2 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

PLASTIK

Oka RusminibyOka Rusmini
January 7, 2019
inEsai
PLASTIK
25
SHARES

KOPLAK beringsut dari meja kasir sebuah swalayan terbesar di Bali. Hatinya bungah. Senyumnya terus diumbar entah untuk siapa, jika diperhatikan, orang-orang termasuk sang kasir pasti berpikir Koplak memiliki sedikit kelainan.

Wajah kasir yang melayani Koplak terlihat agak kusut dan menciut mengingatkan Koplak pada kertas krep — kertas yang biasanya dipakai Ni Luh Putu Kemitir — anak perempuan semata wayangnya membuat prakarya untuk tugas sekolah. Kemitir paham betul mengolah kertas krep itu menjadi beragam bentuk bunga-bunga yang terlihat nyata. Karena saking girangnya bisa membuat beragam bunga, setiap hari Koplak wajib membeli kertas krep. Bisa dibayangkan seluruh ruangan berisi tatanan bunga kertas krep. Penuh. Bahkan sampai kamar mandi, Koplak pun harus hati-hati jika mandi, karena air bisa merusak kertas itu. Sejak saat itu jujur saja Koplak anti dengan kertas krep!

            Sekarang, kertas krep itu menjelma di wajah sang kasir.

            Sejak ditinggal mati istrinya, Ni Luh Wayan Langir,  Koplak memang hidup berdua saja dengan Kemitir. Apa pun yang dilakukan Kemitir , Koplak setuju-setuju saja. Kata orang dimasa pertumbuhan seorang anak ada baiknya para orangtua tidak usah memiliki banyak aturan. Aturan yang banyak akan membuat anak tidak memiliki ide-ide sendiri. Jadilah Kemitir tumbuh seperti belukar yang menabrak apa saja, dan ide-idenya sejak kecil selalu banyak , kadang aneh, sering juga membuat Koplak agak naik darah. Tetapi Koplak selalu mengingatkan dirinya akan kata-kata sahabatnya.

            “Jika kemarahan melumuri otakmu, dan siap meledak dari mulutmu. Tarik nafas dalam-dalam-dalam, lalu keluarkan pelan-pelan melalui mulut. Gerakan itu seperti persiapan kita untuk Trisandya. Dijamin kemarahan yang melilit di otak yang melukai hatimu akan kandas, tandas! Aku jamin!”

            “Kalau kemarahan terus dipendam, apa tidak membahayakan? Bisa meletus seperti Letusan Krakatau 26 Agustus 1883 ,dengan gejala pada awal “kemarahan yang dipendam” Mei dan mengamuk dengan letusan hebat yang meruntuhkan kaldera. 27 Agustus 1883, dua pertiga bagian Krakatau runtuh dalam sebuah letusan berantai, melenyapkan sebagian besar pulau di sekelilingnya. Letusan ini adalah salah satu letusan  paling mematikan dan paling merusak dalam sejarah, setidaknya 36.417 korban jiwa akibat letusan dan tsunami yang dihasilkannya. Dampak letusan ini juga bisa dirasakan di seluruh penjuru dunia. Bagaimana kalau tabungan kemarahanku bisa meletus?”

            “Memangnya kamu itu gunung, Koplak?”

            “Siapa tahu?” Koplak ngotot.

            “Kau akan mengamuk pada tingkah anakmu?” tanya sahabatnya lagi serius sambil menatap mata Koplak sungguh-sungguh. Koplak terdiam sambil merapatkan gigi atas dan gigi bawahnya.

            “Tidak mungkinlah. Aku mencintai Kemitir melebihi aku mencintai hidupku.”

            “Wah, itu juga tidak baik. Terlalu berlebihan. Sesuatu yang terlalu berlebihan membuat pertumbuhan jiwa kita bisa tidak sehat.”

            Koplak menatap mata sahabatnya sambil berpikir: “semua pernyataanku dianggap salah? Terus harus bagaimana? Mengalah terus? Memendam kemarahan tiap hari? Kalau dipendam kemarahan itu keluarnya lewat pintu yang mana?” Koplak berkata pada dirinya sendiri. Sambil menggaruk kulit kepalanya yang tidak gatal. Membayangkan kertas krep yang dibencinya dengan tatapan teduh dan penuh cinta milik Kemitir.

            Koplak kembali tersenyum sendiri sambil menebar pandangan ke seluruh lantai swalayan di pusat kota Denpasar. Semua yang membeli barang-barang sibuk mengeluarkan kantong-kantong kain. Senang juga akhirnya plastik-plastik mulai berkurang minimal mulai hari ini disaksikan oleh Koplak, setelah merayakan hari raya Kuningan bersama Kemitir. Sungguh sebuah peristiwa bersejarah.

