2 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Leukemia, Yang Belum Kalah

Putu Arya NugrahabyPutu Arya Nugraha
June 1, 2019
inEsai
Nyepi: Terapi Kesehatan, Terapi Kita, Bumi dan Peradaban
239
SHARES

“Apa arti kehidupan ini, kalau semuanya akan menderita sakit, umur tua dan kematian?” (Siddharta Gautama)


Leukemia, tak pernah memberi peringatan apapun. Gaya hidup, yang dapat kita kelola hingga pada batas-batas esensial bahkan tak pernah dikaitkan dengan penyakit mematikan ini. Atau kalaupun ada, dampaknya bisa dikatakan terlampau kecil.

Yang sering disebut-sebut misalnya pengaruh radiasi, virus tertentu, atau merokok. Ini akan mengingatkan kita pada kejadian kanker yang meningkat pasca peristiwa Hiroshima dan Nagasaki atau kebocoran reaktor nuklir di Chernobyl. Seakan-akan aspek genetik telah mengunci horor ini. Urusan genetik berarti persoalan bawaan, urusan bawaan punya arti takdir.

Bolehlah sementara ini kita sebut, berhadapan dengan leukemia adalah berhadapan dengan Tuhan, bukan dengan dokter dan obat-obatan. Hingga suatu saat nanti, peneliti-peneliti hebat yang telah mendekam puluhan tahun di dalam ruang-ruang laboratorium canggih menemukan satu terobosan revolusioner di bidang terapi kanker.

Tubuh kita terbangun dari koordinasi berbagai sistem organ. Sebutlah sistem saraf, sistem pernafasan, sistem sirkulasi (jantung dan pembuluh darah), sistem pembuangan (ginjal dan saluran kencing) dan seterusnya. Sistem organ tersusun dari struktur organ dan regulatornya, misalnya sistem pernafasan diatur oleh bagian otak yang disebut sebagai medulla oblongata. Ialah yang mengendalikan seberapa sering peparu harus menarik oksigen saat kita dikejar anjing misalnya.

Atau, sistem reproduksi pada wanita dipengaruhi oleh hormon estrogendan progesteron yang dihasilkan oleh indung telur seorang wanita. Inilah yang membuat payudara seorang wanita bergelantung kian subur saat ia hamil sebagai persiapan menyusui anaknya kelak.

Sedemikian terukurnya sistem dalam tubuh bekerja. Tepat dan berkesinambungan hingga spesies kita lestari bestari. Begitulah pada umumnya. Hingga sebagian besar dari kita sangat meyakini, telah ada yang mengatur segala peristiwa ini. Dari yang terendah di tingkat sel mikroskopik, yang kemudian menjalin suatu untaian jaringan sebagai pembentuk berbagai organ selanjutnya. Ialah sang pengatur yang kita sebut sebagai Tuhan. Yang keberadaannya disangsikan oleh ilmuwan masyur Stephen Hawking.

Baginya segala peristiwa di jagat raya ini, juga di alam kecil tubuh kita ini adalah natural, spontan, tiada campur tangan satu kekuatan maha tinggi. Mungkin saja ia benar. Hingga sekali dua kali, tubuh kita lalu kemudian membuat kesalahan dan kekeliruan. Kesalahan kecil yang tak tampak, kesalahan sedang yang meninggalkan kecatatan hingga kesalahan besar yang telah membunuh tubuhnya sendiri. Sains menyebutnya sebagai mutasi gen. Kenapa Tuhan membiarkannya?

Seperti pertanyaan lugu, kenapa Tuhan membiarkan meteor bertabrakan? Hingga konon menghangus punahkan spesies dinosaurus. Spesies reptil raksasa yang kini hanya bisa kita lihat di layar lebar sinema dalam rekaan sutradara-sutradara hebat. Untuk apa gunung dibiarkan meletus begitu saja atau tsunami melibas ciptaannya tanpa belas kasihan? Segalanya masih misteri, belum ada yang mampu menjawab dengan jernih. Seperti halnya leukemia yang misterius. Ia menyambangi kita dengan pesan yang sangat jelas. “Bersiap-siaplah untuk kalah dan pulang dalam keabadian”

Sistem hematologi atau darah pun sesungguhnya begitu mengagumkan. Darah yang terlihat homogen merah begitu saja oleh mata kita, sebetulnya terdiri dari butir darah dan plasma, tempat butir-butir darah terbawa. Dapat dibayangkan sebagai segelas cendol. Butir darah terdiri dari sel darah putih (leukosit), sel darah merah (eritrosit) dan keping darah pembeku (trombosit).

