9 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Hormat

Oka RusminibyOka Rusmini
February 19, 2018
inEsai
Hormat
10
SHARES

KOPLAK berkali-kali memutar nomor telpon anak perempuan semata wayangnya, Ni Luh Putu Kemitir dengan tangan yang gemetar, dan detak jantung yang terasa tidak normal. Keringat dingin terus menetes. Ketiaknya basah. Punggungnya juga basah. Dahinya terasa panas.

Hatinya tidak tenang, karena terus gemetar Koplak pun semakin merasa diteror dengan perasaan tidak jelas. Oh Hyang Jagat! Hyang Widhi! Koplak terus nyerocos berusaha memanggil beragam kekuatan niskala yang dianggap bisa menenangkan aliran darahnya yang terasa mengalir dengan cara tidak benar.

“Jika menghadapi masalah dengan pikiran kusut, otomatis penyelesaiannya juga akan berbuntut.”

Kata Kacong serius.

“Berbuntut?”

“Ya, tidak akan tundas. Tidak juga tandas.”

“Bahasamu terlalu tinggi!”

“Mulai sekarang kita-kita ini yang harus berlatih belajar menggunakan bahasa Indonesia dengan baik, Koplak.”

“Kita?”

“Ya, minimal aku dan kamu.”

“Bicaramu seperti pejabat penting saja, Kacong.”

“Sekarang kita ini harus mulai belajar menghormati diri kita sendiri, Koplak. Kalau kita tidak bisa menghormati diri kita sendiri. Memangnya siapa yang kamu suruh menghormati dirimu?”

“Sejak kapan kamu berubah jadi gila hormat?”

“Sejak tiang sadar bahwa sekecil apa pun diri ini harus kita hormati. Pejabat di Jakarta juga membuat undang-undang untuk menjaga kehormatannya. Masak kita tidak boleh menjaga kehormatan kita.”

Koplak makin panas dingin dan kembali memencet nomor telpon anak perempuan. Aneh sekali? Sudah hampir dua minggu, Kemitir tidak menengoknya? Kemana anak itu? Sadarkah anak perempuan semata wayangnya itu bahwa semakin hari dunia ini semakin buas dan ganas, juga panas.

“Kau sekarang pejabat, Koplak.”

“Hanya Kades.”

“Itu namanya tetap p e j a b a t. Pemilik k e k u a s a an!”

“Maksudmu apa, Kacong?”

Koplak semakin pusing dengan kata-kata Kacong, tetangga di depan rumahnya yang selalu gelisah, jujur saja setiap kedatangan Kacong ke rumah Koplak. Koplak merasa terganggu. Tepatnya, tidak nyaman. Bagaimana mungkin Kacong, lelaki seumuran dirinya yang tidak pernah menikah dan tidak juga suka kerja keras memiliki ide-ide yang kadang-kadang tidak masuk akal. Ada saja yang dibicarakannya. Semua warga di desa Sawut tahu persis, jika Kacong bertandang itu artinya duitnya sudah menipis, dan lelaki bertubuh pendek dan bulat itu bertandang dengan tujuan meminta ikut minum kopi. Sudah menjadi kebiasaan warga desa Sawut, memberi kopi kepada Kacong. Memang mereka tidak mengeluh, Kacong juga tidak minta ini-itu. Dikasih ya, syukur. Tidak dikasih lelaki itu juga tidak protes juga tidak mengamuk.

Dan, pagi ini, giliran Koplak kedatangan Kacong. Seperti biasa lelaki itu bahkan tidak mandi. Baunya cukup menyengat. Koplak memang merasa sedikit terganggu juga, tetapi sebagai “sepuh” di desa Sawut, Koplak pun harus berusaha menyusun kekuatan untuk “tabah” berhadapan dengan beragam konsep-konsep yang selalu dikeluarkan Kacong. Lelaki tambun ini memang sesungguhnya tidak bodoh, hanya malasnya minta ampun! Kadang-kadang membuat senewen juga.

“Tiang tidak ingin kawin, kawin buat hidup jadi ribet dan ruwet. Hidup sendiri itu lebih terhormat, tidak menganggu orang lain. Tidak juga merugikan orang lain. Contohnya, jika tiang ingin teman ngobrol cukup datang ke tempat tetangga. Minimal ikut menghibur diri sambil ikut minum kopi. Itu kan pekerjaan terhormat. Minimal ikut mengusir rusuh-rusuh di hati. Dengan berbicara dengan tiang kau pasti merasa terhibur, Koplak.” Kacong berkata santai sambil menghirup wangi kopi yang disuguhkan Koplak. Sejak tadi kopi itu belum juga diteguknya.

Koplak terdiam. Kembali melirik telpon genggamnya. Ke mana Kemitir? Di mana posisinya saat ini? Hati Koplak cemas sekaligus gemas!

