10 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Buku “Rawi Tanah Bakarti” – Dalam Balutan Musikalitas yang Intens

Kim Al Ghozali AMbyKim Al Ghozali AM
April 15, 2019
inUlasan
Buku “Rawi Tanah Bakarti” – Dalam Balutan Musikalitas yang Intens
27
SHARES
  • Judul : Rawi Tanah Bakarti
  • Penulis : Kiki Sulistyo
  • Tebal Buku : 96 halaman
  • Penerbit : Diva Press
  • Cetakan : November, Januari 2018
  • ISBN : 978-602-391-637-5

—

Diakui atau tidak, puisi-puisi dengan muatan tema lokalmenjadi kecendrungan umumdalam perpuisian Indonesia hari ini. Bahkan beberapa lomba atau penghargaan buku puisi, buku puisi yang secara khusus mengangkat khazanah lokal atau lokalitas cukup mendapat tempat.

Sekadar menyebut satu buku dari beberapa buku yang cukup mendapat perhatian adalah Di Ampenan Apa Lagi yang Kau Cari karya Kiki Sulistyo. Buku yang secara khusus memuat puisi-puisi yang merekam Ampnenan dengan segala pernik-pernik di dalamnya. Buku ini terbit pada tahun 2017, dan pada tahun yang sama diganjar dengan penghargaan Kusala Sastra Katulistiwa.

Sebagaimana di buku Di Ampenan Apa Lagi yang Kau Cari, dalam buku puisi termutakhirnya, Rawi Tanah Bakarti (Diva Press, 2018), Kiki masih bergelut dengan tema serupa—mengambil kekayaan lokal sebagai bahan dan kemudian diolahnya sehingga menjadi puisi-puisi yang saling terhubung antara satu dengan yang lain secara tema dalam satu buku. Bahkan bisa dikatakan puisi-puisi dalam buku ini masih senafas dengan puisi-puisi dalam buku sebelumnya.

Yang membedakan antara Di Ampenan Apa Lagi yang Kau Cari dengan Rawi Tanah Bakarki barangkali titik tolak penyairnya dalam mengolah realitas ke dalam puisi. Sebagaimana diakui Kiki dalam masing-masing pengantar buku—juga sekali waktu diakui secara langsung dalam memaparkan proses kreatifnya dalam sebuah diskusi—jika buku yang disebut pertama rangsangan akan penciptakan puisi-puisinya dimulai atas kenangan-kenangan subjektif dan personal atas kota kelahirannya, kota tua Ampenan, terutama tentang masa kanak-kanaknya.

Sedangkan puisi-puisi dalam buku Rawi Tanah Bakarti bertolak dari “pergumulan-pergumulan komunikasi” secara verbal. Terutama ketika Kiki meninggalkan Ampenan dan mukim di kawasan lain di Lombok yang bahasa masyarakatnya cukup berbeda, terutama secara logat, dialek, pola dan intonasi dengan bahasa yang Kiki kenal, sehingga menciptakan suatu kejengahan di satu sisi, tapi di sisi lain juga memberi efek tertentu dan membangkitkan pola tertentu dalam menciptakan puisi.

Membaca Rawi Tanah Bakarti, ada dua hal yang bisa kita nikmati—itu jika kita tak mau repot-repot mencari makna atau mencari tafsir utuh atas tema yang sedang ditawarkan di puisi-puisi dalam buku ini—yaitu, pertama musikalitas puisi yang dibangun oleh Kikidengan begitu intens namun dinamis,dengan memainkan beragam pola rima.Kedua, adalah keutuhan-keutuhan imaji dalam larik-larik panjangnya sehingga menimbulkan pengaruh pada suatu objek menjadi tampak begitu tenang.

Meskipun sedikit tampak hasrat ingin memotret dan menarasikan berbagai persoalan dalam puisi-puisinya, dengan permainan musikalitasnya yang intens dan imaji-imajinya yang bening membuat hasrat itu menjadi tak cukup mendominasi. Dalam kata lain, puisi-puisi Rawi Tanah Bakarti mampu mengatasi diri dari jebakan banalitas cerita. Atau meminjam istilahnya Afrizal Malna adalah sebagai “gerakan pemurnian identitas puisi dari hiruk-pikuk prosa”.

