17 April 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Khas
Ibeg (paling ujung) dalam diskusi santai di Parade Teater Canasta

Ibeg (paling ujung) dalam diskusi santai di Parade Teater Canasta

Ngobrol Santai Bareng Bli Ibed di Parade Teater Canasta 2018

Jong Santiasa Putra by Jong Santiasa Putra
November 8, 2018
in Khas
4
SHARES

SESI diskusi hari terakhir, 4 November 2018, Parade Teater Canasta 2018, di Canasta Creative Space, Denpasar, diisi oleh Bli Ibed Surgana Yuga Pendiri dan sutradara Kalanari Theatre Movement. Sore kelabu (karena mendung) itu dihadiri oleh kawan-kawan Teater Titik Dalam Koma, Politeknik Negeri Bali, beberapa kawan Teater Kalangan, dan lain sebagainya.

Awal sesi Bli Ibed menegaskan bahwa teater tidak lagi urusan pentas di atas panggung, tapi hal-hal di luar teater, proses, dan segala lini yang melingkupinya, merupakan yang lebih menarik.  Bahkan ia menjelaskan  sesi waktu itu mungkin saja tidak ada gunanya bagi kawan-kawan peserta. Sejurus kemudian ia menjelaskan salah satu pertunjukannya yang berjudul In Situ #1 PERMATA tahun 2015 yang lalu.

Cuplikan In Situ #1 diputar melaui infokus. Saya yakin beberapa kawan, khususnya yang terbiasa mementaskan naskah drama, merasa sedikit asing. Karena video yang berdurasi 10 menit itu, tidak lagi menjelaskan bloking seiimbang, karakter vocal, riasan pendukung, dan lain sebagainya. Melainkan hal yang jauh di luar hal dasar tersebut.

Pemain perempuan duduk di dalam etalase sambil menatap penonton di depannya, kemudian ada yang mengendap seperti pendekar silat, ada pengamen bersandar di tembok sambil nyanyi. Pemain keluar masuk kepenonton lewat beberapa arah, dari kanan lah, dari kirilah, penonton mendongak, ke segala adegan yang di mainkan. Sekiranya begitulah tangkapan visual yang saya lihat.

Bli Ibed menjelaskan ketertarikannya terhadap gedung bioskop tua tempat In Situ #1 dipentaskan. Dari tampilan luarnya saja sangat mengesankan, bentukan visualnya begitu memikat. Setiap kali ia melewati gedung bioskop tersebut, ia selalu memikirkan satu pertunjukan.

Dalam kepalanya berkelindan berbagai macam teks, dari film yang diputar, dari penonton, dari tukang becak yang biasa mangkal, dari cerita hantu, dan segala macamnya. Mimpi ini kemudian mendapat kesempatannya berwujud, ketika salah satu festival teater di yogjakarta mengundangnya. Alhasil In Situ  #1 PERMATA, mewujud ke ranah pemanggungan.

“Ketika ditawari, saya langsung milih Bioskop Permata. Karena ingin dari dulu, selain juga saya tahu, nyewa tempatnya susah, harus nyewa ke dua tempat, ke Hamengku dan yang punya tanah dulu” ujarnya sembari tertawa.

In Situ #1 melewati proses 3 bulan latihan dan 1 bulan riset tentang keberadaan bioskop itu sendiri. ceirita pun mengalir deras dari beberapa narasumber yang pernah menonton di sana, dari arsip, dan lain sebagainya. Kebingungan mencari titik fokus pun di alami oleh bli Ibed. Dengan kesadaran pun ia memilah dan memilih, mana yang diendap, mana yang digunakan.

“sampai sekarang, kalau saya lewat di depan bioskop, saya diam sejenak, karena belum selesai, data-data hasil riset masih berkelindan di kepala saya” ujarnya.

Kemudian ia menjabarkan tentan penonton yang tidak memiliki mood sama ketika datang ke pertunjukan, terlebih kita ini dari duduk di bangku SD telah diintervensi oleh makna dan arti sebuah cerita. Selalu acuan dasarnya cerita, apa artinya , apa maknanya, apa nilai dalam setiap cerita itu. Padahal tubuh  tidak bekerja seperti itu. Tubuh melampui hal makna itu, ada rasa yang dapat ia capai. Rasa jijik, rasa takjub, rasa apapun lah yang ditangkap.

Hal seperti ini yang ia selalu tekankan dalam setiap proses pertunjukannya. Bahwa  setiap adegan memiiki pesan memang benar, tapi di kepala penontonnya hal ini menjadi berkembang, memiliki daya interpretasi yang berbeda. Jadi satu cerita akan berkembang menjadi sekian banyak cerita di kepala penonton.

In Situ #1 merupakan pementasan Site Spesific Theater.  Di dunia barat ini merupakan hal baru karena pertunjukannya selalu berformat proscenium, sementara di Indonesia panggung bisa di mana saja. Di halaman belakang, di jabe pura, di mana saja. Tapi lebih dalam site specific theater mencoba menggali kesejarahan ruang dimana pertunjukan akan di pentaskan. Artinya pertunjukan tersebut hanya bisa dipentaskan ditempat kesejarahannya. Bisa saja di bawa keluar dari tempat itu, tapi konteksnya tidak menyambung, atau hilang.

