12 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Cinta dan Kematian – [Kritik Kepada Kaum Jomblo dan Tidak Jomblo]

IGA Darma PutrabyIGA Darma Putra
June 4, 2019
inEsai
Swastyastu, Nama Saya Cangak
118
SHARES

Percaya atau tidak, kedua kata itu, cinta dan kematian, berkaitan. Erat bahkan. Contohnya: “Aku cinta padamu sampai mati”. “Aku cinta mati sama kamu”. “Aku akan terus mencintaimu sampai kematian tiba”. “Gue cinta mati sama elu”. “Tresnan Beline kanti mati”. Dan masih banyak lagi.

Contoh-contoh kata itu, biasanya digunakan oleh sekelompok kaum yang tidak boleh saya terangkan dalam tulisan ini. I can’t mention mereka. But, saya yakini kita sudah paham siapa mereka. Harus saya yakinkan kalau itu gombal.

Jelas saja itu gombal. Mana ada orang cinta hanya sampai mati. Yang namanya cinta, harusnya bertahan bahkan setelah kematian. Maka katakan, “aku cinta padamu, bahkan maut tak bisa memisahkan”. Gitu. Tapi itu lebih gombal lagi sepertinya. Atau ganti dengan, “aku cinta padamu tanpa kata sampai”.

Cinta kalau dicari di kamus-kamus, artinya sebuah perasaan suka sekali, atau sangat sayang. Kalau sudah terjangkiti, jangan harap ada rasa takut pada setan. Apalagi setan yang beraninya mengganggu hanya saat tidur. Kalau jatuh cinta, jarak jadi tidak berarti. Waktu seperti lenyap. Dan tubuh seperti tidak ada.

Itulah receh-receh cinta. Semacam kembalian sehabis beli sebotol yogurt dan sebungkus roti cokelat. Bisa juga kembalian sehabis beli sebotol bir besar dan sebungkus kacang. Ah, saya ingin melupakan bir-bir itu. Lalu menggantinya dengan segelas susu. Tentu saja tanpa air tuba di dalamnya. Itu karena saya ingin hidup sehat agar lebih lama saya lihat dirinya. Ciehhh…

Tulisan kali ini, saya tidak ingin serius. Di luaran sana sudah banyak yang serius. Saya yakin ada beberapa kawan yang bosan dengan obrolan pengkerut dahi. Tapi saya juga tidak yakin, selama seri Cangak ini ada, saya pernah serius. Mungkin pernah, mungkin tidak. Yang serius itu hanya satu, “aku sayang kamu”. Gombal.

Sepertinya ini tulisan paling receh yang pernah saya tulis [meski semua tulisan saya sepertinya memang receh]. Tapi tak mengapa, toh air masih mengalir, gunung masih tegak, dan Jdanau masih tergenang. Lalu sodara/i masih membacanya. Terimakasih.  

Edisi kali ini, sebenarnya saya ingin menceritakan tentang sebuah lontar yang bicara tentang kematian. Tapi tidak jadi, karena nanti tulisan ini jadi serius. Makanya saya ubah judul di atas menjadi semacam kritik kepada dua klasifikasi manusia.

Isi lontar yang ingin saya ceritakan itu sebenarnya cukup mencengangkan. Di dalamnya ada cara-cara untuk mati [bukan cara mati ala Bali dari teks Sumanasantaka]. Di sana juga ditulis tentang anugerah seorang guru kepada muridnya tentang cara melepaskan atma dari tubuh. Saya masih menimbang, akankah isi teks lontar itu saya sebarkan. Karena menerima artinya mengalirkan.

Biarlah nanti kalau memang harus saya ceritakan, akan saya tulis. Tapi resikonya, kalau berani menulis, haruslah berani mempraktikkan. Kalau tidak, ya tulisan hanya tinggal tulisan. Tidak ada taksunya. Begitu saya diajarkan.

Dari sekian isinya, yang bisa saya telusuri hanya cara menghitung hari baik untuk upacara kematian. Tentu saja selain upakara yang juga ditulis di sana. Percaya atau tidak, setelah membacanya saya benar-benar takjub sendiri. Kok para tetua dulu, bakat baana ngitungang ane keto-keto. Im so proud of you my Panglingsir.

Apalagi pembicaraan tentang aksara dan juga rajahannya. Teks itu sungguh memusingkan. Tapi entah kenapa, juga mengasyikkan. Membaca teks memang begitu, ia sulit tapi menarik. Kadang sehabis membaca sesuatu teks lontar tertentu, kita bisa memetakan apa yang sedang dibicarakan oleh orang lain yang juga menyenangi dunia perlontaran.

Contohnya adalah kata Jarayu yang beberapa waktu lalu dimuat di tatkala.co. Ada dua teks Bali yang kebetulan saya baca memuat kata itu. Yang satunya memberikan terjemahan tegas, apa itu Jarayu. Yang satunya bicara tentang kemunculannya dari Ongkara Pramana sebagai ajaran dari Parama Rahasyopadesa.

Contoh lainnya adalah kata Kajang. Yang dipakai saat upacara ngaben. Ngaben itu ada banyak istilahnya: Sawa Wedana, Swastagni, Ngelanus. Belum lagi setelah ngaben diikuti upacara nyekah. Nyekah itu juga ada beberapa istilahnya: Nyekah Kakangsen, Kurung, Mamadya. Saya tidak ingin memperdebatkan antara Kajang yang bisa mengantarkan jiwa atau tidak.

Kajang menurut shastranya, adalah salah satu upakara. Sebagaimana umumnya upakara, ia adalah lapis terluar dari tiga lapisan kerangka agama. Karena ia lapis terluar, maka ialah yang sering terlihat dan diperdebatkan. Tidak mengherankan.


