30 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Sekar Sumawur: Langit-Langit, Langit dan Lelangit

IGA Darma PutrabyIGA Darma Putra
February 25, 2018
inEsai
Sekar Sumawur: Langit-Langit, Langit dan Lelangit

Foto: Mursal Buyung

18
SHARES

DI langit yang biru tidak ada bintang. Tidak juga ada binatang. Di sana hanya ada awan-awan. Menggumpal seperti bulu domba yang bisa dilihat di televisi. Domba-domba awan itu tidak pernah saya hitung jumlahnya. Sebab saya belum ingin tidur di hari yang sedikit cerah. Menghitung domba konon bisa membuat mata cepat ngantuk.

Di langit tidak ada mendung. Matahari baru terbit ketika tulisan ini mulai saya ketik. Ayam-ayam tetangga berkokok. Tiba-tiba saya teringat cerita Pan Balang Tamak. Ceritanya pada suatu hari, seluruh masyarakat desa akan ngayah membersihkan lingkungan Banjar yang mulai kotor.

Tidak dijelaskan kenapa lingkungan Banjar itu kotor, tapi pikiran saya tidak bisa dikendalikan untuk tidak membayang-bayangkan bahwa kotornya karena got-got yang mampet. Lalu bayangan lain datang lagi, yang kotor bukan hanya lingkungan dalam arti tempat tinggal tapi juga cara-caranya hidup.

Apa hubungan Pan Balang Tamak dan ayam? Menurut ceritanya, bersih-bersih akan dimulai ketika ayam sudah turun dari sangkarnya. Maksudnya, kegiatan itu dimulai pada pagi hari. Saat semua orang sudah mulai bersih-bersih, di Banjar, jalan, seputaran pura, Pan Balang Tamak tidak kunjung datang. Bukan karena lupa dia tidak datang, tapi karena ayam miliknya turun saat hari sudah menjelang sore.

Begitulah sepotong cerita Pan Balang Tamak. Berapa kali pun saya mengingatnya, saya tetap heran dengan cara pikir semacam itu. Sambil terheran-heran, saya juga tersenyum. Ada lagi episode lain dari Pan Balang Tamak, yang konon makan kotoran anjing. Tapi tidak saat ini cerita itu hendak saya ceritakan kembali. Nanti saja.

Saat ini saya sedang sibuk menyibuk-nyibukkan diri melihat langit, yang sebentar lagi harus saya tinggalkan. Meninggalkan langit di atas sana untuk masuk ke dalam kamar. Sampai di dalam kamar, bayangan langit tadi masih bisa saya lihat. Konon menurut shastra tentang ingatan, wajar adanya setelah melihat sesuatu, ada sisa-sisa yang masih tersisa. Begitu pula setelah makan, ada rasa yang tertinggal. Maksud saya rasa makanan, bukan yang lain.

Dari dalam kamar, langit tidak bisa dilihat dengan kedua mata yang melekat di kepala. Di atas kepala hanya ada langit-langit. Langit-langit kamar saya, terbuat dari bedeg. Bedeg itu terbuat dari kulit bambu yang dianyam. Anyaman itu jika diperhatikan garis per garis, membuat kepala pusing. Sama pusingnya ketika terjebak di jalanan yang macet, entah karena ada Pejabat Negara yang akan melintas, karena ada Upacara Agama, atau karena ada orang yang jatuh dari motornya.

Dahulu, ketika saya masih sedikit lebih kecil dari sekarang, yang membuat macet setahu saya adalah Si Komo Lewat. Tapi sampai sekarang pun, saya tidak tahu, Si Komo itu makhluk apa.

Setelah melihat langit-langit yang membuat pusing itu, saya pejamkan mata. Sisa-sisa pengelihatan tadi masih bisa saya lihat. Makin lama, sisa-sisa itu coba saya tinggalkan. Bukannya terbebas dari apa yang hendak saya tinggalkan, ingatan malah mengingat-ingat kata langit-langit. Maka teringatlah saya dengan salah satu bagian tubuh. Bagian tubuh itu ada di dalam mulut, tepatnya di atas lidah, namanya juga langit-langit. Saya kaget sendiri, membayangkan ada langit-langit di dalam tubuh.

Setelah mengingat langit-langit, saya memikirkan kembali, kata apa lagi yang berhubungan dengan langit dan langit-langit. Maka teringatlah saya dengan kata Lelangit. Lelangit adalah sebutan lain untuk leluhur.

Di Bali, shastra tentang leluhur selalu saja mencengangkan. Diceritakanlah bahwa leluhur itu begini dan begitu. Begini dan begitunya leluhur, semacam cerita bahwa leluhur berasal dari yoga para Mpu, Dang Hyang, Resi, dan seterusnya. Karena berasal dari yoga para guru itu, maka guru-guru itu menjadi leluhur. Karena membaca, mendengar lalu merenung-renungkan cerita tentang kehebatan leluhur, maka kebanyakan orang akan terkagum-kagum.

Maka dicarinyalah persamaan-persamaan antara keluarganya, tetangganya, temannya, dan seterusnya. Dicarinya pula perbedaan-perbedaan yang membedakan dirinya dengan orang yang konon berasal dari lain leluhur.

Setelah memikirkan itu, tiba-tiba pikiran saya yang macet. Mungkin Si Komo sedang lewat di kepala saya. Tunggulah sampai dia benar-benar lewat, dan pikiran tidak macet lagi memikirkan persamaan dan perbedaan. (T)

Tags: alamkemanusiaanrenungan
Previous Post

Bandara dan Lumba-Lumba

Next Post

Denpasar Perlu Seratus Pak Ogah

IGA Darma Putra

IGA Darma Putra

Penulis, tinggal di Bangli

Next Post
Denpasar Perlu Seratus Pak Ogah

Denpasar Perlu Seratus Pak Ogah

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more

PENJARA: Penyempurnaan Jiwa dan Raga

by Dewa Rhadea
May 30, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

DALAM percakapan sehari-hari, kata “penjara” seringkali menghadirkan kesan kelam. Bagi sebagian besar masyarakat, penjara identik dengan hukuman, penderitaan, dan keterasingan....

Read more

“Punia Digital”: Dari Kotak Kayu ke Kode QR

by Dede Putra Wiguna
May 30, 2025
0
“Punia Digital”: Dari Kotak Kayu ke Kode QR

SETELAH melaksanakan persembahyangan di sebuah pura, mata saya tertuju pada sebuah papan akrilik berukuran 15x15cm, berdiri tenang di samping kotak...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co