21 April 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Khas
Laklak gede berisi pisang di Pasar Penebel, Tabanan, Bali

Laklak gede berisi pisang di Pasar Penebel, Tabanan, Bali

“Laklak Gede” Isi Pisang di Pasar Penebel, Namanya Laklak Biu Men Bayu

Wayan Junaedy by Wayan Junaedy
May 8, 2019
in Khas
266
SHARES

Kalau pas melintas di Pasar Penebel, di Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali, mampirlah sebentar ke sebuah warung kecil. Lokasinya di utara pasar, tepatnya sebelah barat jalan.

Mencari Pasar Penebel tidaklah sulit. Dari kota Tabanan luruslah kea rah utara, lewat Tuakilang, lalu Wanasari, lalu Desa Buruan, lurus terus ke utara, bertemulah Pasar Penebel. Pasar Penebel biasa juga dilewati para pelancaong jika hendak ke obyek wisata lJatiluwih via Desa Babahan.  

Atau jika ingin ke obyek Yeh Panes Belumbang, di Pasar Penebel bisa belok kiri, Tapi sebelum menuju obyek-obyek terkenal itu, singahlah ke Pasar Penebel, tepatnya di utara pasar, di sebelah barat jalan.

Di situ ada sebuah warung kecil menjual laklak pisang yang enak, dengan bentuk yang unik dan  rasa yang khas. Namanya warung Laklak Biu Men Bayu. Laklak yang hangat, cocok ketika menemani secangkir kopi. Pemandangan orang yang ngantre membeli laklak sudah biasa di warung itu.

Laklak yang legit, dengan pisang manis dan parutan kelapa. Rasanya pas. Kuliner khas Bali yang digemari. Di warung itu tersedia dua kompor gerabah, yang menyerupai bungut paon, kompor tradisonal Bali kuno. Bahan bakarnya dari dahan kayu.

Proses pembuatan laklak biu Men Bayu

Ada beberapa alasan kenapa Men Bayu tidak menggunakan kompor modern untuk membuat laklak pisang itu. Dengan menggunakan kayu bakar, rasa laklak terasa lebih enak, beda dan khas. Ternyata bahan bakar yang digunakan mempengaruhi cita rasa kue.

Men Bayu dan suaminya konsisten menekuni bisnis kecil laklak pisang itu selama sepuluh tahun. Mereka memulai usaha sejak tahun 2009, dengan modal kecil. November 2012 untuk pertama kali diundang, diberi kesempatan pameran  kuliner pada acara HUT kota Tabanan.

Kemudian berlanjut tiap tahun ikut pameran kuliner sampai tahun 2016. Sampai saat ini, dari bisnis kecil ini Pan Bayu bisa membeli mobil tua, sebagai satu-satunya armada untuk membeli pisang ke pasar. UKM dengan modal kecil, kalau ditekuni bisa menghasilkan uang lumayan.

Laklak adalah kuliner khas Bali. Jadi harus dilestarikan, agar bisa sejajar dengan kuliner-kuliner dari daerah lain. Sebenarnya rasanya juga tak kalah dengan kue-kue impor yang sudah punya branding. Pemda setempat berperan memfasilitasi, melakukan promosi kuliner khas Bali ini ke tingkat nasional.

Men Bayu nomer dua dari kanan, saat mendapat kesempatan pameran kuliner di Taman Mini Indonesia Indah

Men Bayu dan Pan Bayu pernah diboyong oleh dinas terkait di Pemkab Tabanan, untuk diterbangkan ke Jakarta mengikuti pameran kuliner di Taman Mini Indonesia Indah. Mereka memperkenalkan laklak pisang dan juga jaje kelepon yang dibuat oleh pedagang lain. Foto mereka di depan Monas terpasang rapi di tembok warung Men Bayu, bagaikan kertas sertifikasi sebagai bukti pengakuan jaminan mutu laklak pisang yang dia buat sehari-hari.

Di warungnya yang kecil, dengan beberapa kursi plastik dan kursi kayu, kadang memang tidak bisa menampung pelanggan. Para pelanggan harus sabar menunggu proses pembuatan. Seperti membuat nasi goreng, laklak juga baru dibikin saat dipesan, untuk menjaga kehangatannya.

Lebih Besar

Pertama kali saya mencicipi laklak pisang Men Bayu ini, langsung jatuh cinta dengan rasanya. Rasa yang khas. Saya ketagihan. Setiap kali lewat di Penebel untuk urusan kerja, pasti saya mampir di warung Men Bayu ini. Membeli beberapa laklak pisang, dibungkus untuk oleh-oleh pulang. Anak-anak dan istri juga suka.

Beda dengan laklak biasa, bentuk laklak biu ini lebih besar. Harga per biji Rp 2.000.  Bedanya lagi, jika laklak biasa membutuhkan gula aren cair sebagai pemanis, laklak pisang ini tidak membutuhkan gula. Rasa manis didapat dari pisang yang diiris tipis-tipis dan ditaburi parutan kelapa. Rasa manis yang alami. Ini juga kue yang bagus untuk penderita diabetes.

Kalau kita bedah isinya, laklak pisang mengandung nutrisi yang sangat baik. Tepung sebagai bahan utama  mengandung karbohidrat. Pisang adalah buah yang mengandung banyak nutrisi, sejumlah vitamin dan potasium, dan juga serat yang baik untuk pencernaan. Pisang adalah makanan wajib untuk atlit sebelum bertanding. Itulah kenapa seorang atlit bulutangkis dunia memakan pisang saat istirahat sebentar sebelum memasuki rubber set yang melelahkan.