BACA TULISAN LAIN TENTANG JARAYU DAN KAJANG:

  • JARAYU-TANTRA – Catatan Kecil dari Percakapan Prof Hooykaas dengan Pedanda Made Sidemen
  • Kematian, Kajang dan Jiwa
  • Sang Jiwa & Suara Aksara –Penjelasan Singkat Upakara Ngeringkes dan Ragam Kajang

Segitu saja tentang kematian. Pusing tidak? Bagi yang tidak, barangkali karena memang senang dengan yang begitu-begitu. Bagi yang pusing, silahkan tidur. Siapa tahu bisa mimpi indah tentang cinta dan kematian. Saya anjurkan tidur lebih banyak bagi kaum jomblo, siapa tahu di mimpi ketemu “ia” yang diharapkan. Biasanya dunia mimpi menyediakan yang kita inginkan. Biasanya! Kalau tidak, berarti tidak biasa.

Tidak ada salahnya jadi jomblo, tidak salah juga untuk tidak jomblo. Kedua kelompok ini tidak boleh saling mencaci maki. Sebaiknya silahturahmi. Saling kunjungi, saling mohon maaf, dan saling memaafkan. Yang jomblo tidak perlu demo agar ada aturan yang mengatur percintaan. Yang tidak jomblo, juga jangan mencibir. Kita ini kan satu negara. Negara Telaga.

Meski telaga akan segera kering, tidak apa-apa kalau kita mencoba dulu menggali sumur. Kan tidak ada kata terlambat. Masak iya, orang disebut bodoh hanya karena terlambat menggali sumur. Orang disebut bodoh, jika orang itu Belog. Menurut orang Bali jaman dahulu, belum tentu yang bodoh adalah yang tidak belajar. Orang terpelajar pun disebutnya bodoh. Orang yang terpelajar disebut bodoh, karena ia pintar. Saking pintarnya, ia asyik sendiri dengan kepintarannya.

Kalau ngomong dengan orang aneh memang begitu. Segalanya seperti kontraproduktif. Kata-katanya seolah kontradiktif. Yang paling kontras itu, kalau nemu orang saat bicara dengan kita dia berkata U, saat dengan orang lain dia berkata I, ketemu dengan koleganya yang kaya raya dia bilang A, ketemu orang miskin dan religious dia berkata T. Bayangkan satu kata apa yang bisa kita katakan untuk orang begitu.

Apapun kata yang bisa kita bayangkan, jangan sampai mengumpat. Karena itu tidak baik. Dilarang oleh segala macam aturan norma-norma hukum dan agama. Kalau tidak percaya, monggo ditakonkan kepada para ahli. Kan banyak tuh sekarang ahlinya ahli.

Ahli pindang sambel matah. Ahli sayur kangkung. Ahli babi guling. Ahli kitab. Ahli daun. Ahli apa lagi? Pokoknya banyak ahlinya ahli. Konyolnya, kita barangkali diam-diam tahu, kalau ada ahli ngaku-ngaku. Ngaku begitu dan ngaku begini. Begini begitu kok ngaku-ngaku? Giliran begitu-begituan tidak pernah ngaku. Konyol.

Tapi sepertinya memang begitu. Hidup ini sekumpulan kekonyolan. Boleh kan kalau kekonyolan yang banyol itu ditertawakan?

Hidup memang ada yang serius. Ada juga yang serius untuk hidup. Bagi yang serius hidup, segala pengalaman di masa lalu dijadikanya guru. Guru-guru masa lalu itulah yang menginisiasinya menjadi sosok bijaksana tiba-tiba. Sehingga bisa memberikan teladan kepada orang lain agar tidak seperti masa lalunya.

Begitulah hidup, konyolnya tiada akhir. Seberapapun konyolnya hidup, pokoknya “aku tetap cinta mati sama kamu sayang”. Auuuu… [T]


  • BACA: CANGAK YANG LAIN

Tags: cintakematianlontarrenungansastra
Previous Post

Gelaran Hari Lahir Pancasila, Bulan Bung Karno, dan Gebrakan Pak Kadisbud Bali

Next Post

Taman Bumi & Etis Pemuja Gambar Diri —Pesan Amat Penting bagi Pendaki Batur

IGA Darma Putra

IGA Darma Putra

Penulis, tinggal di Bangli

Next Post
Taman Bumi & Etis Pemuja Gambar Diri —Pesan Amat Penting bagi Pendaki Batur

Taman Bumi & Etis Pemuja Gambar Diri ---Pesan Amat Penting bagi Pendaki Batur

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Refleksi Visual Made Sudana

by Hartanto
May 12, 2025
0
Refleksi Visual Made Sudana

JUDUL Segara Gunung karya Made Sudana ini memadukan dua elemen alam yang sangat ikonikal: lautan dan gunung. Dalam tradisi Bali,...

Read more

Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

by Sonhaji Abdullah
May 12, 2025
0
Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

DI Sekolah, fenomena bullying (dalam bahasa Indoneisa biasa ditulis membuli) sudah menjadi ancaman besar bagi dunia kanak-kanak, atau remaja yang...

Read more

Pulau dan Kepulauan di Nusantara: Nama, Identitas, dan Pengakuan

by Ahmad Sihabudin
May 12, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

“siapa yang mampu memberi nama,dialah yang menguasai, karena nama adalah identitas,dan sekaligus sebuah harapan.”(Michel Foucoult) WAWASAN Nusantara sebagai filosofi kesatuan...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pendekatan “Deeflearning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 
Khas

Pendekatan “Deeflearning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

PROJEK Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) di SMA Negeri 2 Kuta Selatan (Toska)  telah memasuki fase akhir, bersamaan dengan berakhirnya...

by I Nyoman Tingkat
May 12, 2025
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co