12 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Calonarang di Zaman Milenial – Dari Diskusi, Pemutaran Film, dan Pameran Watercolor, di Littletalks Ubud

Agus WiratamabyAgus Wiratama
March 23, 2019
inKhas
Calonarang di Zaman Milenial – Dari Diskusi, Pemutaran Film, dan Pameran Watercolor, di Littletalks Ubud

Ilustrasi dipotong dari poster

34
SHARES

Odalan di Pura Dalem biasanya paling ditunggu-tunggu oleh anak muda, termasuk saya. Di Pura inilah biasanya pertunjukkan Calonarang digelar. Tidak hanya Pura yang di desa saya, Pura-Pura di desa lain pun tak ragu disasar. Toh, di Instagram sudah gampang mencari informasi pementasan calonarang.

Beberapa bulan yang lalu misalnya, di Sekitaran Klungkung, ada pementasan Calonarang dengan penawaran bahwa bangke matah akan dikubur. Saya tak ikut karena jauh, tetapi di media sosial, teman-teman saya sudah sibuk mengunggah foto-foto dengan penonton yang memadati pertunjukkan itu.

Saya dan teman-teman tentu merasa bangga masih banyak orang yang suka menonton pertunjukkan ini, tidak melulu soal film atau soal nonton youtube. Kami cukup bangga masih tersimpan selera itu dan berkata “Ne mara ngelestariang Budaya Bali!”.

Suatu hari, saya menonton Calonarang ke daerah yang cukup jauh dari tempat tinggal dengan beramai-ramai. Kami seperti pemburu Calonarang. Keesokan harinya, paman saya yang kira-kira berumur 65 tahun bertanya dengan wajah yang santai dan datar seolah-olah menguji, “Apa cerita yang diangkat kemarin?”.

Saya bingung. Lalu saya jawab, “Bagus, rangda sangat metaksu, suasana seram sekali. Orang kerauhan di mana-mana.”

Mungkin karena merasa tidak puas, paman saya bertanya lagi, “Siapa patihya?”.

Saya jawab dengan secukupnya, “Pokoknya bagus, Rangda yang dipandung patih sangat bagus. Saya sangat suka, seharusnya desa kita juga punya yang seperti itu.”

Karena sesungguhnya saya tidak terjawab apa-apa, paman saya langsung menohok. “Keto be mebalih nak kerauhan dogen, satua sing tawang! Salihan isine. Arek-arek jani iteh ngalih nak kerauhan gen pang ada satuang manine! (Anak muda sekarang sibuk mencari orang yang kerasukan tanpa tahu cerita! Apalagi nilai-nilainya. Mereka hanya sibuk mencari orang kerasukan biar ada topik pembicaraan esoknya!)

Paman saya mungkin tak tahu, anak-anak di zaman milenial ini memang lebih suka sensasi, lebih takjub pada sesuatu yang seram dan berani, ketimbang hirau pada nilai-nilai. Mungkin karena itu juga anak-anak zaman milenial pun masih suka menonton film horror yang gambarnya lebih banyak gelap dan tokohnya lebih banyak teriak-teriak.

Tapi saya tersinggung juga dengan tuduhan paman saya itu. Karena itulah, pada tanggal 22 Maret 2019 dengan sengaja saya menuju ke Littletalks Ubud. Di sana diadakan pameran watercolour, pemutaran film documenter, dan tentunya diskusi dengan topik yang diangkat “Kasuksman Calonarang” sebagai pembukaan pameran yang dimulai 22 Maret hingga 22 April 2019.

Karya yang dipajang di sana adalah karya watercolor dari Gede Pebri dan Satya Bhuana.

Saya ingin tahu lebih banyak nilai-nilai sehingga tidak hanya menonton Calonarang dari segi mistisnya saja. Namun, saya merasa agak kaget ketika menonton film dokumenter tersebut.

Seorang pelaku dalam pertunjukkan ini yang sudah menggelutinya dalam kurun waktu yang cukup panjang, yaitu Wayan Sukra berkata bahwa menonton dari sudut pandang itu sah-sah saja, sebab sifat tontonan salah satunya adalah untuk menghibur.

Seniman Wayan Sukra membuat saya kagum dengan kata-kata yang tidak serta merta menghakimi itu. Selain itu Wayan Sukra juga berkata bahwa sesungguhnya yang ingin disampaikan dalam calonarang adalah bagaimana kita sebagai manusia tidak menafikan keburukan, sebab kebaikan dan keburukan seperti kisah dalam Calonarang adalah suatu yang menciptakan keseimbangan. Tidak melulu soal baik, atau sebaliknya.

Tiba-tiba saya teringat dengan simbol yang sering saya lihat dalam film “Avatar the Legend of Ang” yaitu, simbol Yin dan Yang. Hitam dan Putih membentuk lingkaran dan saling memenuhi.