Pernah juga saya lihat seorang atlit sepeda Tour de Indonesia yang memakan pisang sambil tetap bersepeda. Sedangkan kelapa parut yang ditaburi pada laklak pisang juga tak kalah bergizinya. Pernah saya baca, satu sendok makan kelapa parut mengandung 1 gram protein. Jadi, lumayan kan kandungan nutrisi pada selembar laklak pisang ini. Maaf, saya pakai saja istilah selembar, karena bentuknya seperti lembaran…hehehe

Bupati Tabanan Eka Wiryastuti dan Wabup Gede Sanjaya di stand laklak biu Men Bayu

Setiap hari minggu, pelanggan yang datang lebih banyak lagi. Para pesepeda yang kebetulan lewat gowes, mampir ke warung Men Bayu. Pemandangan sepeda yang parkir di sana-sini pun terlihat memenuhi warungnya yang kecil. Pelanggan laklak Men Bayu dari berbagai lapisan masyarakat. Beberapa pegawai pemda sering memesan laklak pisang untuk sebuah acara penting di kantor. Kadang-kadang Men Bayu dan suaminya harus buka pagi-pagi pukul 5, karena memenuhi pesanan yang akan diambil pukul 7 pagi.

Men Bayu dan suaminya sudah semakin tua. Pan Bayu sudah memasuki usia 71 tahun. Men Bayu juga sering sakit. Kadang Pan Bayu sendirian di warungnya melayani pelanggan, karena istrinya butuh istirahat untuk menurunkan tensi. Seperti siang itu, saya hanya bertemu Pan Bayu saat mengambil beberapa foto sambil wawancara.

Agaknya anak-anaknya tidak tertarik melanjutkan usaha kuliner itu. Padahal kalau anaknya mau, mereka bisa menata warung itu agar kelihatan lebih rapi, keren dan artistik. Bisa saja warung kecil itu ditata seperti kafe kopi. Menyediakan laklak pisang sebagai menu utama, dan kopi khas Bali sebagai pendamping menu.

Bukankah banyak kopi khas Bali yang bisa diperkenalkan, jebis robusta atau arabika. Seperti kopi Banyuatis itu, yang sudah melanglang buana ke mana-mana. Ada sebuah warung kecil di jantung kota Tabanan, yang setiap hari dikerubuti puluhan bahkan mungkin ratusan pelanggan setianya. Pemilik warung sukses hanya dengan berjualan kopi sebagai menu utama.

Sedikit menghayal, barangkali suatu ketika kuliner khas Bali seperti: laklak biu, jaje kelepon, jaje gadang, bisa go internasional seperti kue-kue impor yang menjajah kita selama ini. Semoga! [T]

Tags: kue tradisonalkulinerpasarPenebeltabanan
Wayan Junaedy

Wayan Junaedy

Lahir dan tinggal di kawasan Taman Margarana, Marga, Tabanan. Suka gowes, suka menulis, suka berteman

MEDIA SOSIAL

  • 3.5k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Ilustrasi dari penulis
Dongeng

Si Manusia Kodok

by I Ketut Suar Adnyana
April 17, 2021
Ilustrasi" Jro Adit Alamsta
Esai

Jutaan Orang Bahkan Tidak Menyadari Jika Dulu Saya Pernah Menjadi Raja

“Wahai prajuritku semuanya, bersiap-siaplah, kita akan berperang. Kita akan menyerbu mereka dan kita hancurkan mereka. Kita gempur habis-habisan hahahahaha…,” kata ...

January 20, 2020
Puji Retno Hardiningtyas saat menyampaikan ringkasan disertasi dalam ujian terbuka (promosi doktor) di Universitas Udayana, Selasa, 26 Januari 2021.
Opini

Antara Keindahan dan Kehancuran | Wacana Lingkungan Alam dalam Puisi Indonesia Modern Karya Penyair di Bali Periode 1970-an Hingga 2010-an

Pengantar redaksi: Tulisan ini adalah bagian dari ringkasan disertasi Puji Retno Hardiningtyas untuk Memperoleh Gelar Doktor pada Program Studi Linguistik ...

January 28, 2021
Cerpen

Kupu-Kupu Kuning

Cerpen: Agus Wiratama KETIKA kupu-kupu kuning itu tiba, air matanya mulai menetes. Setiap hari, tetesan air mata itu tak terhitung ...

February 2, 2018
Dr. I. Made Pria Dharsana. SH. M.Hum
Opini

Hilangnya Peran Notaris Dalam Pendirian PT UMKM

Aspek hukum perusahaan yang dimaksud dalam tulisan ini terkait dengan aspek hukum Perseroan Terbatas dimana diatur dalam Peraturan Pemerintah nomor ...

February 26, 2021
Kelompok pemusik Baisho-kai di PKB 2019 (Foto Widnyana Sudibya)
Kilas

Musik Jepang di Telinga Penonton Bali

Kelompok-kelompok seniman dari Jepang, baik tari maupun musik, cukup rajin bermain dalam Pesta Kesenian Bali (PKB) di Bali dan hampir ...

June 17, 2019

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Dok Minikino | Begadang
Acara

[Kabar Minikino] – Indonesia Raja 2021 Resmi Diluncurkan Untuk Distribusi Nasional

by tatkala
April 17, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Esai

Gejala Bisa Sama, Nasib Bisa Beda

by Putu Arya Nugraha
April 13, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (69) Cerpen (163) Dongeng (14) Esai (1456) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (11) Khas (353) Kiat (20) Kilas (203) Opini (481) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (10) Poetry (5) Puisi (108) Ulasan (343)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In