10 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Kulkul Kala Bhuta, Harmonisasi Tenaga & Waktu – Catatan “Metulung Ngae Ben Banten”

Gde Nyana KesumabyGde Nyana Kesuma
February 14, 2018
inEsai
Kulkul Kala Bhuta, Harmonisasi Tenaga & Waktu – Catatan “Metulung Ngae Ben Banten”

Tetimpug. /Foto: Dede Nyana

7
SHARES

PERNAH metulung ngae ben banten? Kalau diterjermahkan secara bebas pertanyaan ini ke Bahasa Indonesia mungkin jadi begini: Pernah membantu orang membuat daging banten (sarana upacara)?

Jawabannya: saya sering. Kalian? Jawab sendiri.

Membuat ben banten dalam sebuah upacara di pura atau di rumah seorang krama adat, kadang dianggap sebagai pekerjaan orang tua, sehingga anak-anak muda sering hanya menonton. Padahal sambil menonton bisa juga membantu. Awalnya bisa membantu kecil-kecilan, misalnya mengambil, mengiris, atau memasang. Lama-lama, bisa bikin sendiri. Bukankah suatu saat anak muda akan menjadi anak tua?

Metulung ngae ben banten bisa belajar banyak hal. Misalnya saat ada upacara mecaru, saya bisa belajar tentang harmonisasi, atau keseimbangan.

Bali terkenal dengan tradisi dan budaya yang sangat kental dengan kekuatan adat istiadat dan spiritual yang tinggi. Masyarakat Bali mengakui adanya perbedaan, yaitu dengan adanya kepercayaan tentang istilah Rwa Bineda yang sering ditentukan oleh Desa Kala Patra.

Desa Kala Patra memiliki pemahaman yang sering ditentukan oleh faktor ruang, waktu, dan kondisi riil di lapangan. Konsep tersebut menyebabkan kebudayaan Bali bersifat fleksibel dan selektif akan adanya menerima pengaruh kebudayaan luar.

Kebudayaan Bali sangat menjunjung tinggi keseimbangan dan harmonisasi dalam kehidupan. Hal tersebut tercerminkan melalui ajaran Tri Hita Karana, yang menyatakan tiga penyebab terciptanya kebahagiaan. Tri Hita Karana menjelaskan hubungan manusia dengan Tuhan (parahyangan), hubungan sesama manusia (pawongan), dan hubungan manusia dengan lingkungan (palemahan).

Untuk menjaga keseimbangan dan harmonisasi dalam kehidupan, masyarakat Bali percaya dengan mengadakan upacara bhuta yadnya yang disebut dengan caru. Caru merupakan upacara agama Hindu yang dipersembahkan kepada bhuta, lebih tinggi dari banten saiban, jotan dan yadnya sesa serta segehan.

Caru berarti baik, dan serasi. Sehingga caru merupakan upacara yang bisa menyerasikan bhuana agung dan bhuana alit agar mencapai kesejahteraan. Caru merupakan bagian dari upacara bhuta yadnya. Bhuta berarti kegelapan, membuat perasaan yang tidak baik, yang menggangu ketentraman hidup manusia.

Upacara caru memiliki beberapa makna dan fungsi . Upacara caru sebagai sarana untuk menetralisir kekuatan-kekuatan alam yang bersifat buruk yang dapat menghilangkan keseimbangan hidup antara manusia dengan alam disekitarnya sehungga muncul di muka bumi bermacam-macam kejadian yang dapat menyengsarakan kehidupan manusia.

Upacara caru sebagai sarana penyucian Tri Bhuana ini sehingga proses ekosistem alam ini dapat lestari, seimbang dan berkesinambungan.

Dalam upacara caru ada beberapa sarana dan prasara yang digunakan, antara lain: banten suci, banten caru, ayam (layang-layang), sanggah cucuk, sengkui, sampat, tulud, lis, sibuh pepek, payuk pere dan tetimpug. Sarana dan prasana upacara caru berbeda-beda menurut tingkatan dan desa mawacara atau dresta yang dimiliki desa pakraman masing-masing.