Dalam kesempatan itu, Sukanda Arimbawa yang juga berpendapat dalam film hadir pada diskusi di Littletalks Ubud. Dalam film, seseorang sempat berkata tentang Taksu.

Saya teringat dengan teman-teman yang dengan gampang berkata “Barong to metaksu sajan”, “Rangda to metaksu”, dan yang paling saya ingat adalah ketika seseorang pekerja di pariwisata berkata bahwa Bali diramaikan wisatawan karena taksunya.

Kemudian saya bertanya, “Apa Taksu itu?” lalu Sukanda Arimbawa dengan rendah hati menjawab bahwa jawaban yang diberikan adalah pendapat, dan mungkin saja berbeda dengan yang lain. Menurutnya Taksu akan muncul dari pengulangan dan keiklasan dalam bekerja. Seperti seniman tradisi yang selalu saja latihan berulang-ulang tanpa niat untuk mendapatkan sesuatu. Bekerja dengan iklas, dari sanalah cikal bakal taksu itu.

Pada konteks pariwisata, Sukanda Arimbawa memberi contoh mengenai desanya, yaitu Ceking. Dulu, di terasering yang kini diramaikan pengunjung itu, para pendahulu desa bekerja mengurus sawah dengan iklas tanpa kepentingan Pariwisata atau kepentingan uang. Ya, bekerja untuk hidup, iklas. Kini, tempat itu diramaikan pengunjung dan saya menyimpulkan bahwa itulah yang disebut Taksu oleh Sukanda.

Hujan kian deras dan reda, berulang-ulang berkali-kali. Angin di tebing sesekali menyentuh peserta. Di tempat yang menarik ini, diskusi tetap berlangsung dan banyak yang berpartisipasi dalam diskusi.

Bagi saya sendiri, diskusi seperti ini menjadi hal yang sangat penting. Bahasannya adalah sesuatu yang sering kita lihat dan jumpai sehingga seolah-olah setiap orang sudah paham. Untuk mengenali seberapa paham dan dari sudut yang berbeda inilah diskusi mengenai sesuatu yang terasa dekat yang tidak disadari bahwa itu ternyata bias, perlu dilakukan.

Satya pun berkata bahwa alasannya mengangkat calonarang disebabkan kegelisahannya dengan nilai yang kian kabur dari pandangan Calonarang Hunter. Tetapi saya setuju juga dengan Wayan Sukra yang mengatakan itu juga sah-sah saja.

Dan terakhir ketika seorang bertanya, “Jadi, yang harus diperbaiki sebenarnya penonton apa pertunjukkannya?” Satya berkata bahwa keduanya harus diperbaiki. Penonton juga pelakunya.

Hampir tengah malam, saya pun pulang ke kampung saya di Pejeng. Saya pulang dengan perasaan lain seperti ketika saya baru pulang dari menonton Calonarang. Bukan takut, tapi lebih pada rasa gelisah, entah oleh sebab apa. [T]

Tags: baliCalonarangfilm dokumenterPameran Seni RupaUbud
Previous Post

Tips Klise dan Tak Kreatif untuk Mengelabui Pacar saat Pacar Lain Menelepon

Next Post

Alzhaeimer

Agus Wiratama

Agus Wiratama

Agus Wiratama adalah penulis, aktor, produser teater dan pertunjukan kelahiran 1995 yang aktif di Mulawali Performance Forum. Ia menjadi manajer program di Mulawali Institute, sebuah lembaga kajian, manajemen, dan produksi seni pertunjukan berbasis di Bali.

Next Post
Alzhaeimer

Alzhaeimer

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Refleksi Visual Made Sudana

by Hartanto
May 12, 2025
0
Refleksi Visual Made Sudana

JUDUL Segara Gunung karya Made Sudana ini memadukan dua elemen alam yang sangat ikonikal: lautan dan gunung. Dalam tradisi Bali,...

Read more

Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

by Sonhaji Abdullah
May 12, 2025
0
Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

DI Sekolah, fenomena bullying (dalam bahasa Indoneisa biasa ditulis membuli) sudah menjadi ancaman besar bagi dunia kanak-kanak, atau remaja yang...

Read more

Pulau dan Kepulauan di Nusantara: Nama, Identitas, dan Pengakuan

by Ahmad Sihabudin
May 12, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

“siapa yang mampu memberi nama,dialah yang menguasai, karena nama adalah identitas,dan sekaligus sebuah harapan.”(Michel Foucoult) WAWASAN Nusantara sebagai filosofi kesatuan...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pendekatan “Deeflearning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 
Khas

Pendekatan “Deeflearning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

PROJEK Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) di SMA Negeri 2 Kuta Selatan (Toska)  telah memasuki fase akhir, bersamaan dengan berakhirnya...

by I Nyoman Tingkat
May 12, 2025
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co