“Kau punya pacar? Seperti anak abg saja sebentar-sebentar melirik hp?” Kacong berkata pelan. Koplak mendelik, wajahnya berubah tidak senang.

“Sudah layak kamu punya istri lagi, Koplak. Kamu itu kan Kades, harus punya bu Kades minimal untuk menemani kau menggunting pita jika ada perayakan di desa ini.” Kacong terus nyerocos tentang ini-itu. Koplak semakin pening, pikirannya kacau, kemana Kemitir? Apakah sesuatu yang buruk telah terjadi padanya? Pikirannya macam-macam. Apalagi tadi pagi dia membaca sebuah berita seorang anak perempuan yang duduk di bangku SMP ditemukan tidak bernyata setelah bersetubuh dengan pacarnya yang usianya jauh lebih tua. Koplak terus memencet telponnya. Tetap tidak ada tanda-tanda bahwa telpon anaknya hidup.

Sementara Kacong terus berteori tentang menjadi manusia terhormat. Koplak makin pusing, dadanya turun naik antara menahan marah dan sumpek.

“Kacong! Bisakah kau pulang?! Aku sedang tidak enak badan!” Koplak berusaha mengusir Kacong yang melongo dan menatap Koplak dengan tatapan aneh. Koplak menarik nafas, untung tidak keluar kata-kata kasar dan meracau. Kacong pun beringsut dari kursi dan bergegas pergi dengan tatapan penuh tanda tanya. Koplak kembali menarik nafas, jantungnya terasa berdetak kembali kali ini lebih cepat dan tidak beraturan, ketika Kemitir sudah berdiri di depan pintu pagar dan menatap Koplak dengan penuh tanda tanya.

“Kenapa pan Kacong pergi terburu-buru. Kemitir kan sudah bilang pada Bape, kalau ingin dihormati warga, Bape sebagai penguasa di desa ini harus juga hormat pada warga. Jangan minta dihormati saja. Jadi penguasa yang memegang kekuasaan itu juga harus tahu diri, Bape. Bape sekarang berkuasa dan menjadi warga desa Sawut yang dihormati kan karena rakyat desa Sawut. Bape ingin bergaya seperti orang-orang yang berkuasa di TV itu? Sudah korupsi! Tidak punya malu, dan masih gila hormat…. Tidak bisa dikritik, mau menang sendiri! “ Kemitir terus bicara dan menatap mata Koplak heran. Koplak terdiam. Menahan nafas sebelum membela diri. Koplak tersenyum.Syukurlah, Kemitir masih sehat. Masih hidup! Koplak berkata dalam hati. Kemitir menatap ayahnya sambil mengeryitkan alisnya. Lalu memegang dahi Koplak.

“Bape sakit?” Kemitir menatap Koplak dengan tatapan aneh. (T)

 

Tags: kehidupanrenungan
Previous Post

Sekar Sumawur: Dialog Kosong tentang “Kemana Harusnya Aku Cari?”

Next Post

Sumadi, Putra Nusa Penida, dan Mural di Dinding Vila

Oka Rusmini

Oka Rusmini

Ibu dari seorang anak lelaki. Yang mencoba memotret beragam kondisi sosial, budaya, dan politik di Indonesia dengan cara karikatural. Ala orang "Bali".

Next Post
Sumadi, Putra Nusa Penida, dan Mural di Dinding Vila

Sumadi, Putra Nusa Penida, dan Mural di Dinding Vila

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

ORANG BALI AKAN LAHIR KEMBALI DI BALI?

by Sugi Lanus
May 8, 2025
0
PANTANGAN MENGKONSUMSI ALKOHOL DALAM HINDU

— Catatan Harian Sugi Lanus, 8 Mei 2025 ORANG Bali percaya bahkan melakoni keyakinan bahwa nenek-kakek buyut moyang lahir kembali...

Read more

Di Balik Embun dan Senjakala Pertanian Bali: Dilema Generasi dan Jejak Penanam Terakhir

by Teguh Wahyu Pranata,
May 7, 2025
0
Di Balik Embun dan Senjakala Pertanian Bali: Dilema Generasi dan Jejak Penanam Terakhir

PAGI-pagi sekali, pada pertengahan April menjelang Hari Raya Galungan, saya bersama Bapak dan Paman melakukan sesuatu yang bagi saya sangat...

Read more

HINDU MEMBACA KALIMAT SYAHADAT

by Sugi Lanus
May 7, 2025
0
HINDU MEMBACA KALIMAT SYAHADAT

— Catatan Harian Sugi Lanus, 18-19 Juni 2011 SAYA mendapat kesempatan tak terduga membaca lontar koleksi keluarga warga Sasak Daya (Utara) di perbatasan...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co