11 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

PLASTIK

Oka RusminibyOka Rusmini
January 7, 2019
inEsai
PLASTIK
25
SHARES

KOPLAK beringsut dari meja kasir sebuah swalayan terbesar di Bali. Hatinya bungah. Senyumnya terus diumbar entah untuk siapa, jika diperhatikan, orang-orang termasuk sang kasir pasti berpikir Koplak memiliki sedikit kelainan.

Wajah kasir yang melayani Koplak terlihat agak kusut dan menciut mengingatkan Koplak pada kertas krep — kertas yang biasanya dipakai Ni Luh Putu Kemitir — anak perempuan semata wayangnya membuat prakarya untuk tugas sekolah. Kemitir paham betul mengolah kertas krep itu menjadi beragam bentuk bunga-bunga yang terlihat nyata. Karena saking girangnya bisa membuat beragam bunga, setiap hari Koplak wajib membeli kertas krep. Bisa dibayangkan seluruh ruangan berisi tatanan bunga kertas krep. Penuh. Bahkan sampai kamar mandi, Koplak pun harus hati-hati jika mandi, karena air bisa merusak kertas itu. Sejak saat itu jujur saja Koplak anti dengan kertas krep!

            Sekarang, kertas krep itu menjelma di wajah sang kasir.

            Sejak ditinggal mati istrinya, Ni Luh Wayan Langir,  Koplak memang hidup berdua saja dengan Kemitir. Apa pun yang dilakukan Kemitir , Koplak setuju-setuju saja. Kata orang dimasa pertumbuhan seorang anak ada baiknya para orangtua tidak usah memiliki banyak aturan. Aturan yang banyak akan membuat anak tidak memiliki ide-ide sendiri. Jadilah Kemitir tumbuh seperti belukar yang menabrak apa saja, dan ide-idenya sejak kecil selalu banyak , kadang aneh, sering juga membuat Koplak agak naik darah. Tetapi Koplak selalu mengingatkan dirinya akan kata-kata sahabatnya.

            “Jika kemarahan melumuri otakmu, dan siap meledak dari mulutmu. Tarik nafas dalam-dalam-dalam, lalu keluarkan pelan-pelan melalui mulut. Gerakan itu seperti persiapan kita untuk Trisandya. Dijamin kemarahan yang melilit di otak yang melukai hatimu akan kandas, tandas! Aku jamin!”

            “Kalau kemarahan terus dipendam, apa tidak membahayakan? Bisa meletus seperti Letusan Krakatau 26 Agustus 1883 ,dengan gejala pada awal “kemarahan yang dipendam” Mei dan mengamuk dengan letusan hebat yang meruntuhkan kaldera. 27 Agustus 1883, dua pertiga bagian Krakatau runtuh dalam sebuah letusan berantai, melenyapkan sebagian besar pulau di sekelilingnya. Letusan ini adalah salah satu letusan  paling mematikan dan paling merusak dalam sejarah, setidaknya 36.417 korban jiwa akibat letusan dan tsunami yang dihasilkannya. Dampak letusan ini juga bisa dirasakan di seluruh penjuru dunia. Bagaimana kalau tabungan kemarahanku bisa meletus?”

            “Memangnya kamu itu gunung, Koplak?”

            “Siapa tahu?” Koplak ngotot.

            “Kau akan mengamuk pada tingkah anakmu?” tanya sahabatnya lagi serius sambil menatap mata Koplak sungguh-sungguh. Koplak terdiam sambil merapatkan gigi atas dan gigi bawahnya.

            “Tidak mungkinlah. Aku mencintai Kemitir melebihi aku mencintai hidupku.”

            “Wah, itu juga tidak baik. Terlalu berlebihan. Sesuatu yang terlalu berlebihan membuat pertumbuhan jiwa kita bisa tidak sehat.”

            Koplak menatap mata sahabatnya sambil berpikir: “semua pernyataanku dianggap salah? Terus harus bagaimana? Mengalah terus? Memendam kemarahan tiap hari? Kalau dipendam kemarahan itu keluarnya lewat pintu yang mana?” Koplak berkata pada dirinya sendiri. Sambil menggaruk kulit kepalanya yang tidak gatal. Membayangkan kertas krep yang dibencinya dengan tatapan teduh dan penuh cinta milik Kemitir.

            Koplak kembali tersenyum sendiri sambil menebar pandangan ke seluruh lantai swalayan di pusat kota Denpasar. Semua yang membeli barang-barang sibuk mengeluarkan kantong-kantong kain. Senang juga akhirnya plastik-plastik mulai berkurang minimal mulai hari ini disaksikan oleh Koplak, setelah merayakan hari raya Kuningan bersama Kemitir. Sungguh sebuah peristiwa bersejarah.