            Tidak ada lagi orang-orang kelas menengah di kota Denpasar yang dilihat Koplak menggerutu, atau bersunggut-sungut dengan gumaman yang membuat siapa pun jika mendengarnya akan bersiap mengambli blakas , golok tajam. Semua senyap, tertib mengikuti aturan Pemerintah Kota Denpasar mulai memberlakukan Peraturan Wali Kota Nomor 36 Tahun 2018 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik sejak 1 Januari 2019.

                        Koplak menarik nafas sambil berdiri dengan tegak menunggu antrian dengan sabar, bibirnya tetap tersenyum, Koplak tahu beberapa pasang mata menatapnya dengan tatapan mata ganjil.

            Koplak tidak peduli, Koplak membayangkan alangkah indahnya kelak bumi ini jika sampah-sampah plastik mulai berkurang, semoga juga bisa lenyap. Yang dipikirkan Koplak juga, semoga aturan baik ini benar-benar terus dilanjutkan dengan beragam sanksi untuk orang-orang yang melanggar , aturan berupa sanksi sebaiknya juga disiapkan. Karena yang paling menarik dari eforia ini adalah masyarakat menyambut antusias.

            Ada baiknya semangat empat lima yang telah tumbuh di hati masyarakat terus diberi  pupuk dan orasi-orasi yang menyegarkan sehingga masyarakat pun merasa malu jika membawa kantong plastik untuk belanja. Budaya malu itulah yang harus terus disiram di hati masyarakat. Koplak senang, girang melihat aturan itu diterapkan masyarakat juga dengan girang. Memang masih perlu ditata dan diperhatikan lebih serius lagi sehingga aturan yang diterapkan benar-benar menjadi “gaya hidup” masyarakat perkotaan di Denpasar.

            Sekarang pemerintah tinggal membenahi pasar tradisional. Agar para pedagang pun memiliki kesadaran dan berkata: “tidak pada plastik”. Jika ini berhasil baik, tentu Koplak tidak akan pernah lagi menyaksikan saluran-saluran air yang dipenuhi sampah plastik. Sunga-sungai penuh ikan-ikan berupa kantong plastik.

            Koplak merasa aturan ini sudah mulai masuk ke dalam darah warga. Koplak juga merasakan malu juga jika belanja mengeluarkan kantong plastik. Makanya Koplak menyiapkan kantong kain. Koplak tersenyum kembali sambil melirik kasir yang masih menatapnya dengan tatapan seperti kertas krep Kemitir.

            Ah, jika ini berjalan dengan baik, semoga tagar-tagar “malu dong buang sampah sembarangan” juga bisa tumbuh dalam embrio darah masyarakat kota kita. Tidak sekedar spanduk dan brosur-brosur yang tersebar. Semoga!

Tags: baliPan KoplakPolitikSampah
Previous Post

Seni Rupa Bali di Penghujung Tahun 2018 -Catatan Seorang Penikmat Pasif

Next Post

Ojol untuk Mereka yang “Berkaki Lima” –Catatan Awal Tahun

Oka Rusmini

Oka Rusmini

Ibu dari seorang anak lelaki. Yang mencoba memotret beragam kondisi sosial, budaya, dan politik di Indonesia dengan cara karikatural. Ala orang "Bali".

Next Post
Ojol untuk Mereka yang “Berkaki Lima” –Catatan Awal Tahun

Ojol untuk Mereka yang “Berkaki Lima” --Catatan Awal Tahun

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more

Google Launching Veo: Antropologi Trust Issue Manusia dalam Postmodernitas dan Sunyi dalam Jaringan

by Dr. Geofakta Razali
June 1, 2025
0
Tat Twam Asi: Pelajaran Empati untuk Memahami Fenomenologi Depresi Manusia

“Mungkin, yang paling menyakitkan dari kemajuan bukanlah kecepatan dunia yang berubah—tapi kesadaran bahwa kita mulai kehilangan kemampuan untuk saling percaya...

Read more

Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

by Made Chandra
June 1, 2025
0
Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

PERNAHKAH kita berpikir apa yang membuat sebuah foto begitu bermakna, jika hari ini kita bisa mereproduksi sebuah foto berulang kali...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu
Panggung

Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu

HUJAN itu mulai reda. Meski ada gerimis kecil, acara tetap dimulai. Anak-anak muda lalu memainkan Gamelan Semar Pagulingan menyajikan Gending...

by Nyoman Budarsana
June 1, 2025
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co