Hal-hal semacam itulah yang bisa dipelajari saat membantu orang dalam sebuah upacara mecaru. Mungkin agak serius. Mungkin menyisakan pertanyaan. Mungkin menimbulkan diskusi lanjutan. Tapi begitulah selalu saat kita belajar.

Tetimpug

Ada yang menarik perhatian dalam sarana dan prasarana upacara caru dan sering terlepas dari perhatian masyarakat Bali ada umumnya. Jika ditanyakan tetimpug pasti banyak yang menjawab tahu akan tetapi kurang tahu maknanya.

Dalam kehidupan sehari-hari apabila ada upacara mecaru saya sering mengikuti persiapan dari rangkaian upacara tersebut. Sering disebut dengan matulung ngae ben banten, dalam hal itu banyak hal yang dapat dipelajari secara adat istiadat.

Akan tetapi seperti pernyataan terkait dengan tetimpug sering kali saya penasaran akan arti dan makna dari satu sarana tersebut. Rasa penasaran tersebut saya pertanyakan kepada beberapa penglingsir dalam keluarga saya namun tak mendapatkan jawaban pasti pada saat merangkai bersama sarana dan prasarana caru tersebut.

Diskusi terkait dengan hal itu pun mengerucut dengan Ibu dan Bapak saya yang notabena menjadi pengayah pemangku yang sering menyusun hingga menjalankan upacara mecaru tersebut. Menariknya persepsi mereka tidak sama dengan saya, akan tetapi informasi yang diberikan memberikan pemahaman yang baru bagi saya. Tetimpug merupakan sarana untuk mengundang kekuatan untuk melaksanakan sebuah upacara yadnya.

Menurut Ida Bagus Suragatana ketua paguyuban pemangku Desa Kelusa, Payangan, Gianyar menyatakan tetimpug merupakan kulkul bhuta kala. Tetimpug terbuat dari satu ruas bambu yang nantinya akan dipanaskan menggunakan daun kelapa yang sudah tua yang dibakar, hingga menghasilkan sebuah letupan.

Tetimpug ada beberapa ada tiga atau lima buah. Sesuai dengan tingkatan. Upacara caru yang menggunakan tiga buah tetimpug digunakan dalam upacara caru yang biasa dan melambangkan Tri Kona, yaitu utpeti, stiti, dan pralina. Jika yang menggunakan lima buah tetimpug upacara caru tersebut sudah berada dalam tingkatan yang lebih besar, seperti karya agung. Hal tersebut melambangkan Panca Maha Bhuta, yaitu pertiwi, apah, teja, bayu, dan akasa.

Persepsi tersebut memberikan pemahaman bahwa tetimpug memiliki makna yang sangat mendalam dalam sebuah upacara yadnya, karena tetimpug merupakan sarana pengundang tenaga dan waktu agar harmonis. Jika tetimpug tidak bersuara maka kala itu tidak datang, begitu juga sebaliknya jika bersuara kala itu datang dan merasa terpanggil. (T)

Tags: balihinduupacara
Previous Post

Puisi-puisi Angga Wijaya# Sanur, Serenade, Sanghyang Ambu

Next Post

Mbloooo, Hari ini Valentine, Mblooo, Mari Ngisi TTS atau Berdoa agar Hujan

Gde Nyana Kesuma

Gde Nyana Kesuma

Lahir di Denpasar 19 Maret 1994. Tinggal di Banjar Yehtengah, Kelusa, Payangan, Gianyar. Lulusan Undiksha jurusan Pendidikan Bahasa Bali ini punya hobi main voli, namun kini merasa senang belajar menulis.

Next Post
Mbloooo, Hari ini Valentine, Mblooo, Mari Ngisi TTS atau Berdoa agar Hujan

Mbloooo, Hari ini Valentine, Mblooo, Mari Ngisi TTS atau Berdoa agar Hujan

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more

Deepfake Porno, Pemerkosaan Simbolik, dan Kejatuhan Etika Digital Kita

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 9, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

BEBERAPA hari ini, jagat digital Indonesia kembali gaduh. Bukan karena debat capres, bukan pula karena teori bumi datar kambuhan. Tapi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co