11 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Permainan Kids Zaman Old: Menjadi “Polisi” atau “Maling”, Sama Asyiknya

Rika MahardikabyRika Mahardika
February 27, 2018
inEsai
Permainan Kids Zaman Old: Menjadi “Polisi” atau “Maling”, Sama Asyiknya

Ilustrasi: Juli Sastrawan

3
SHARES

MASA anak-anak adalah masa yang paling asyik. Selain belajar disekolah, sehari-hari kita ya bermain. Bahkan dalam sehari rasanya waktu kita lebih banyak bermain daripada belajar.

Mari coba kita analisa secara ngawur saja. Kalau untuk belajar, mungkin waktu kita hanya habis selama 6 jam saja, yaitu saat berada di sekolah. Mulai belajar sekitar jam setengah delapan pagi, dan pulang sekolah sekitar jam setengah satu siang. Sampai di rumah kita makan siang, setelah itu cus, langsung bertemu teman untuk bermain.

Anak-anak dulu dan sekarang, porsi bermainnya mungkin tak jauh beda. Tapi, yang berbeda adalah jenis permaianannya. Mari bandingkan jenis permainan antara kids jaman old atau disebut generasi 80-90-an, dengan kids jaman now.

Anak-anak generasi 90-an, setelah makan siang sepulang sekolah, biasanya langsung kabur dari rumah. Tidak pernah ada yang namanya tidur siang. Kalau bermain, dulu, ya keluar. Ke tanah kosong, tanah lapang, kebun, sawah, atau jalanan. Jarang ada permainan di dalam rumah.

Jenis permainannya banyak, mulai dari main kelereng, main layangan, bermain adu kulit rokok, ada juga bermain petak umpet. Ada juga permainan tradisional seperti main benteng, bermain selodor, bermain batu lima, bermain gemblung, main tembing dan masih banyak jenis permainan lainnya.

Yang menarik, ada permainan polisi-polisian dan penjahat (kalau di daerah saya di wilayah Paket Agung Singaraja) biasanya disebut main maling-malingan). Permainan ini seru. Sejumlah anak sok-sok jadi “polisi”, sejumlah anak lain cukup girang jadi “maling”.

Ada dua peran dalam permainan ini:maling dan polisi. Seperti namanya, tentu saja, yang berperan sebagai polisi harus berhasil menangkap sipemeran maling. Biasanya sih, di daerah saya, ini lebih asyik dimainkan pada malam hari.

Begitu kita sepakati peran masing-masing, permainan dimulai. Pemeran penjahat atau maling ini lebih dulu bergerak, berlari sekencang mungkin agar tidak ditangkap pemeran polisi. Begitu semua maling tertangkap, peran pun dimainkan bergantian. Artinya yang tadinya menjadi polisi, bertukar peran menjadi seorang penjahat atau maling.

Namanya juga permainan, jadi polisi atau jadi maling, ya, sama asyiknya. Bahkan saat berperan jadi maling, si maling biasa mengerjai si polisi.

Saya ingat ada ulah jahil dari sejumlah teman. Yang paling sering terjadi adalah, si maling ini, ngumpet (itu tidak dilarang dalam aturan mainnya), supaya tidak berhasil terciduk polisi. Cuma, ngumpetnya itu di rumah sendiri. Dan yang bikil kesel, dia tak nongol-nongol. Polisinya kan bingung mau cari di mana lagi. Semua sudut sudah ditelusuri. Eh, tak tahunya si maling sedang enak-enak makan di rumahnya.

Permainan pun bubar. Tapi besoknya, permainan yang sama bisa diulang lagi. Semua kejahilan yang terjadi kadang bikin kesal, namun itu menjadi kenangan yang sangat kaya.

Itulah makanya kenapa waktu anak jaman old itu lebih banyak bermain. Karena terkadang saking asyiknya bermain, kami generasi anak anak jaman 90-an sampai harus dicari-cari orang tua untuk mandi. Maklum saja, terkadang kita bermain hingga lupa waktu dan pulang terlalu sore. Bahkan malam pun kami bermain lagi.

Nah permainan maling-malingan yang kami lakoni sebagai kids jaman old sebenarnya penuh filosofi (bahasanya agak berat). Apa itu, ya tentu maling yang melakukan aksi kejahatan berupa pencurian ini harus ditangkap. Siapa yang menangkap? Tentu aparat hukum, yaitu polisi.

