10 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

“Mobile Legends” dan Ihwal Remeh-temeh yang Sangat Mengkhawatirkan

Ozik Ole-olangbyOzik Ole-olang
February 7, 2018
inEsai
“Mobile Legends” dan Ihwal Remeh-temeh yang Sangat Mengkhawatirkan
8
SHARES

BERANGKAT dari beberapa minggu lalu ketika saya sempat dibuat tersihir dan tertarik pada sebuah game android. Awalnya agak risih juga melihat sejumlah teman saya yang terus-terusan bermain game. Lambat laun, setelah setiap hari bahkan setiap beberapa jam selalu mendengarkan nada game tersebut, akhirnya saya mencoba-coba.

Setelah mengerti dan semakin lihai memencet tombol-tombol navigasi akhirnya saya pun ketagihan bermain game itu. Dikarenakan smartphone yang kurang memadai, akhirnya demi memuaskan hasrat nge-game, gadget teman saya pun jadi korban. Sampai-sampai bila dihitung dan diprosentasekan terkait pemakaian, pemilik (teman saya) akan mendapat angka lebih sedikit daripada si peminjam (saya sendiri).

Pada akhirnya, setelah teman yang gadgetnya biasa saya pinjam untuk nge-game itu pulang, saya seperti merasakan gelisah. Hampir mirip perokok berat yang kehabisan rokok dan lagi kebelet ingin rokokan. Benar-benar sakau. Ambisi untuk meng-upgrade smartphone sangat menggelora di hati saya. Namun nasib tidak mengizinkannya. Dengan segenap kekecewaan dan iba, saya pendam keinginan itu dalam kantong tipis dompet saya.

Bukan hanya Mobile Legends juga sebenarnya, beberapa game kerap membuat manusia kecanduan bermain smartphone. Sempat pula Clash of Clans viral di tengah para pengguna gadget. Berbagai ulasan tentang tips and trick memenuhi semesta google perihal cara bermain game tersebut. Begitu pula youtube yang tak mau kalah menampilkan tayangan-tayangan game di beranda awal semakin membuat para gamers kecanduan dan bagi yang tidak tahu jadi semakin penasaran. Manusia menjadi makhluk pemuja game. Sebab melalui game tersebut, hasrat untuk memenuhi kebahagiaan bisa tercapai. Belum lagi sejumlah idealisme ala gamers yang membuat bermain game seolah menjadi kegiatan yang penuh manfaat dan mengesankan.

Barangkali, bila Karl Marx hidup pada zaman ini, maka yang dia legitimasikan sebagai “candu” bukan lagi agama, melainkan game. Game menjadi jalan terakhir dan pemasrahan diri bagi segenap kepenatan dan kegalauan manusia. Atau mungkin Marx akan mengulas fenomena ini dengan penafsirannya perihal teori keterasingan (alienasi), di mana manusia terasing dengan ciptaannya sendiri, yang pada konteks ini adalah game. Sehingga secara tidak langsung dan mau tidak mau, mereka seperti memuja dan mengagung-agungkan game.

Berapa banyak orang yang rela menghabiskan waktunya bahkan rela mengeluarkan uang untuk keberlangsungan karir game-nya. Tahun lalu bahkan sempat viral beberapa pemberitaan perihal game Pokemon yang miris hampir membuat banyak bencana. Sejumlah orang bahkan diberitakan meninggal karena ambisi untuk mendapatkan pokemon. Padahal yang mereka cari itu hanya terdapat di layar hp, tidak lebih. Dimakan juga tidak bisa. Apalagi membuat manusia masuk surga. Sangat utopis!

Sedikit merasa munafik juga menulis artikel ini ketika yang dirasa-rasakan bahwa saya juga suka nge-game dan dengan seolah paling lantang meneriakkan bahwa bermain game adalah kegiatan pragmatis tiada guna. Namun bagaimana lagi ketika kenyataan yang ada memanglah seperti ini. Manusia (termasuk saya) sadar sesadar-sadarnya bahwa bermain game itu tidak bermanfaat – paling-paling ada tapi sedikit – namun mereka terus melakukannya bahkan menganggap game itu adalah aktifitas utama mereka. Sampai-sampai makan yang menjadi kebutuhan utama hidup dinomorduakan.

