10 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Sekar Sumawur: Langit-Langit, Langit dan Lelangit

IGA Darma PutrabyIGA Darma Putra
February 25, 2018
inEsai
Sekar Sumawur: Langit-Langit, Langit dan Lelangit

Foto: Mursal Buyung

18
SHARES

DI langit yang biru tidak ada bintang. Tidak juga ada binatang. Di sana hanya ada awan-awan. Menggumpal seperti bulu domba yang bisa dilihat di televisi. Domba-domba awan itu tidak pernah saya hitung jumlahnya. Sebab saya belum ingin tidur di hari yang sedikit cerah. Menghitung domba konon bisa membuat mata cepat ngantuk.

Di langit tidak ada mendung. Matahari baru terbit ketika tulisan ini mulai saya ketik. Ayam-ayam tetangga berkokok. Tiba-tiba saya teringat cerita Pan Balang Tamak. Ceritanya pada suatu hari, seluruh masyarakat desa akan ngayah membersihkan lingkungan Banjar yang mulai kotor.

Tidak dijelaskan kenapa lingkungan Banjar itu kotor, tapi pikiran saya tidak bisa dikendalikan untuk tidak membayang-bayangkan bahwa kotornya karena got-got yang mampet. Lalu bayangan lain datang lagi, yang kotor bukan hanya lingkungan dalam arti tempat tinggal tapi juga cara-caranya hidup.

Apa hubungan Pan Balang Tamak dan ayam? Menurut ceritanya, bersih-bersih akan dimulai ketika ayam sudah turun dari sangkarnya. Maksudnya, kegiatan itu dimulai pada pagi hari. Saat semua orang sudah mulai bersih-bersih, di Banjar, jalan, seputaran pura, Pan Balang Tamak tidak kunjung datang. Bukan karena lupa dia tidak datang, tapi karena ayam miliknya turun saat hari sudah menjelang sore.

Begitulah sepotong cerita Pan Balang Tamak. Berapa kali pun saya mengingatnya, saya tetap heran dengan cara pikir semacam itu. Sambil terheran-heran, saya juga tersenyum. Ada lagi episode lain dari Pan Balang Tamak, yang konon makan kotoran anjing. Tapi tidak saat ini cerita itu hendak saya ceritakan kembali. Nanti saja.

Saat ini saya sedang sibuk menyibuk-nyibukkan diri melihat langit, yang sebentar lagi harus saya tinggalkan. Meninggalkan langit di atas sana untuk masuk ke dalam kamar. Sampai di dalam kamar, bayangan langit tadi masih bisa saya lihat. Konon menurut shastra tentang ingatan, wajar adanya setelah melihat sesuatu, ada sisa-sisa yang masih tersisa. Begitu pula setelah makan, ada rasa yang tertinggal. Maksud saya rasa makanan, bukan yang lain.

Dari dalam kamar, langit tidak bisa dilihat dengan kedua mata yang melekat di kepala. Di atas kepala hanya ada langit-langit. Langit-langit kamar saya, terbuat dari bedeg. Bedeg itu terbuat dari kulit bambu yang dianyam. Anyaman itu jika diperhatikan garis per garis, membuat kepala pusing. Sama pusingnya ketika terjebak di jalanan yang macet, entah karena ada Pejabat Negara yang akan melintas, karena ada Upacara Agama, atau karena ada orang yang jatuh dari motornya.

Dahulu, ketika saya masih sedikit lebih kecil dari sekarang, yang membuat macet setahu saya adalah Si Komo Lewat. Tapi sampai sekarang pun, saya tidak tahu, Si Komo itu makhluk apa.

Setelah melihat langit-langit yang membuat pusing itu, saya pejamkan mata. Sisa-sisa pengelihatan tadi masih bisa saya lihat. Makin lama, sisa-sisa itu coba saya tinggalkan. Bukannya terbebas dari apa yang hendak saya tinggalkan, ingatan malah mengingat-ingat kata langit-langit. Maka teringatlah saya dengan salah satu bagian tubuh. Bagian tubuh itu ada di dalam mulut, tepatnya di atas lidah, namanya juga langit-langit. Saya kaget sendiri, membayangkan ada langit-langit di dalam tubuh.

Setelah mengingat langit-langit, saya memikirkan kembali, kata apa lagi yang berhubungan dengan langit dan langit-langit. Maka teringatlah saya dengan kata Lelangit. Lelangit adalah sebutan lain untuk leluhur.

Di Bali, shastra tentang leluhur selalu saja mencengangkan. Diceritakanlah bahwa leluhur itu begini dan begitu. Begini dan begitunya leluhur, semacam cerita bahwa leluhur berasal dari yoga para Mpu, Dang Hyang, Resi, dan seterusnya. Karena berasal dari yoga para guru itu, maka guru-guru itu menjadi leluhur. Karena membaca, mendengar lalu merenung-renungkan cerita tentang kehebatan leluhur, maka kebanyakan orang akan terkagum-kagum.

Maka dicarinyalah persamaan-persamaan antara keluarganya, tetangganya, temannya, dan seterusnya. Dicarinya pula perbedaan-perbedaan yang membedakan dirinya dengan orang yang konon berasal dari lain leluhur.

Setelah memikirkan itu, tiba-tiba pikiran saya yang macet. Mungkin Si Komo sedang lewat di kepala saya. Tunggulah sampai dia benar-benar lewat, dan pikiran tidak macet lagi memikirkan persamaan dan perbedaan. (T)

Tags: alamkemanusiaanrenungan
Previous Post

Bandara dan Lumba-Lumba

Next Post

Denpasar Perlu Seratus Pak Ogah

IGA Darma Putra

IGA Darma Putra

Penulis, tinggal di Bangli

Next Post
Denpasar Perlu Seratus Pak Ogah

Denpasar Perlu Seratus Pak Ogah

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more

Deepfake Porno, Pemerkosaan Simbolik, dan Kejatuhan Etika Digital Kita

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 9, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

BEBERAPA hari ini, jagat digital Indonesia kembali gaduh. Bukan karena debat capres, bukan pula karena teori bumi datar kambuhan. Tapi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co