13 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

“Harusnya Drama Gong Ne!” – Ulasan Kecil Pementasan Drama Musikal Pan Balang Tamak

Jong Santiasa PutrabyJong Santiasa Putra
May 10, 2019
inUlasan
“Harusnya Drama Gong Ne!” – Ulasan Kecil Pementasan Drama Musikal Pan Balang Tamak

Pentas Drama Musikal Pan Balang Tamak, dipentaskan Yayasan Pendidikan Dria Raba di Gedung Ksirarnawa Taman Budaya Denpasar, 7 Mei 2019

24
SHARES

Beberapa waktu lalu, 7 Mei 2019, saya menonton satu nomor pertunjukan berjudul, Pentas Drama Musikal Pan Balang Tamak, dipentaskan Yayasan Pendidikan Dria Raba di Gedung Ksirarnawa Taman Budaya Denpasar. Sutradara Rasta dan Dramaturg-nya Mas Hendra Utay. Sebagai catatan penting kawan-kawan aktor dan pemusik adalah penyandang tunanetra, dan dari pengamatan saya ada yang tunanetra total ada pula low vision.

Suatu pertunjukan yang menakjubkan, dan penuh perjuangan saya pikir.

Tapiiiii….., tentu ada tapi. Sebagai penonton yang baik dan budiman, saya hendak memberi beberapa catatan, beberapa masukan, ulasan kecil, sebagai bentuk autokritik teater Bali pada umumnya, sebab saya pun berada di dalam lingkaran tersebut.

Kadang saya sulit untuk menempatkan diri jika menonton pementasan, yang mana sebagai pelaku, dengan kepala penuh pemahaman, yang mana sebagai penonton tanpa tedensi apapun. Kadang-kadang jika kepala sudah penuh tahu, kemudian menonton pementasan, ketegangannya selalu terletak pada alam bawah sadar dan imaji yang menginginkan lebih.

Contohnya Pementasan Pan Balak ini. Sampai tulisan ini dibuat, kepala saya masih dibayangi pementasan tersebut. Masih terbayang saya duduk di sebelah kanan panggung, beberapa kali ngedumel saat stage manager-nya nggak bekerja maksimal. Beberapa kali saya ketawa terpingkal-pingkal  saat pemain ngelawak, bahkan berulang kali saya memberi tawaran adegan, sebenarnya bisa diginiin, bisa digituin. Sayang saja kalau tidak tercatat, apalagi usai pentas tidak ada diskusi terbuka untuk penonton.

Kisah Pan Balang Tamak menceritakan seseorang raja yang membenci tokoh Pan Balang Tamak. Raja ingin membunuhnya, karena anak raja mencintai si tokoh kita. Tapi untung saja kejahatan raja digagalkan oleh patih raja yang melihat tingkah raja sudah menyimpang.

Terus terang yah wan kawan, saya begitu berjarak secara sosial dengan kawan kawan penampil. Labeling tunanetra yang melekat adalah pekerjaannya sebagai tukang pijat, dengan kacamata hitam, tongkat petunjuk jalan, dan tas selempang. Stereotype ini sudah mengerak di kepala, sejak sejumlah sinetron, atau film di TV, membekukan imaji ini.

Tidak pernah terbayangkan kawan-kawan  akan bermain sandiwara di atas panggung, memberi suguhan yang mengocok perut, diiringi oleh sejumlah lagu, tarian. Sudah barang tentu  setiap penonton yang hadir malam itu, sepakat pementasan berhasil dan sukses.

Saya menyusur sejumlah penonton, mereka adalah kawan-kawan SMP, SMA dan mahasiswa yang tergabung dalam kelompok teater di sekolahnya masing-masing, dan bapak-bapak ibu-ibu PNS yang harus hadir, karena pementasan itu didanai pemerintah.