Dan Polisi pun dalam mengungkap kasus pencururian untuk menangkap maling, tentu akan melakukan banyak upaya. Semua tempat pasti akan dususuri. Semua sudut yang diduga sebagai tempat persembunyian pasti akan dijajagi. Barangkali saja bisa menangkap maling itu.

Lalu bagaimana dengan pemeran maling yang bersembunyi dirumahnya dan tidak berhasil ditangkap oleh seorang polisi? Bukankah itu curang namanya? Kalau pendapat saya sih itu namanya cerdik. Dan mungkin saja apa yang terjadi dalam permainan itu, terjadi pula di dunia nyata.

Bisa saja kan, ada seorang maling sungguhan, dengan kecerdikan yang dimiliki berhasil mengecoh polisi. Bersembunyi dari kejaran polisi sampai polisi pun penyerah untuk mengejar dan menangkap. Ujung-ujungnya, kasus ditutup, dan kasus pun selesai.

Di era tahun 90-an dulu, masa anak-anak juga sudah ada kok permainan yang modern. Misalkan saja, permainan nitendo dengan game favorit super Mario, atau permainan Sega, hingga PS1 juga sudah ada. Tapi tidak banyak orang yang betah berlama-lama dengan permainan itu. Karena lebih asyik bermain dengan lebih banyak orang. Dan yang pasti, semua permainan yang kita lakukan dijaman dulu, benar benar berinteraksi dengan teman.

Sekarang mari kita lihat jenis permainan yang dimainkan anak-anak jaman sekarang. Sepulang dari sekolah, mereka memang bermain. Jenis permainanya apa? Ada yang menuju warnet untuk bermain game online, ada yang menuju sebuah rental untuk main PS2, PS3, atau PS4, ada juga yang mencari warung, toko, atau warnet lagi yang menyediakan fasilitas Wifi untuk bermain game online melalui handphone jenis android atau smartphone miliknya. Disaat bermain, ya mereka focus pada permainan itu. Tidak ada interaksi, tidak ada rasanya kebahagiaan, tidak ada rasanya keceriaan. Hanya sesekali saja mereka saling berpandangan dan bertutur kata.

Tapi yang terpenting adalah, bagaimana sebuah permainan itu asyik dilakukan ketika ada sebuah interaksi, ada sebuah pergaulan, atau ada sebuah perdebatan jika dimungkinkan. Dan tolak ukur asyik itu kembali pada kita sebagai generasi anak-anak jaman old atau mereka anak-anak generasi jaman now, dalam menikmati sebuah permainan. (T)

Tags: anak-anakGenerasi Zaman Nowpermainan
Previous Post

Wina Ranjau dan Apa Kabar Musik Bawah Tanah di Bali

Next Post

20 Tahun Kelompok Perupa Galang Kangin: Merayakan Kerinduan Masa Lalu

Rika Mahardika

Rika Mahardika

Lahir dan tinggal di Singaraja. Sedang asyik-asyiknya jadi bapak sembari bekerja sebagai wartawan di koranbuleleng.com

Next Post
20 Tahun Kelompok Perupa Galang Kangin: Merayakan Kerinduan Masa Lalu

20 Tahun Kelompok Perupa Galang Kangin: Merayakan Kerinduan Masa Lalu

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Krisis Literasi di Buleleng: Mengapa Ratusan Siswa SMP Tak Bisa Membaca?

by Putu Gangga Pradipta
May 11, 2025
0
Masa Depan Pendidikan di Era AI: ChatGPT dan Perplexity, Alat Bantu atau Tantangan Baru?

PADA April 2025, masyarakat Indonesia dikejutkan oleh laporan yang menyebutkan bahwa ratusan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Buleleng,...

Read more

Animal Farm dalam Interpretasi Pemalsuan Kepercayaan

by Karisma Nur Fitria
May 11, 2025
0
Animal Farm dalam Interpretasi Pemalsuan Kepercayaan

PEMALSUAN kepercayaan sekurangnya tidak asing di telinga pembaca. Tindakan yang dengan sengaja menciptakan atau menyebarkan informasi tidak valid kepada khalayak....

Read more

Enggan Jadi Wartawan

by Edi Santoso
May 11, 2025
0
Refleksi Hari Pers Nasional Ke-79: Tak Semata Soal Teknologi

MENJADI wartawan itu salah satu impian mahasiswa Ilmu Komunikasi. Tapi itu dulu, sebelum era internet. Sebelum media konvensional makin tak...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co