2 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Kaya

Oka RusminibyOka Rusmini
February 16, 2018
inEsai
Kaya
57
SHARES

KOPLAK menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Juga lehernya. Segelas kopi hitam dihirupnya pelan-pelan.

Sambil membaca koran pagi, isinya begini: Badan Pusat Statisk (BPS) mencatat sampai dengan minggu ke-2 Januari tahun ini, kenaikanharga berasdi pasar sudah naik sekitar 3 persen. Peningkatan tersebut dianggap BPS sudah dalam kategori mengkhawatirkan atau mencemaskan. Kepala BPS, Suhariyanto atau yang akrab disapa Kecuk mengatakan, pemerintah harus mengendalikan inflasi pada 2018 yang ditargetkan 3,5 persen. Target tersebut dipatok dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018.

Presiden Joko Widodo mengatakan, kebijakan impor 500.000 ton beras dilaksanakan demi memperkuat cadangan beras nasional. “Itu (impor beras) untuk memperkuat cadangan beras kita agar tidak terjadi gejolak harga di daerah-daerah,” ujarJokowi.

Selain itu, posisi cadangan beras pangan Indonesia menipis.Ketentuan soal cadangan beras di Indonesia itu mematok pada FAO. Organisasi sayap PBB yang mengurusi soal pangan itu merekomendasikan cadangan beras untuk negara seperti Indonesia.

Di sisi lain, panen beras di Indonesia baru dimulai pertengahan Februari 2018 dan berakhir pada Maret 2018 (panen raya). Total konsumsi beras per tahun di Indonesia 37.700.000 ton. Artinya, konsumsi beras per bulan mencapai sekitar 3,1 juta ton. Hitung-hitungan pemerintah pun, 500.000 ton beras hasil impor itu akan menjadi cadangan sekitar satu hingga dua pekan saja.

“Jadi aslinya negara kita itu sangat kaya ya, Koplak?” tanya Pan Gadung sambil menggambil sepotong singkong rebus.

“Kaya?”

“Iya, buktinya mau impor beras 500.000 ton.”

“Kok bisa berpikir seperti itu?”

“Sejak kapan Koplak tidak cerdas?” Pan Gadung, lelaki seumuran dirinya, yang sering membeli hasil bumi di desa Koplak menatap mata Koplak tajam, sambil menurunkan letak kacamatanya. Koplak menatap mata lelaki di depannya serius.

“Belum juga paham maksudtiang?”

“Belum. Dan tidak mengerti.” Koplak menjawab jujur. Sambil mengambil satu buah pisang rebus.

“Berita pagi yang Koplak baca menunjukkan negara kita ini sudah kaya?” Suara Pan Gadung terdengar sedikit mengejek. Koplak merengut.

“Bagaimana kaya? Masak beras saja impor? Sebentar, ada yang ingintiangtunjukkan.” Koplak tidak jadi mengupas pisang rebus tetapi beranjak ke ruang tamu.

“ Jangan repot-repot,tiangcukup dengan pisang rebus dan singkong rebus. Kolesteroltiangsedang naik , jangan dipesankanbe genyoldanbe guling,”

Koplak terdiam. Lalu berkata serius. “Setelah memutuskan impor beras, pemerintah kembali membuka keran imporgaramindustri sebanyak 3,7 juta ton pada 2018. Jumlah tersebut keluar setelah ada perbedaan data dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang hanya merekomendasikan 2,1 juta ton per tahun. Kau tahu, para petinggi negeri kita itu pada ribut kok. Antar pejabat tidak sama idenya. Satu menteri dan menteri lain konon bersitegang. Kau lihat urusan beras belum beres, muncul lagi urusan garam. Negeri kita konon dikelilingi laut. Bukannya garam itu berasal dari laut? Bukannya beras itu berasal dari sawah? Sawah yang jadi kebanggaan negeri ini. Bahkan di Bali sawah jadi objek wisata. Kenapa kita bisa impor beras? Impor garam? Kabar seperti ini kau bilang negeri kita kaya? Semua barang serba impor? Kata anak perempuanku harga beras sudah membuat migren teman-temannya yang sudah menikah. “

Pan Gadung tersenyum, “Kupikir kau akan membelikan akube guling.”

Koplak kembali duduk di kursinya.

“Apa maksudmu mengatakan negara kita makin kaya?”

“Coba duduklah yang tenang, jangan bersungut-sungut seperti itu. Orang yang berpikir tenang, akan bijak mengambil keputusan.”

“Gayamu, seperti pejabat saja.”

“Aku memang ada rencana ingin bermain di ranah politik, tetapi nanti setelah berlatih dan punya modal. Kau tidak tertarik bermain politik?”

“Politik? Jadi Kades saja sudah senang.Tiangbisa mengurusi warga desa. Pan Gadung bisa lihat sendiri, warga di desatiangtidak ada yang ribut. Tidak ada yang mengeluh. Tidak ada yang kelaparan. Tidak ada juga yang ribut jika kebutuhan pokok terus meranjak naik. Semuanya karena warga di desa ini sesungguhnya warga yang kreatif. Tanah mereka bisa difungsikan sebagai hasil bumi, minimal mereka bisa menggunakan untuk kebutuhan hidup. Menanam cabe, bawang, dan apa saja untuk hidup. Kau pikirtiangmau bermain politik seperti orang-orang di TV? Waktu kampanyetiangtidak berjanji muluk-muluk. Yang penting kerja. Apa yang sudah baik kita lanjutkan.Tiangini cuma tamatan sarjana ekonomi, tahulah sedikit-sedikit menghitung untung rugi. Warga desa memilihtiangjadi Kades, karena warga desa ingin penggunaan dana desa dari pemerintah benar-benar bermanfaat untuk warga desa.”