Ait tunggu dulu. Bagi saya pribadi. Menonton pertunjukan; teater, tari, musik, dan jenis kesenian lainnya, adalah sebuah cerminan atau sepenggal kisah dari masyarakat, yang kemudian diolah dan dibawa ke atas panggung. Mampu menyentuh memori kolektif penonton, sebab penonton adalah produk masyarakat itu sendiri. Memberi penyadaran, bahkan lebih ekstrim sampai pada tahap empati dan mengintimidasi penonton, alam  sadar penonton yang abai karena pengaruh rutinitas berulang atau mekanis,  dikejutkan, sehingga efeknya berhasil, dan dibawa pulang ke rumah, diceritakan, lalu menjadi tanggung jawab bersama.

Dari pemilihan judul pementasan di poster, saya sudah diimingi-imingi menonton Drama Musikal. Kepala saya ini dipenuhi ekspektasi drama musikal ala Broodway, atau mendekati broodway-lah, dengan teknik dialog bernyanyi, teknologi panggung yang mengejutkan, alur adegan yang mempesona. Nyatanya pementasan  lebih mirip Drama Gong, yang sempat ngetop pada tahun 80-90-an di Bali.

Aiiiiih saya rindu sekali nonton Drama Gong. Kelompok-kelompok drama gong waktu itu,  sangat mempengaruhi setiap lini masyarakat. Kenangan saya langsung meluncur ke zaman SD dulu. Bagaimana Drama Gong tokoh Petruk dan Dollar selalu dibicarakan di kelas, di tempat bermain, di posko, waktu jam istirahat. Seolah-olah tontonan Drama Gong menjadi syarat tingkat keren. Karena joke-joke mereka kami bawakan dan adaptasi di lingkungan sekolah.

Masih ingat juga, sewaktu perpisahan sekolah SD, saya memimpin grup drama gong, mencukil beberapa adegan dari Drama Gong yang kita tonton bersama, masih menggunakan VCD.

Pementasan Pan Balang Tamak memang berisi tarian, musik, lagu, tapi tidak lebur menjadi satu kesatuan utuh, persis seperti Drama Gong, setiap pemainnya keluar ada lagu yang mengiringi, pilihan lagu pun, kekinian dan ngetop saat ini. Beberapa lagu malah nampak berjarak dari tema  yang diusung. Jika saja kata-kata Drama Musikal itu diganti dengan Drama Gong, mungkin akan menyentuh pasar yang berbeda, tidak hanya kalangan anak anak sekolah saja. Embel embel drama musikal mungkin terlalu berat dan ambisius atau sekedar menjadi dalih marketing saja.

Pemain musik dalam pementasan drama musikal Pan Balang Tamak

Pembacaan saya yang lain, Sutradara dan Dramaturg-nya kurang berhasil melakukan observasi yang mendalam terhadap kawan-kawan tunanetra serta mengaitkannya ke konteks masyarakat dewasa ini. Hal ini terlihat, bagaimana pola lantai yang kurang jelas, keluar masuk pemain tanpa perhitungan dan pertimbangan, kejaranannya hanya pada bentuk utuh, dan eksistensi di atas panggung. Padahal jika digali lagi, mengadaptasi cara kawan-kawan tunanetra dalam kesehariannya, banyak hal yang dapat dipertimbangkan jadi bentuk adegan.

Misalnya begini, saya tahu betul bagaimana tingginya tingkat hapalan kawan tunanetra. Kelebihan ini semestinya diturunkan menjadi skor pola bergerak di atas panggung. Panggung ditata sedemikian rupa, diisi benda-benda untuk mengingat struktur ruang. Pasti dasyat. Atau  tambahkan saja dua pemain cameo, yang keberadaannya remang-remang, kadang jadi aktor, kadang jadi penegas, kadang membantu pemain untuk menentukan ruang gerak.

Karena beberapa kali pemain salah jalan, menabrak kain, menabrak hiasan, bahkan salah tempat duduk. Penonton dapat memakluminya dari sisi kemanusiaan, tapi dari sudut pandang pertunjukan dan teknis, hal ini dapat diselesaikan, jika saja lebih teliti, cermat, dan berproses panjang.

Pertunjukan malam itu hampir tidak lepas dari lawakan, mulai dari umpatan khas Bali yang nyelekit, hingga sampai bahasan-bahasan yang sedang viral saat ini. Penonton diberi ruang untuk melompat-lompat dalam imaji, kemanakah iya harus menyimpulkan, diterbangkan antara dongeng dan realitas. Nampaknya Dramaturg Mas Hendra Utay sedang hendak bermain-main di ranah ini, strateginya wacana kebanyakan, agar kawan-kawan penonton tidak terlalu berjarak.

