2 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Solusinya? Ya, Baca Bukulah…

Ahmad Sugeng RiadybyAhmad Sugeng Riady
March 18, 2019
inUlasan
Solusinya? Ya, Baca Bukulah…
8
SHARES
  • Judul : Out Of The Lunch Box; Esai-Esai Sosial, Politik, & Agama
  • Penulis : Iqbal Aji Daryono
  • Penerbit : Shira Media
  • Cetakan : cetakan pertama, Juni 2018
  • Tebal : xvi +244 halaman
  • ISBN : 978-602-5868-16-0

—

Pada hakikatnya, tiap manusia memiliki kebebasan berekspresi. Wujudnya bisa dalam menyanyi lagu, bermain musik, menulis cerita, mencetak buku, berdebat, dan seabrek jenis kebebasan-kebebasan ekspresi lainnya. Namun banyak yang luput untuk menekuni kecenderungan ekspresinya. Sehingga tidak jarang ada manusia yang belum berhasil. Hanya karena kurang ketekunan.

Jika ditilik sejarah panjang negeri ini, memang ada satu momen yang kentara sekali upaya pengekangan terhadap kebebasan berekspresi. Iya, di masa orde baru. Tiap wujud kebebasan ekspresi yang mengkritik, atau malah menentang pemerintahan maka halal untuk ditangkap, dipenjarakan, disingkirkan, bahkan kalau perlu dilenyapkan nyawanya. Masa yang benar-benar memilukan.

Berbeda dengan hari ini, era milenial. Era yang memiliki kecenderungan akut pada dunia digital. Kebebasan ekspresi tiap manusia mendapatkan ruang gerak dan haknya. Meski pun kebebasan yang disediakan masih belum penuh dan utuh. Tapi setidaknya manusia sudah tidak takut lagi untuk menyuarakan kritik, dan menentang sesuatu yang mencederai akal sehat.

Salah satu wujud kebebasan berekspresi manusia adalah menulis. Seperti yang dilakukan oleh Iqbal Aji Daryono di bukunya‘Out of the Lunch Box; Esai-Esai Sosial, Politik, dan Agama’. Ia menuangkan kritik sekaligus ide-ide kreatifnya. Tulisannya dari media online dikumpulkan, kemudian dicetak menjadi buku. ‘Menulis adalah menjadi merdeka’, kira-kira begitu. Sesuai kata pembuka buku ini.

Konten buku ini beragam. Kebanyakan berasal dari topik sederhana yang mungkin menurut beberapa penulis lain tidak perlu disoroti lebih mendalam. Beberapa tulisannya ada juga yang mengulas topik hangat pada masanya dan ramai diperbincangkan oleh banyak pihak. Kepiawaiannya mengulasdengan gaya tulisan nyantai, topik apapun itu, selalu membuat pembacabetah berlama-lamamenikmati irama di tiap tulisannya.

Misalnya ketika ia mengulas pernyataan Buya Syafii, tentang ucapan Ahok di Kepulauan Seribu dan sikap kebanyakan masyarakat setelah kasus itu. Ternyata menurutnya yang lahir bukan malah kecerdasan untuk berfikir mengolah sekaligus menyikapi kasus, namun justru cara berfikir hitam putih yang merebak (hlm. 1-6) hampir di seluruh elemen masyarakat kala itu. Bahkan menjamur sampai hari ini. Siapapun orangnya yang tidak sepakat dengan kelompoknya, maka dianggap lawan dan halal untuk dihujat habis-habisan.

Kasus politik memang memiliki kecenderungan seperti itu. Memicu pro dan kontra, hitam putih. Di sisi lain juga memerlukan penalaran dan sikap yang tepat. Bahwa politik itu penuh intrik untuk menjatuhkan lawan, memang benar adanya. Namun itu berlaku bagi mereka-mereka yang memiliki kepentingan. Lantas bagaimana dengan manusia awam, yang menjadi korban, untuk mengambil sikap tanpa harus gontok-gontokan? Itu yang sulit dilakukan.

Cara berfikir hitam putih hari ini juga menjadi tren dalam kehidupan antar umat beragama. Ia mencontohkan kasus halal dan tidak halal dalam pelabelan produk tisu dan panci. Sederhana. Tapi jika dicermati, efek yang ditimbulkan cukup besar di masyarakat. Sebab tidak menutup kemungkinan bahwa produk-produk lain –selain makanan, obat-obatan- akan meminta label halal dan tidak halal.Bisa jadi ada bus halal, helm halal, baju halal, dan produk semacamnya dihalalkan.

Selain itu, akses pelabelan halal mudah dilakukan oleh industri menengah ke atas. Namun lumayan sulit bagi industri kecil. Padahal label halal dan tidak halal kadangkala tidak berkaitan dengan kualitas produk, namun hanya upaya marketing di pasaran. Sehingga industri kecil bisa tersingkir hanya karena tidak mencantumkan label halal di produknya (hlm.126-131).