Ketiganya telah memiliki fungsi yang begitu spesifik dan terukur. Sel darah putih akan bekerja sebagai pertahanan tubuh untuk melawan segala infiltrasi mikroorganisme perusuh sebagai penyebab penyakit. Contoh paling klasik dari kerja sel darah putih adalah timbulnya bisul. Kuman yang masuk hendak mengganggu tubuh, oleh sel darah putih dilokalisir dalam struktur patologi yang dikenal sebagai abses atau bisul. Ke sanalah sel-sel darah putih mengepung berbagai mikroba patogen (penyebab sakit) agar tak menembus sistem sirkulasi tubuh (sistemik).

Sedangkan sel darah merah akan bertugas mendistribusikan oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh, sementara sel darah pembeku bertanggung jawab menutup luka dan menghentikan pendarahan. Demikian tertibnya mereka berbagi tugas sampai terjadi satu kekeliruan misterius yang sangat fatal.

Satu kekeliruan, saat entah kenapa sel darah putih yang dibentuk sumsum tulang sedemikian banyak melampaui pakem normalnya. Leukosit yang telah diproduksi begitu banyak hingga jumlahnya bisa puluhan kali dari yang seharusnya, namun tampil dalam struktur dan fungsi yang tak layak. Itulah lalu dinamakan leukemia, meski ia berlimpah namun tak berfungsi dengan baik, ia seakan-akan tak ada.

Keadaan ini sedemikian liar tak bisa dijinakkan walau dengan kemoterapi paling baik saat ini. “Ketiadaan” sel darah putih alias tentara ini membuat tubuh manusia rentan dan penuh kompromi terhadap berbagai mikroorganisme patogen. Tubuh akan digerogoti virus, bakteri hingga jamur oportunistik yang dapat menyerang paru-paru, usus atau saluran kemih. Membawa tubuh jatuh pada keadaan infeksi berat dan syok.

Sel darah putih yang terlalu banyak, menghimpit keberadaan sel darah merah dan keping darah pembeku. Menyebabkan jumlah kedua jenis sel yang begitu penting untuk tubuh itu menjadi sangat minimal. Dampaknya sudah tentu, asupan oksigen dan nutrisi untuk sel yang kian menyusut dan di lain pihak tubuh mudah mengalami pendarahan. Komplikasi yang sedemikian kacau ini adalah keadaan yang layak untuk sebuah kematian.

“Apa arti kehidupan ini, kalau semuanya akan menderita sakit, umur tua dan kematian?” pertanyaan Siddharta Gautama ini dapat kita jawab dengan menjadi pertapa di bawah pohon bodi sepertinya, atau bertapa di laboratorium untuk menemukan formula yang efektif mengalahkan leukemia.

Selamat jalan ibu Ani, ibu negara kami tercinta, semoga beristirahat dengan tenang. [T]

Tags: kehidupanpenyakit
Previous Post

Ilmu Kehidupan dalam Matematika: (Mengurangi Hal-hal Negatif = Perbuatan Positif)

Next Post

Puisi-puisi GM Sukawidana: Upacara Muara Teluk Benoa

Putu Arya Nugraha

Putu Arya Nugraha

Dokter dan penulis. Penulis buku "Merayakan Ingatan", "Obat bagi Yang Sehat" dan "Filosofi Sehat". Kini menjadi Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah Buleleng

Next Post
Puisi-puisi GM Sukawidana: Upacara Muara Teluk Benoa

Puisi-puisi GM Sukawidana: Upacara Muara Teluk Benoa

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more

Google Launching Veo: Antropologi Trust Issue Manusia dalam Postmodernitas dan Sunyi dalam Jaringan

by Dr. Geofakta Razali
June 1, 2025
0
Tat Twam Asi: Pelajaran Empati untuk Memahami Fenomenologi Depresi Manusia

“Mungkin, yang paling menyakitkan dari kemajuan bukanlah kecepatan dunia yang berubah—tapi kesadaran bahwa kita mulai kehilangan kemampuan untuk saling percaya...

Read more

Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

by Made Chandra
June 1, 2025
0
Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

PERNAHKAH kita berpikir apa yang membuat sebuah foto begitu bermakna, jika hari ini kita bisa mereproduksi sebuah foto berulang kali...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu
Panggung

Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu

HUJAN itu mulai reda. Meski ada gerimis kecil, acara tetap dimulai. Anak-anak muda lalu memainkan Gamelan Semar Pagulingan menyajikan Gending...

by Nyoman Budarsana
June 1, 2025
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co