Tapi kadang-kadang terlalu nampak menjauhkan konsep, membantingnya begitu saja, misalkan pakaian pemain sangat bagus dengan mengusung tema Bali kontemporer, namun ditabrak begitu saja dengan properti-properti  maenan, pedang mainan, ayam mainan, botol plastik tuak. Jadi gerimutan cang.

Konteks benturannya sudah saya rasakan, dari penggunaan bahasa Bali, Indonesia, dan diselingi  bahasa Inggris. Kemudian lagu-lagu pun saya rasakan benturannya, lagu Bali, lagu Indonesia kini, bahkan dibentur dengan dangdut. Maksud saya haruslah satu diteguhkan, sebab yang lain sudah mix. Betapa kerennya patih-patih itu menggunakan keris beneran, tapi lagunya dangdut. Bayangkan saya sih begitu.

Satu lagi menilik pengalaman-pengalaman bersoal kerjasama dan kolektifan dalam membangun pementasan, harus disadari sebuah pertunjukan memiliki rencana jelas ke depan. Setelah pentas mau ke mana lagi, apa selanjajutnya, bisakah menghadirkan pentas mandiri.

Satu adegan dalam pementasan drma musikal Pan Balang Tamak

Kata kawan saya, jika suatu pergerakan didanai oleh pihak ketiga, hampir 80 persen, maka niscaya gerakan itu perlahan tenggelam. Saya rasa ini tanggung jawab bersama, khususnya yang berkolektif, agar berkarya tidak pada satu moment saja. Saya memiliki mimpi kecil, jika saja kelompok pentas itu membentuk kelompok Drama Modern, kan menarik, lalu dikelola dengan managemen yang baik. Bisa jadi gerakan besar itu.

Ya saya setuju dengan istri bapak gubernur yang saat itu memberi sambutan, bahwa memang benar seni dapat menyalurkan bakat anak-anak muda sehingga berlaku positif, tapi kan tidak cukup di situ. Harus dipikirkan juga seberapa jauh seni mampu mengubah cara pandang, membangun masyarakatnya dengan baik, tidak menjadi kelompok eksklusif. Melibatkan penonton sampai kesadarannya.

Saya jadi ingat pernah membaca satu tulisan  pementasan Margi Wuta oleh Teater Gardanalla, sutradara dan penulis naskah nya  Joned Suryatmoko, bekerja sama dengan Ari Wulu Penata Musik dan Bunyi, tahun 2011 di Yogjakarta. Bagaimana Mas Joned sebagai sutradara mampu menghadirkan eksistensi kawan-kawan tunanetra hingga berdampak pada nurani penonton. Ini eksperimen yang panjang tentunya, dengan observasi dan skala trial error berulang. Tidak hadir sebagai eksplorasi estetik, apalagi eksploitasi semata.

Anggoang mone ah, Heri ngantosang di sisi, ajakine minum. Pedalem ye sing ngelah timpal, hehe

Selamat membaca teman teman. [T]

Tags: Dramadrama gongdrama musikalseni pertunjukanTeatertunanetra
Previous Post

“Laklak Gede” Isi Pisang di Pasar Penebel, Namanya Laklak Biu Men Bayu

Next Post

Berani-Beraninya Nonton “Sexy Killers” di Universitas Panji Sakti Singaraja

Jong Santiasa Putra

Jong Santiasa Putra

Pedagang yang suka menikmati konser musik, pementasan teater, dan puisi. Tinggal di Denpasar

Next Post
Berani-Beraninya Nonton “Sexy Killers” di Universitas Panji Sakti Singaraja

Berani-Beraninya Nonton “Sexy Killers” di Universitas Panji Sakti Singaraja

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

    Pendidikan di Era Kolonial, Sebuah Catatan Perenungan

    by Pandu Adithama Wisnuputra
    May 13, 2025
    0
    Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

    PENDIDIKAN adalah hak semua orang tanpa kecuali, termasuk di negeri kita. Hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak,  dijamin oleh konstitusi...

