah menyiapkan cikal bakal kenangan yang bisa saya ingat hari ini. [T]

Tags: balikue tradisonalkulinernostalgia
Geg Ary Suharsani

Geg Ary Suharsani

penulis karya jurnalistik dan sastra

MEDIA SOSIAL

  • 3.5k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Ilustrasi tatkala.co | Satia Guna
Cerpen

Utang | Cerpen Rastiti Era

by Rastiti Era
April 10, 2021
Foto: Mursal Buyung
Cerpen

Taman Langit

  SUATU pagi kita dipertemukan di suatu tempat yang penuh dengan bunga-bunga, kumbang yang bercumbu dengan madu, rerumputan yang bergoyang ...

February 2, 2018
Manik Sukadana/Teater Kalangan
Esai

Sudah Sampaikah di Tujuan?

Secara spesifikasi personal, barang kali saya yang paling lemah di antara kawan-kawan di Teater Kalangan. Jika diibaratkan sebuah laptop, saya ...

February 2, 2021
Opini

Mengerti Makna Profesor

Menjadi sesuatu yang luar biasa itu sangatlah mudah. Tetapi, kalimat itu ternyata belum selesai konteksnya. Harus ada tambahan implikasi yang ...

August 12, 2020
Ulasan

“Self-Acceptance” Pada Realitas Hidup – [Ulasan Buku Kumpulan Cerpen Kereta Tidur]

Judul               : Kereta TidurPenulis             : Avianti ArmandPenerbit           : Gramedia Pustaka UtamaTebal               : 152 halamanTahun              : Juni 2018 *** Sebagian manusia ...

July 9, 2019
Google
Opini

Mencegah Generasi Koruptor dengan “Pokemon”

  INDONESIA, negeri yang adiluhung dengan bentangan alam bak zamrud khatulistiwa membentang dari Sabang sampai Merauke. Negara yang dianugerahi keindahan ...

February 2, 2018

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Anak-anak di Banjar Ole, Marga, Tabanan, mengikuti workshop yang digelar CushCush Galerry
Acara

Burung Menabrak Pesawat, Lele Dipatuk Ayam | Charcoal For Children 2021: Tell Me Tales

by tatkala
April 13, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Esai

Gejala Bisa Sama, Nasib Bisa Beda

by Putu Arya Nugraha
April 13, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (68) Cerpen (163) Dongeng (13) Esai (1456) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (11) Khas (352) Kiat (20) Kilas (203) Opini (481) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (10) Poetry (5) Puisi (108) Ulasan (343)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In