3 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Bingung Cari Alamat, Padahal Bukan Alamat Palsu Seperti Lagu Ayu Ting Ting

Made NurbawabyMade Nurbawa
April 6, 2019
inEsai
Karena Ikon Pariwisata Sejumlah Desa di Bali Nyaris ”Balik Nama”
20
SHARES

Ke mana, ke mana, ke mana, ku harus mencari ke mana…

Begitulah lirik lagu dengan judul “Alamat Palsu” yang dinyanyikan oleh penyanyi dangdut Ayu Ting Ting yang debut tahun 2011. Lagu tersebut mengisahkan kebingungan Ayu Ting Ting mencari alamat kekasih tercintanya yang lama tak datang ke rumah, lalu ia cari ke mana-mana dan ternyata  alamat yang diberikan kekasihnya palsu. Lagu dangdut berjudul “Alamat Palsu” membuat nama Ayu Ting Ting meroket di blantika musik nasional dan sukses.

Ngomong-ngomong soal mencari alamat, dua tahun lalu, sekitar 2017, saya punya pengalaman lain, walau rada-rada serupa dengan kebingungan Ayu Ting Ting. Bedanya, Ayu Ting Ting memegang alamat palsu, sedangkan saya tidak. Alamatnya benar-benar asli.

Dalam sebuah perjalanan tugas, sore menjelang malam, saya pernah kebingungan mencari alamat yang diberikan oleh panitia. Alamat yang harus saya tuju adalah kantor perbekel di sebuah desa yang ada di kawasan wisata yang mulai go international di wilayah pesisir Bali selatan.

Waktu itu saya ada undangan untuk sebuah pertemuan dengan muda-mudi di sana. Dengan bantuan aplikasi internet saya mendapat petunjuk kalau sudah mengarah ke wilayah yang dimaksud.

Nampak di sepanjang jalan di kawasan wisata itu begitu padat dengan bangunan bercorak khas usaha dagang dan jasa wisata. Sangat berbeda jauh dengan kondisi 10 tahun lalu, di mana terakhir kali saya melintasi wilayah itu.

Awalnya, dalam pikiran saya, mencari alamat kantor perbekel pasti sangat mudah dan pastinya banyak orang yang tahu. Oh, ternyata tidak, setelah memasuki kawasan yang ditunjuk oleh aplikasi internet, saya tidak langsung ketemu alamat yang dimaksud. Beberapa kali saya harus muter-muter dengan sepeda motor dan sempat bingung dengan arah. Maklum sudah lebih dari sepuluh tahun saya tidak pernah lagi melintas di wilayah itu.

Di sepanjang perjalanan saya terus toleh kiri dan kanan sambil melirik sejumlah papan nama usaha yang terpangpang di pinggir jalan. Di sepanjang jalan utama berderet puluhan pertokoan, restaurant, homestay, hotel dan sejenisnya. Setiap usaha memiliki papan nama yang  keren dengan desain yang bagus.

Nama usahanya pun memakai bahasa asing yang belum akrab dibenak saya.  Kawasan yang sangat padat dan banyak perubahan,  benar-benar merasa asing dibuatnya.  

Sepeda motor terus saya pacu mengikuti penunjuk arah seperti dalam aplikasi internet. Tetapi dalam aplikasi tanda panah terlihat mengarah ke arah obyek wisata utama di kawasan itu.  “Saya mencari alamat kantor perbekel, bukan obyek wisata,” pikir saya.

Saya pun berusaha mencari tahu nama jalan, banjar atau desa yang biasanya ditulis di papan-papan nama perusahaan.  Aneh dan sedikit jengkel, senja itu, saya tidak menemukan satu pun papan nama usaha atau papan promosi yang mencantumkan alamat lengkap seperti nama desa, banjar dan nama jalan. Hal itu membuat saya ragu, tidak tahu apakah saya sudah ada di wilayah yang benar. Rupanya banyak pelaku usaha di jalur itu  yang tidak lagi mencantumkan alamat seperti nama jalan, banjar atau nama desa di papan nama perusahaannya.  

Saya kembali memacu sepeda motor sambil berharap ada petunjuk yang bisa memastikan kalau saya sudah berada di wilayah yang benar. Wow, sudah beberapa puluh meter melaju dengan sepeda motor saya tetap gagal menemukan papan nama usaha atau billboard yang mencantumkan nama banjar atau desa. Saya tidak menyerah, seperti pepatah mengatakan “malu bertanya sesat dijalan”, setelah bosan muter-muter saya berhenti lalu bertanya dengan salah seorang warga.

“Permisi, numpang tanya, di mana alamat kantor perbekel desa anu, Mbak?” tanya saya.

“Maaf saya tidak tahu, saya bukan warga sini,” ucapnya.

Saya buru-buru permisi dan melanjukan perjalanan. Beberapa meter saya kembali berhenti untuk bertanya, kali ini dengan ibu-ibu paroh baya.

“Permisi, Bu,  numpang tanya, di mana alamat kantor perbekel desa anu?”

“Oh, terus saja, nanti ada belok-belok lagi, setengah kilo dari sini, lokasinya dekat anu,” jelas ibu itu dengan bahasa Bali.

“Baik, Bu, saya coba cari. Permisi,” ucap saya dan segera balik kanan sambil mengira-ngira karena nama tempat yang disebut ibu tadi tetap asing dalam benak saya.

Sepeda motor saya pacu lagi menuju arah yang ditunjukkan ibu tadi. Sempat bolak balik beberapa kali. Akhirnya saya beruntung, setelah sempat resah hampir 40 menit,  kantor perbekel yang saya cari berhasil saya temukan dengan tidak sengaja.