Mengingat negara ini terdiri dari beragam bahasa, agama, budaya, dan semacamnya. Sekaligus banyaknya jumlah penduduk, dan letak geografis berpulau-pulau. Maka saya rasa perlu untuk merubah cara berfikir hitam putih ini. Berbeda pendapat bukan berati lawan. Mengikuti mayoritas belum tentu benar. Minoritas belum pasti salah. Begitupun berlaku sebaliknya.

Lantas bagaimana caranya?

Caranya melalui baca buku. Memang pengalaman itu penting. Jalinan pertemanan yang banyak juga perlu. Namun membaca buku itu menjadi gerbang awal bagi manusia untuk mencerna segala pengalaman dan memuliakan pertemanan. Di samping itu, buku juga menjadi jantungnya peradaban.

Namun saya –mudah-mudahan sudah berubah- pernah membaca hasil riset bahwa daya baca masyarakat di negeri ini rendah. Urutan 61 dari 62 negara. Bahkan kalah dengan negara tetangga, Malaysia. Bagaimana mungkin, negara ini yang mayoritas umat beragama Islam dengan wahyu pertama iqra’ (bacalah), tapi daya bacanya rendah? Tidak perlu terlalu menggerutu, mungkin benar seperti itu.

Buku masih belum menjadi kebutuhan primer. Buku dibeli jika ada perlu untuk menyeleseikan tugas kuliah. Membeli dan membaca buku hanya diperuntukkan bagi mereka-mereka yang sekolah, di kampus, dan di tempat-tempat pendidikan formal. Bahkan hiburan, fashion, dan konsumsi yang harganya selangit rela dan ikhlas untuk dibeli. Sedangkan harga buku yang kisaran 40-80 ribu, membelinya masih dipikir-pikir ulang (hlm.173).

Padahal dengan memperbanyak bacaan buku, referensi, daya kritis, dan koleksi pengetahuan manusia jadi lebih banyak. Sehingga memandang problem, kasus, fenomena yang sedang, maupun telah terjadi di masyarakat tidak melulu dengan kacamata hitam putih, benar salah. Karena ada perspektif lain, ada alternatif solusi, sekaligus ada cara menyikapi dengan bentuk lebih baik.

Buku ini tidak memuat bahasa formal, ejaan yang terlalu rumit, dan tata cara kepenulisan dengan standar baku. Judul di tiap-tiap tulisan pun suka-suka si penulis. Tapi justru karena itulah, pembaca jadi penasaran untuk merampungkan tiap tulisan di buku ini. Pembaca dimanjakan oleh penulisnya dengan tidak mewajibkan membaca urut dari halaman awal sampai akhir.Tanpa harus khawatir kehilangan konten dan pesannya.

Jawaban semua tantangan, problem, fenomena, dan keingintahuan yang mendalam mungkin tidak bisa hanya dengan buku ini. Sebab adanya kertebatasan pengetahuan dari si penulis. Oleh karena itu, silahkan membeli, membuka, dan membaca buku-buku lain. Karena perbuatan demikian menjadi bagian dari kebebasan berekspresi. Orientasinya agar tidak terjebak pada kacamata hitam putih. Maka perbanyaklah membaca buku yang berkualitas. [T]

Tags: BukumembacaPolitikresensiresensi bukusosial
Previous Post

Garis Waktu

Next Post

Reformasi dan Raja Kecil

Ahmad Sugeng Riady

Ahmad Sugeng Riady

Mahasiswa Aktif Sosiologi Agama, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan pegiat literasi di MJS Press

Next Post
Reformasi dan Raja Kecil

Reformasi dan Raja Kecil

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more

Google Launching Veo: Antropologi Trust Issue Manusia dalam Postmodernitas dan Sunyi dalam Jaringan

by Dr. Geofakta Razali
June 1, 2025
0
Tat Twam Asi: Pelajaran Empati untuk Memahami Fenomenologi Depresi Manusia

“Mungkin, yang paling menyakitkan dari kemajuan bukanlah kecepatan dunia yang berubah—tapi kesadaran bahwa kita mulai kehilangan kemampuan untuk saling percaya...

Read more

Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

by Made Chandra
June 1, 2025
0
Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

PERNAHKAH kita berpikir apa yang membuat sebuah foto begitu bermakna, jika hari ini kita bisa mereproduksi sebuah foto berulang kali...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu
Panggung

Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu

HUJAN itu mulai reda. Meski ada gerimis kecil, acara tetap dimulai. Anak-anak muda lalu memainkan Gamelan Semar Pagulingan menyajikan Gending...

by Nyoman Budarsana
June 1, 2025
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co