Rabu, 3 April 2019, pukul 18.30 WITA
Program Pustaka Bentara kali ini akan membincangkan buku antologi puisi berjudul “Laila Kau Biarkan Aku Majnun” karya penyair yang juga jurnalis, Kambali Zutas. Buku ini berisi 118 puisi yang ditulis sedari tahun 2015 hingga 2018 serta telah dimuat dipelbagai media, antara lain Tribun Bali, IDN Times, dan Tatkala. co.
Puisi-puisi dalam buku ini mengandung berbagai pertanyaan hal-hal esensial ataupun mendasar terkait kehidupan; kematian, kuasa Ilahiah, serta berbaur dengan upaya refleksi menyelami rahasia diri (Asrari –I Khudi).
Selaras itu, penggunaan idiom- idiom yang bernapaskan Islami di sana sini segera mengingatkan pembaca bahwa penyairnya boleh jadi sedini kanak telah akrab dan guyub dengan dunia pesantren. Misalkan, kata ”hijrah”, “tasbih”, “sajadah”, “muhasabah”, dan lain-lain. Kata-kata tersebut tertaut secara keseluruhan di dalam puisi menghadirkan gambaran bahwa melalui puisi sang diri kreator tengah berusaha meraih keikhlasan hidup sekaligus pemahaman mendalam kepada Yang Satu, Tuhan Semesta Alam.
Terbaca pula pernyataan bernada Islami dengan kepedulian sosial melalui kehadiran metafor – metafornya. Selain kisahan yang dipetik dari khazanah cerita agamanya, terdapat pula ungkapan-ungkapan yang dapat ditemukan dalam kenyataan keseharian, semisal “supermarket”,”tukang becak’, “sopir”, atau malah ungkapan gamblang tentang korupsi serta perilaku penguasa yang tiran.
Sebagai pembahas yakni sastrawan Made Adnyana Ole dan penyair Drs. H. Imam Muhayat, MA. Keduanya akan mengulas bukan saja capaian estetik dan tematik puisi-puisi Kambali Zutas, namun menautkan pula proses kreatif dan laku keseharian penulisnya, yang selain penyair juga seorang jurnalis.
Acara diskusi dan peluncuran buku ini juga seturut memaknai HUT Tribun Bali ke-5 pada tanggal 3 April. Akan ditampilkan pula pertunjukan musik akustik oleh Gia and Friends dan Pentas Teater oleh Kelompok Pu.I.See.
Kambali Zutas lahir di Nganjuk, Jawa Timur pada 14 Juli 1982. Melanjutkan studi SI Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Jember (UNEJ) dan lulus tahun 2006. Selama kuliah, bergabung dengan kegiatan mahasiswa: Dewan Kesenian Kampus (DKK) Fakultas Sastra dan Lembaga Pers Mahasiswa Sastra (LPMS-Ideas) dan aktif juga mengikuti pendidikan agama di beberapa pondok pesantren.
Sempat bekerja di Harian Umum Nusa Bali 2007-2012 sebagai reporter dan Asisten Redaktur hingga 2013. Kemudian melanjutkan kiprah jurnalistik sebagai Editor di Harian Pagi Tribun Bali Kompas Gramedia hingga sekarang. Selain sebagai jurnalis ia juga menulis puisi, cerpen yang dimuat di beberapa media cetak maupun online. Juga tulisan non-fiksi di antaranya artikel pendidikan Islam di jurnal ilmiah dan esai tentang sastra, sepak bola, dan cabang olahraga lainnya.
Aktif di organisasi profesi Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Denpasar. Pada periode 2012-2015 menjadi Sekretaris AJI Kota Denpasar, kemudian Anggota Bidang Etik AJI Kota Denpasar periode 2015-2018, dan periode 2018-2021 Anggota Bidang Gender AJI Kota Denpasar. Juga berkecimpung di organsasi sosial sebagai pengurus Masjid At Taqwa Polda Bali, Anggota Pengawas Yayasan Al Hayat, dan Paguyuban Warga Nganjuk (Pawang) di Bali.
Made Adnyana Ole, lahir di Marga, Tabanan, Bali. Sempat bergabung dengan sejumlah penyair Bali di Sanggar Minum Kopi (SMK) dan kemudian mendirikan Yayasan Selakunda di Tabanan. Beberapa kali memenangkan lomba penulisan puisi dan cerpen di Bali maupun tingkat nasional. Puisi dan cerpennya dimuat di sejumlah media massa, seperti Bali Post, Nusa, Suara Karya, Jawa Pos, Koran Tempo, Kompas, Horison, Minggu Pagi dan rumahlebah ruangpuisi.
Puisinya terkumpul dalam berbagai antologi puisi, antara lain Antologi Puisi Indonesia (Komunitas Sastra Indonesia, 1997), Amsal Sebuah Patung (Yayasan Borobudur, 1997), Bunga Rampai Puisi Bali (Bali Mangsi, 1999), Datang dari Masa Depan (Sanggar Satra Tasik, 2000), Bali The Morning After (Darma Printing Australia, 2000), Art and Peace (Buratwangi, 2000), 100 Puisi Terbaik Indonesia (GPU, 2008), Singa Ambara Raja dan Burung-Burung Utara (Mahima Institute Indonesia, 2013), serta Dendang Denpasar Nyiur Sanur (Arti Foundation dan Pemkot Denpasar, 2012).
Buku kumpulan cerpen tunggalnya, “Padi Dumadi” (2007) dan “Dongeng dari Utara” (Antologi Puisi). Beberapa kali terlibat dalam acara Ubud Writers and Readers sebagai pemateri, pembaca puisi dan kurator untuk penulis Indonesia. Sejumlah cerpen karya Ole juga masuk dalam Cerpen Pilihan Kompas.
Drs H Imam Muhayat, MA, lahir 21 Mei 1964 di Nganjuk, Jawa Timur. Menulis di koran, buletin, majalah, jurnal dan mengikuti seminar nasional maupun internasional. Satu karya tulisnya diabadikan di Museum Rekor Indonesia (MURI), Indonesia, berkat karya tulis tersebut diundang Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur untuk mengadakan temu wicara di Istana Presiden, Bina Graha, Jakarta tahun 2000.
Menerima penghargaan tidak kurang dari 50 organisasi dan lembaga pendidikan. Sekretaris umum MUI kabupaten Badung dua kali pada periode 2005-2020, sekaligus sebagai pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama Kabupaten Badung sejak 2005-2020.
Ikut membidani lahirnya Lembaga Pendidikan Terpadu Baitul Amin, Nusa Dua, Bali. Pendiri Yayasan Al-Hayat Al-Istiqamah. Pimpinan Redaksi Jurnal Al-Hayat dan Jurnal Widya Balina, STAI Denpasar, Bali. Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan Islam STAI Denpasar, Bali. Telah menerbitkan buku di antaranya: Hymne Orang Asing, Profil Jabal Nur, Nusa Dua, dan Perjalanan Menuju Pulau Harapan. [T] [*]