            Tidak ada lagi orang-orang kelas menengah di kota Denpasar yang dilihat Koplak menggerutu, atau bersunggut-sungut dengan gumaman yang membuat siapa pun jika mendengarnya akan bersiap mengambli blakas , golok tajam. Semua senyap, tertib mengikuti aturan Pemerintah Kota Denpasar mulai memberlakukan Peraturan Wali Kota Nomor 36 Tahun 2018 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik sejak 1 Januari 2019.

                        Koplak menarik nafas sambil berdiri dengan tegak menunggu antrian dengan sabar, bibirnya tetap tersenyum, Koplak tahu beberapa pasang mata menatapnya dengan tatapan mata ganjil.

            Koplak tidak peduli, Koplak membayangkan alangkah indahnya kelak bumi ini jika sampah-sampah plastik mulai berkurang, semoga juga bisa lenyap. Yang dipikirkan Koplak juga, semoga aturan baik ini benar-benar terus dilanjutkan dengan beragam sanksi untuk orang-orang yang melanggar , aturan berupa sanksi sebaiknya juga disiapkan. Karena yang paling menarik dari eforia ini adalah masyarakat menyambut antusias.

            Ada baiknya semangat empat lima yang telah tumbuh di hati masyarakat terus diberi  pupuk dan orasi-orasi yang menyegarkan sehingga masyarakat pun merasa malu jika membawa kantong plastik untuk belanja. Budaya malu itulah yang harus terus disiram di hati masyarakat. Koplak senang, girang melihat aturan itu diterapkan masyarakat juga dengan girang. Memang masih perlu ditata dan diperhatikan lebih serius lagi sehingga aturan yang diterapkan benar-benar menjadi “gaya hidup” masyarakat perkotaan di Denpasar.

            Sekarang pemerintah tinggal membenahi pasar tradisional. Agar para pedagang pun memiliki kesadaran dan berkata: “tidak pada plastik”. Jika ini berhasil baik, tentu Koplak tidak akan pernah lagi menyaksikan saluran-saluran air yang dipenuhi sampah plastik. Sunga-sungai penuh ikan-ikan berupa kantong plastik.

            Koplak merasa aturan ini sudah mulai masuk ke dalam darah warga. Koplak juga merasakan malu juga jika belanja mengeluarkan kantong plastik. Makanya Koplak menyiapkan kantong kain. Koplak tersenyum kembali sambil melirik kasir yang masih menatapnya dengan tatapan seperti kertas krep Kemitir.

            Ah, jika ini berjalan dengan baik, semoga tagar-tagar “malu dong buang sampah sembarangan” juga bisa tumbuh dalam embrio darah masyarakat kota kita. Tidak sekedar spanduk dan brosur-brosur yang tersebar. Semoga!

Tags: baliPan KoplakPolitikSampah
Previous Post

Seni Rupa Bali di Penghujung Tahun 2018 -Catatan Seorang Penikmat Pasif

Next Post

Ojol untuk Mereka yang “Berkaki Lima” –Catatan Awal Tahun

Oka Rusmini

Oka Rusmini

Ibu dari seorang anak lelaki. Yang mencoba memotret beragam kondisi sosial, budaya, dan politik di Indonesia dengan cara karikatural. Ala orang "Bali".

Next Post
Ojol untuk Mereka yang “Berkaki Lima” –Catatan Awal Tahun

Ojol untuk Mereka yang “Berkaki Lima” --Catatan Awal Tahun

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Krisis Literasi di Buleleng: Mengapa Ratusan Siswa SMP Tak Bisa Membaca?

by Putu Gangga Pradipta
May 11, 2025
0
Masa Depan Pendidikan di Era AI: ChatGPT dan Perplexity, Alat Bantu atau Tantangan Baru?

PADA April 2025, masyarakat Indonesia dikejutkan oleh laporan yang menyebutkan bahwa ratusan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Buleleng,...

Read more

Animal Farm dalam Interpretasi Pemalsuan Kepercayaan

by Karisma Nur Fitria
May 11, 2025
0
Animal Farm dalam Interpretasi Pemalsuan Kepercayaan

PEMALSUAN kepercayaan sekurangnya tidak asing di telinga pembaca. Tindakan yang dengan sengaja menciptakan atau menyebarkan informasi tidak valid kepada khalayak....

Read more

Enggan Jadi Wartawan

by Edi Santoso
May 11, 2025
0
Refleksi Hari Pers Nasional Ke-79: Tak Semata Soal Teknologi

MENJADI wartawan itu salah satu impian mahasiswa Ilmu Komunikasi. Tapi itu dulu, sebelum era internet. Sebelum media konvensional makin tak...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co