In Situ diambil dari kata yang biasa dipakai oleh Arkeologi, temuan-temuan arkeolgi di biarkan pada satu tempat untuk mengerti ruang secara keseluruhan. Begitu pula pementasan In Situ, dibioskop itulah teks di gali, di catat, di analisis, kemudian dipentaskan di sana juga. Ibed menekankan dalam garapannya tubuh lah yang meruang pada tempat pentas, sama halnya seperti setting  yang di tempatkan pada satu bentuk panggung, setting itu gunanya untuk memberi dukungan tubuh agar meruang. Tapi asumsi itu di papatkan dalam tubuh aktor.

Parade Teater Canasta juga berbicara tentang ruang dan pementasan. Sejumlah kelompok yang pentas melakukan hal tersebut. Sebut saja Teater Enter yang mencoba membaca ruang ranjang sebagai bagian utama pentasnya, ranjang  bertingkat di Canasta sudah mereka gauli sejak 2 minggu sebelum pentas, demi mencari teks yang tersembunyi didalamnya.

Sementara Sanggar Seni Kelakar menggunakan banyak ruang, kamar, pembacaannya terhadap dimensi artistik pemanggungan saya rasa cukup berhasil sebab penonton menonton dengan kejutan-kejutan yang menggemaskan. begitu pula Teater Orok yang menggunakan ruang studio panjang, pembacaannya agar penonton dapat menyaksikan pementasan dalam jarak dekat. Sementara Teater Taksu, Teater Sangsaka, Teater titik Dalam Koma, membawa perlengkapan setting untuk meruang di halaman belakang Canasta Creative Space.

Diskusi formal ditutup karena pementasan akan segera di mulai, tapi diskusi lainnya terjadi sampai pagi.

Salam, mata onden maan ngidem ne nok. (T)

Tags: denpasarParade Teater CanastaTeaterYogyakarta
Jong Santiasa Putra

Jong Santiasa Putra

Pedagang yang suka menikmati konser musik, pementasan teater, dan puisi. Tinggal di Denpasar

MEDIA SOSIAL

  • 3.5k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Ilustrasi tatkala.co | Satia Guna
Cerpen

Utang | Cerpen Rastiti Era

by Rastiti Era
April 10, 2021
Foto: Antara/Budiana
Opini

Hindu dan Politik: Filosofi, Substansi Masalah dan Penguatan Partisipasi

  KONTRIBUSI umat Hindu dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia sejak zaman penjajahan hingga pascakemerdekaan sekurang-kurangnya mencatat tiga hal. Pertama, komitmen pengorbanan ...

February 2, 2018
Istimewa
Peristiwa

In Memoriam Agus Sadikin Bakti: Santailah ke Nirwana, Ingat “Menang Kalah Sehat”

SAYA tak ingat turnamen jenis apa itu. Yang jelas ada pertandingan sepakbola. Tempatnya di  Stadion Mayor Metra, sekira tahun 2002/2003. ...

February 2, 2018
Parade Lagu Daerah Bali di PKB 2019 -- Duta Kabupaten BUleleng (Foto-foto Widnyana Sudibya)
Khas

Parade Lagu Daerah Bali di PKB, Sebatas Panggung dan Properti?

Ini pertanyaan sejak lama, sejak lagu Pop Bali atau Lagu Daerah Bali dilombakan lalu diparadekan dalam Pesta Kesenian Bali (PKB). ...

July 11, 2019
Model Iluh Wanda (Foto:FB Iluh Wanda)
Opini

Mendidik Siswa, Guru Tak Mesti Mem-“bully”

Kasus pem-bully-an di dunia pendidikan (sekolah) tidak hanya pelakunya dari oknum pelajar. Namun, pem-bully-an juga sering dilakukan oleh oknum guru ...

September 4, 2019
Lima Menit Dalam Perburuan Magis/ Oleh: Nyoman Sukaya Sukawati -- Denpasar
Esai

Di Rumah Saja, Lima Menit Dalam Perburuan Magis

Oleh: Nyoman Sukaya Sukawati -- Denpasar Saya melihat jam di tembok. Malam menunjuk pukul dua dini hari.  Saya sedang menyendiri ...

March 28, 2020

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Anak-anak di Banjar Ole, Marga, Tabanan, mengikuti workshop yang digelar CushCush Galerry
Acara

Burung Menabrak Pesawat, Lele Dipatuk Ayam | Charcoal For Children 2021: Tell Me Tales

by tatkala
April 13, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Esai

Gejala Bisa Sama, Nasib Bisa Beda

by Putu Arya Nugraha
April 13, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (68) Cerpen (163) Dongeng (13) Esai (1456) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (11) Khas (352) Kiat (20) Kilas (203) Opini (481) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (10) Poetry (5) Puisi (108) Ulasan (343)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In