Buku yang merangkum empat puluh delapan puisi ini, secara tema keseluruhannya mengambil ‘yang lokal’ dengan segala problematika sosial masyarakat di dalamnya, dan terbagi menjadi empat bagian sebagai subtema. Masing-masing adalah, 1) Rawi Tanah Bakarti, 2) Kitab Batu, 3) Rumah Tenun, dan 4) Bakar Padi di Bakarti. Dan seperti yang pernah disampaikan oleh Kiki, Bakarti adalah akronim dari nama sebuah desa, tempat di mana Kiki mukim dan menerima “kejengahan komunikasi” tapi sekaligus mendapat momentum puitiknya itu.

Pada bagian pertama adalah sebagai prolog atas Bakarti, pengenalan melalui mitos, sejarah, hikayat, atau segala yang berkenaan dengan yang silam; jauh di tenggara / karang itu masih ada / tumbuh inci demi inci, bagai tubuh jin gili, jadi tanah tanpa / perawi yang kausebut Bakarti. (Rawi Tanah Bakarti).

Bagian kedua terkait dengan nama benda, terutama “batu”. Benda itu barangkali punya keterkaitan sejarah atau legenda yang cukup kental dengan Bakarti sendiri; di punggung gunung orang berkabung / ada yang hilang dan terhalang / dari rencana berburu dan bencana limbubu. (Batu Sulung, Batu Berkantung).

Sedangkan bagian ketiga dalam buku ini, puisi-puisi lebih banyak memotret tentang aktivitas sosial orang Bakarti terutama terkait dengan benda-benda yang—barangkali—merupakan hasil olah tangan-tangan Bakarti; Kelamban, Tenun, Rumah Juru Tenun. Lalu pada bagian terakhir sekaligus menjadi bagian cukup penting, adalah terkait dengan persoalan-persoalan sosial yang dihadapi Bakarti, terutama terkait dengan persoalan kemiskinan;

Remah-remah matahari/ Berkilau di piring nasi/ Lantas./ Apa yang lebih pantas. kecuali menanti jerami. terpercik/ api./ Lantas. Jemari kaki. Menggali. Tanah ini. Hendak mencari. (Ayam Tak Mati di Lumbung Padi). Potret serupa (kemiskinan) bisa ditemukan pula di puisi-puisi lainnya dalam bagian ini. Seperti puisi Ke Taiwan, Musim Kering di Bakarti, Keluarga Penambang, Ibu Tidur di Beranda, dll.

Meskipun sebagai upaya memotret keadaan sosial, juga seluruhnya mengolah ‘yang lokal’, tampak puisi-puisi dalam Rawi Tanah Bakarti tidak hendak melakukan aksi protes yang plastis maupun bergenit-genit dengan lokalitas seperti halnya puisi dengan spirit primordialitas dan pemujaan pada eksklusivitas. Dengan kekuatan musikalitas yang mendominasi, puisi-puisi dalam buku ini menjadi cukup subtil. [T]

Tags: Bukukumpulan puisiPuisi
Previous Post

Politik Kasur dan Dengkur

Next Post

Coba Cek Lagi, Benarkah Kau Sedang Berkarier Sehingga Tak Kunjung Menikah?

Kim Al Ghozali AM

Kim Al Ghozali AM

Penulis puisi, prosa, dan esai. Ia memulai proses kreatifnya di Denpasar, dan kini mukim di Surabaya.

Next Post
Coba Cek Lagi, Benarkah Kau Sedang Berkarier Sehingga Tak Kunjung Menikah?

Coba Cek Lagi, Benarkah Kau Sedang Berkarier Sehingga Tak Kunjung Menikah?

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

“Pseudotourism”: Pepesan Kosong dalam Pariwisata

by Chusmeru
May 10, 2025
0
Efek “Frugal Living” dalam Pariwisata

KEBIJAKAN libur panjang (long weekend) yang diterapkan pemerintah selalu diprediksi dapat menggairahkan industri pariwisata Tanah Air. Hari-hari besar keagamaan dan...

Read more

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co