Setelah memarkir sepeda motor, sesaat saya merenung sambil duduk di sadel. Susah juga mencari alamat seperti dalam surat undangan, lumayan melelahkan lahir dan batin, gumamku dalam hati.  Maklum, sejak berangkat dari rumah pikiran terpatok pada nama desa, sementara di aplikasi internet hanya terlihat nama obyek wisata, kebingungan terjadi karena obyek wisata berbeda  dengan nama desa.

Peristiwa itu hingga kini terus terngiang, sebuah pengalaman berharga sekaligus mengingatkan saya bahwa jaman telah berubah, Bali telah berubah. Saya pun disadarkan kini di beberapa wilayah di Bali mencari alamat harus benar-benar dipersiapkan dengan matang dengan waktu yang cukup. Jika tidak ingin terlambat, jam berangkat pun harus lebih awal dari waktu tempuh sebelumnya karena jika tidak terjebak kemacetan lalu lintas,  sangat mungkin kita kesasar karena situasi berubah sangat cepat.

Sekarang ini mencari alamat di beberapa kawasan di Bali apalagi yang belum pernah kita lewati sangat sulit berpatokan pada simbul dan situs-situs sosial dan budaya seperti   pohon beringin, tempat suci/pura, balai banjar/nama banjar, batas-batas desa dan sejenisnya. Kalau kita bertanya pun banyak warga yang kita temui di pinggir jalan mengaku tidak tahu karena kebanyakan dari mereka adalah warga pendatang.

Bagi saya hal ini cukup memperihatinkan, ditengah dengung pariwisata budaya, kita tidak lagi merasa penting menunjukan simbul-simbul budaya lokal. Atau bisa jadi usaha tersebut bukan lagi dikuasai oleh orang lokal, atau kita semua sudah lupa bahwa banyak usaha wisata terkenal karena Bali, bukan sebaliknya.


BACA JUGA:

  • Karena Ikon Pariwisata, Sejumlah Desa di Bali Nyaris Balik Nama

Bagi warga yang lahir di atas tahun 1960-an pasti bisa merasakan perbedaannya, kini generasimellenia(kelahiran diatas 1990 an) jika ditanya soal alamat, banyak yang mengandalkan aplikasiinternet/onlineuntuk menemukannya atau mereka berpatokan pada pusat-pusat usaha, belanja atau pusat-pusat keramaian lainnya seperti mall, hotel, pusat hidangan cepat saji, karaoke, SPA dan sejenisnya.

Bahkan hingga di desa-desa, jika kita menanyakan alamat seseorang,  sudah mulai warga tidak lagi menyebut simbul-simbul budaya seperti pura,  balai banjar, setra atau tempat-tempat keramat lainnya sebagai patokan. Sekarang sudah lumrah kita mendengar,  jika bertanya alamat di pelosok-pelosok desa, warga akan menjawab, oh di sana, terus saja, nanti ada “minimarket anu”, ada perempatan lalu belok kanan, dan seterusnya.

Mereka tidak lagi menggunakan balai banjar, perempatan agung, atau simbul-simbul lokal lainnya sebagai patokan. Tentu hal itu tidak salah, karena mungkin saja dengan cara itu alamat bisa lebih cepat di temukan. Tetapi akan menjadi masalah kalau itu terjadi karena generasi muda Bali (generasi mellenia) tidak paham lagi dengan potensi wilayahnya (baca; palemahan) yang pastinya sangat terintegrasi dengan kesadaran filosofis “Tri Hita Karana” dan panji-panji pariwisata budaya. [T]

Tags: balidesaPariwisata
Previous Post

Hantu Itu Bernama Ateisme

Next Post

Puisi-puisi Made Gunawan # Suara dari Dalam Kubur

Made Nurbawa

Made Nurbawa

Tinggal di Tabanan dan punya kecintaan yang besar terhadap tetek-bengek budaya pertanian. Tulisan-tulisannya bisa dilihat di madenurbawa.com

Next Post
Puisi-puisi Made Gunawan # Suara dari Dalam Kubur

Puisi-puisi Made Gunawan # Suara dari Dalam Kubur

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Kita Selalu Bersama Pancasila, Benarkah Demikian?

by Suradi Al Karim
June 3, 2025
0
Ramadhan Sepanjang Masa

MENGENANG peristiwa merupakan hal yang terpuji, tentu diniati mengadakan perhitungan apa  yang  telah dicapai selama masa berlalu  atau tepatnya 80...

Read more

Seberapa Pantas Seseorang Disebut Cendekiawan?

by Ahmad Sihabudin
June 2, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

SIAPAKAH yang pantas kita sebut sebagai cendekiawan?. Kita tidak bisa mengaku-ngaku sebagai ilmuwan, cendekiawan, ilmuwan, apalagi mengatakan di depan publik...

Read more

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025

UBUD Food Festival (UFF) 2025 kala itu tengah diselimuti mendung tipis saat aroma rempah perlahan menguar dari panggung Teater Kuliner,...

by Dede Putra Wiguna
June 2, 2025
GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori
Panggung

GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori

MALAM Itu, ombak kecil bergulir pelan, mengusap kaki Pantai Lovina dengan ritme yang tenang, seolah menyambut satu per satu langkah...

by Komang Puja Savitri
June 2, 2025
Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu
Panggung

Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu

HUJAN itu mulai reda. Meski ada gerimis kecil, acara tetap dimulai. Anak-anak muda lalu memainkan Gamelan Semar Pagulingan menyajikan Gending...

by Nyoman Budarsana
June 1, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co