“Iya, kau memang harus berlaku seperti itu. Jangan sampai dana desa tidak berfungsi, malu sama rakyat.Tiangjuga geli sendiri, lihat saja pemilihan gubernur yang heboh dan bikin ribut sampai hari ini.Tiangpikir kerjanya juga akan heboh seperti kampanyenya, masak mengambil kebijakan mengganti nama jalan, kayak tidak ada hal yang lebih penting saja yang harus diurus. Menghidupkan becak. Jalanan sudah krodit . Prioritasnya makin tidak jelas. Kau jangan seperti itu.”

“Kau suruh aku berpolitik!”

“Iya, biar kau punya kekuasaan, Koplak?”

“Kau sajalah yang berkuasa. Semoga kau bisa membangun desa ini lebih maju lagi.” Koplak berkata serius. Terjun ke dunia politik? Memangnya berapa Koplak punya uang? Rasanya hidup di desa ini sudah menyenangkan. Orang ribut beras Koplak dan warga desa tidak bingung, tidak juga linglung, karena di desanya sudah terbiasa warga desa mencampur nasi dengan umbi-umbian. Yang sengaja di tanam di halaman rumah. Sarapan juga biasa dengan ubi rebus, jagung rebus, pisang rebus, dan singkong rebus. Memang terlihat kampungan. Kalau kondisi seperti saat ini, bagaimana? Harga beras makin tinggi. Harga di koran berbeda dengan harga di pasar.

Aneh juga komentar Pan Gadung, negara kita kok dibilang kaya?

“Jelas kaya dong. Bayangkan negara kita selalu impor. Itu menunjukkan negara kita kaya, Koplak. Bayangkan saja negara ini dirimu, kamu pakai barang impor. Ini kan artinya kamu kaya?” Pan Gadung tertawa nyelekit.

Koplak terdiam. Giginya terasa ngilu. Negara kaya? Iya sih, konon sebatang kayu pun bisa mudah tumbuh jadi pohon jika ditanam. Tapi faktanya? Negara ini makin tidak jelas, buktinya tidak ada anak muda yang mau jadi petani, karena kebiasaan mengambil solusi selalu dengan cara pintas, impor. Barang-barang KW juga laku keras, semua demi gengsi dan status. Kenapa tidak ada kebanggaan dengan hasil negeri sendiri?

“Kita akan makin sering impor, karena kayanya. Tidak ada lagi petani di negeri ini, Koplak. Orang sudah malu jadi petani. Mungkin mereka lebih tertarik jadi koruptor. Bisa jadi artis di TV.” Pan Gadung tertawa keras.

Koplak terdiam, kopi tanpa gula yang diseduhnya terasa makin aneh di tenggorokannya. Negara kaya? Kaya dengan impor? Kira-kira apa lagi yang akan diimpor negeri ini setelah beras dan garam?

Menjadi seorang pemimpin sesungguhnya harus memiliki bekal etika moral. Etika moral yang dibangun di dalam diri sebelum membangun orang lain. Kalau begini terus negeri ini, bagaimana anak muda bisa bangga dengan sawah mereka,

Persawahan di Jatiluwih sudah dinyatakan sebagai salah satu Word Heritage kekayaan alam khususnya di bidang pengaturan dan perawatan sistem pengairan tradisional Bali, yang dikenal dengan sebutan Subak pada 26 Juli 2012 setelah melalui proses panjang pengajuan/pengusulan kepada Unesco di tahun 2003. Area yang diakui sebagai World Heritage ini meliputi 14 buah subak yang menaungi 11 Desa, luas hamparan sawah (padi fields) sebesar 2.372 ha, taman seluas 3.545 ha, hutan seluas 9.316 ha, rumah sebanyak 317 unit, dan semak-semak liar seluas 475 ha.

Apa kita masih bangga, jika kekurangan beras? Apa kita masih bangga disebut orang pelaut, dengan impor garam? Apakah kita ini kaya, atau lebay?(T)

Denpasar, 4/2/2018

 

Tags: JokowilautPan Koplakpertanian
Previous Post

“Sang Kala” Monez & Ninus, dan Gairah Pulang pada Takut yang Jujur

Next Post

Anak-anak, Puisi, dan Pengungsi

Oka Rusmini

Oka Rusmini

Ibu dari seorang anak lelaki. Yang mencoba memotret beragam kondisi sosial, budaya, dan politik di Indonesia dengan cara karikatural. Ala orang "Bali".

Next Post
Anak-anak, Puisi, dan Pengungsi

Anak-anak, Puisi, dan Pengungsi

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more

Google Launching Veo: Antropologi Trust Issue Manusia dalam Postmodernitas dan Sunyi dalam Jaringan

by Dr. Geofakta Razali
June 1, 2025
0
Tat Twam Asi: Pelajaran Empati untuk Memahami Fenomenologi Depresi Manusia

“Mungkin, yang paling menyakitkan dari kemajuan bukanlah kecepatan dunia yang berubah—tapi kesadaran bahwa kita mulai kehilangan kemampuan untuk saling percaya...

Read more

Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

by Made Chandra
June 1, 2025
0
Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

PERNAHKAH kita berpikir apa yang membuat sebuah foto begitu bermakna, jika hari ini kita bisa mereproduksi sebuah foto berulang kali...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu
Panggung

Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu

HUJAN itu mulai reda. Meski ada gerimis kecil, acara tetap dimulai. Anak-anak muda lalu memainkan Gamelan Semar Pagulingan menyajikan Gending...

by Nyoman Budarsana
June 1, 2025
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co