Game hanyalah salah satu bagian kecil dari lingkaran besar yang banyak merubah hidup manusia melalui kecanggihan teknologi. Banyak hal lain yang juga membatasi pandangan manusia yang berkutat hanya pada kotak kecil yang bersinar. Mereka kemudian enggan dan apatis terhadap dunia luar. Mbak Maya seperti terlihat lebih anggun daripada Buk Nyata.

Zaman telah memasuki era krisis emosional dikarenakan teknologi informasi yang semakin canggih dan luar biasa pesat pekembangannya. Emosi-emosi di dunia maya cukup diwakili dengan gambaran emoji. Tersenyum, melet, terbahak, dan lainnya. Sampai kemudian muncul pemberitaan hari emoji internasional. Menurut saya hal itu merupakan puncak dari kekolotan dan konserfatifme manusia dalam hal emosi. Emosi yang menjadi unsur alamiah kemanusiaan mengalami pengkerdilan juga distorsi makna dan kemudian hanya menjadi sebatas gambaran simbolisme semata.

Satu game heboh pada masanya, kemudian game lain tumbuh menumbangkan keviralan game-game lainnya. Game seolah pahlawan hero yang muncul untuk menyelamatkan kemurungan manusia. Tanpa iklan dan tanpa spanduk-spanduk promosi yang nagkring di warung-arung pojok suatu game dengan sendirinya banyak digandrungi orang-orang, apa lagi bila memunculkan iklan di televisi.

Game juga menjadi lahan alteratif bagi mereka yang belum menemukan kenikmatan dalam aplikasi chat semacam whatsapp. Entah sebab karena “kejombloan” atau memang karena tidak suka. Pada intinya, manusia selalu menemukan sisi menyenangkan dalam menggunakan smartphone. Tanpa perlu adanya motivator dan acara-acara inspiratif, pemain game pun akan dengan sendirinya tekun dan gigih membukanya setiap waktu.

Pada akhirnya saya akan memohon ampun pada tuhan dan segenap jajaran malaikat pencatat amal buruk karena kemunafikan saya dalam tulisan ini. Jujur, saya masih menyimpan file apk beberapa game yang saya suka, termasuk Mobile Legends, Clash of Clans, Clash Royal, dan banyak nama-nama game lain di memori smartphone saya agar kelak bila sudah kebelet pengen main tinggal install tanpa buang-buang kuota untuk download lagi di google play store. Namun terkadang, untuk menyadarkan diri sendiri lebih-lebih orang lain, sikap muka dua memang perlu direalisasikan. Sekali lagi, maafkan kami Tuhan.(T)

Tags: gamepermainansmartphone
Previous Post

Festival Makan Duren di Buleleng: Promosi Buah Tempatan, Bolehlah Nyontek Upin-Ipin

Next Post

Catatan Harian Sugi Lanus# Menimbang Bahasa Bali Sebagai MKDU di Perguruan Tinggi

Ozik Ole-olang

Ozik Ole-olang

Pemuda asal Madura yang lahir di Lamongan dan berdomisili di kota Malang.

Next Post
Catatan Harian Sugi Lanus# Menimbang Bahasa Bali Sebagai MKDU di Perguruan Tinggi

Catatan Harian Sugi Lanus# Menimbang Bahasa Bali Sebagai MKDU di Perguruan Tinggi

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more

Deepfake Porno, Pemerkosaan Simbolik, dan Kejatuhan Etika Digital Kita

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 9, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

BEBERAPA hari ini, jagat digital Indonesia kembali gaduh. Bukan karena debat capres, bukan pula karena teori bumi datar kambuhan. Tapi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co