    Read more

    Refleksi Visual Made Sudana

    by Hartanto
    May 12, 2025
    0
    Refleksi Visual Made Sudana

    JUDUL Segara Gunung karya Made Sudana ini memadukan dua elemen alam yang sangat ikonikal: lautan dan gunung. Dalam tradisi Bali,...

    Read more

    Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

    by Sonhaji Abdullah
    May 12, 2025
    0
    Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

    DI Sekolah, fenomena bullying (dalam bahasa Indoneisa biasa ditulis membuli) sudah menjadi ancaman besar bagi dunia kanak-kanak, atau remaja yang...

    Read more
    Selengkapnya

    BERITA

    • All
    • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
      Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

      Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

      May 13, 2025
      “Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

      “Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

      May 8, 2025
      Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

      Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

      May 7, 2025
      Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

      Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

      April 27, 2025
      Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

      Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

      April 23, 2025
      Selengkapnya

      FEATURE

      • All
      • Feature
      • Khas
      • Tualang
      • Persona
      • Historia
      • Milenial
      • Kuliner
      • Pop
      • Gaya
      • Pameran
      • Panggung
        Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 
        Khas

        Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

        PROJEK Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) di SMA Negeri 2 Kuta Selatan (Toska)  telah memasuki fase akhir, bersamaan dengan berakhirnya...

        by I Nyoman Tingkat
        May 12, 2025
        Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
        Pameran

        Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

        JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

        by Nyoman Budarsana
        May 11, 2025
        Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
        Pameran

        Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

        INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

        by Nyoman Budarsana
        May 10, 2025
        Selengkapnya

        FIKSI

        • All
        • Fiksi
        • Cerpen
        • Puisi
        • Dongeng
          Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

          Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

          May 11, 2025
          Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

          Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

          May 11, 2025
          Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

          Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

          May 11, 2025
          Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

          Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

          May 10, 2025
          Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

          Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

          May 10, 2025
          Selengkapnya

          LIPUTAN KHUSUS

          • All
          • Liputan Khusus
            Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
            Liputan Khusus

            Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

            SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

            by Jaswanto
            February 28, 2025
            Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
            Liputan Khusus

            Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

            SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

            by Made Adnyana Ole
            February 13, 2025
            Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
            Liputan Khusus

            Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

            BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

            by Jaswanto
            February 10, 2025
            Selengkapnya

            ENGLISH COLUMN

            • All
            • Essay
            • Fiction
            • Poetry
            • Features
              Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

              Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

              March 8, 2025
              Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

              Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

              November 30, 2024
              The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

              The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

              September 10, 2024
              The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

              The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

              July 21, 2024
              Bali, the Island of the Gods

              Bali, the Island of the Gods

              May 19, 2024

              TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

              • Penulis
              • Tentang & Redaksi
              • Kirim Naskah
              • Pedoman Media Siber
              • Kebijakan Privasi
              • Desclaimer

              Copyright © 2016-2024, tatkala.co

              Welcome Back!

              Login to your account below

              Forgotten Password?

              Retrieve your password

              Please enter your username or email address to reset your password.

              Log In
              No Result
              View All Result
              • Beranda
              • Feature
                • Khas
                • Tualang
                • Persona
                • Historia
                • Milenial
                • Kuliner
                • Pop
                • Gaya
                • Pameran
                • Panggung
              • Berita
                • Ekonomi
                • Pariwisata
                • Pemerintahan
                • Budaya
                • Hiburan
                • Politik
                • Hukum
                • Kesehatan
                • Olahraga
                • Pendidikan
                • Pertanian
                • Lingkungan
                • Liputan Khusus
              • Kritik & Opini
                • Esai
                • Opini
                • Ulas Buku
                • Ulas Film
                • Ulas Rupa
                • Ulas Pentas
                • Kritik Sastra
                • Kritik Seni
                • Bahasa
                • Ulas Musik
              • Fiksi
                • Cerpen
                • Puisi
                • Dongeng
              • English Column
                • Essay
                • Fiction
                • Poetry
                • Features
              • Penulis

              Copyright © 2016-2024, tatkala.co