31 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Karangbinangun: Surgaku yang Malang – Catatan Kampung Halaman

JaswantobyJaswanto
February 2, 2018
inEsai

Sudut indah Karangbinangun

44
SHARES

SELASA, tanggal 9 bulan satu tahun baru 2018, pukul 6 sore WITA kala itu. Bus Puspasari mulai bergerak perlahan meninggalkan Terminal Banyuasri. Terlihat beberapa orang menyingkir ketika klaksonnya mulai berbunyi. Gaduh. Riuh. Suasana pasar dan terminal yang mulai hidup. Sedang disana, di barat sana, matahari tampak sejengkal. Begitu pasrah menyerahkan hari kepada gelap malam. Kemudian meninggalkan semburat kenangan yang penyair sebuat sebagai: senja.

Di dalam bus, para penumpang mulai beradaptasi dengan suasana bus—termasuk kami. Ya, kami berlima. Saya, Wiwik Dwi Andriani, Indriani Lestari dan Quratul Aen. Kami berlima akan menempuh 13 jam perjalanan dari Singaraja menuju Tuban dan transit di Surabaya dulu.

Quratul Aen dan Indriani Lestari, dua mahasiswi yang sedang berusaha keluar dari zona nyamannya. Mereka berdua, akan mengikuti Latihan Kader II (LK II) di HMI Cabang Tuban. Dan saya, mengantarkan mereka sampai tempat pelatihan. Sekalian pulang kampung, pikir saya.

Hari Rabu, sekitar pukul setengah 8 pagi WIB, kami sampai di Tuban. Wiwik, langsung dijemput oleh pamannya, sedangkan saya, nunggu Salekun dan panitia untuk jemput Quratul Aen dan Indri. Lama kami bertiga menunggu. Atul (panggilan Quratul Aen) mabuk perjalanan. Kasihan saya melihatnya. Kurang lebih setengah jam menunggu, panitia LK II datang untuk menjemput mereka—Atul dan Indri. Setelah itu, saya pulang menuju kampung halaman bersama Salekun.

*

Dusun Karangbinangun masih diam meskipun beberapa jenis satwanya sudah membuka mata menyambut hari baru. Kambing-kambing mulai mengembik. Kokok ayam jantan bersahutan. Burung sikatan mencicit sesekali menyambar tanah, ekor hitamnya mengembang sempurna. Dari sarangnya di atas pohon mangga keluar seekor bajing mencari pasangan. Seekor codot buru-buru melintas hinggap tepat di daun pisang yang masing kuncup. Jangkrik, orong-orong dan walang kerik sudah lama bungkam. Jangkrik menelusup lubang-lubang di pematang atau di bawah tumpukan jerami kering. Orong-orong menggali tanah, sedangkan walang kerik hinggap di dedaunan hijau.

Pertanian di Karangbinangun

Lebah madu dengan penuh ketekunan menghimpun sari bunga. Dengungannya bak suara gong ditabuh. Datar dan halus. Suaranya mengisi kelengangan pagelaran alam. Alam yang begitu harmoni. Bau tanah. Segarnya embun yang telah menangkap datangnya pendar cahaya dari timur.

Pancaran cahaya matahari adalah sebuah kehidupan. Membangkitkan kuncup jagung. Bergeliat muncul dari dalam tanah. Sinar itu membangunkan Dusun Karangbinangun dengan menyibak kabut yang menyelimutinya. Beberapa lesung sudah terdengar. Alu memukul dengan penuh kasih dan harapan. Menutu padi, daun yang nanti akan dijadikan pembungkus makanan. Di sampingnya lelaki tua menjambret daun pisang kering untuk menggulung tembakau. Di balik tumpukan jerami di atas pematang, seseorang jongkok. Tangannya mengibas mengusir lalat yang merubung kepalanya. Dusun Karangbinangun sudah terjaga. Surga saya. Surga semua masyarakatnya.

Ya, di dusun kecil inilah saya dilahirkan. Suatu ketika, pada hari Jum’at Pon, tanggal 1 Januari 1997. Bayangkan, betapa riuhnya kala saya dilahirkan. Di belahan dunia lain kembang api meledak-ledak menyambut tahun baru. Ketika kembang api meledak, pada saat itulah saya dilahirkan.

Dalam sebuah rumah sederhana berdinding kayu berlantai tanah merah yang tak rata, Emak menjerit. Mbokwo Ngaeni, seorang dukun bayi termasyhur kala itu, membantu Emak melahirkan. Bapak dengan perasaan gusar berjalan mondar-mandir di depan pintu. Semua tegang. Pukul dua belas malam lebih sedikit bayi itu lahir, Mbokwo Ngaeni bersorak. Saya menjerit untuk pertama kalinya. Dusun Karangbinangun, bagian terkecil dari dunia, yang pertama saya lihat. Tanah yang telah mengajarkan saya tentang norma-norma, merajut satu persatu aksara dan bahasa. Emak dan bapak, dua mahluk imigran surga yang telah mengenalkan saya tentang dunia. Karangbinangun, surga bagi saya.

Sawah ladang mengelilingi dusun kecil itu. pohon-pohon bambu berjejer bak benteng yang tak dapat ditembus. Padi-padi yang masih ranum. Sebelah selatan, bukit-bukit menyambung seperti tak ada putusnya. Sebuah telaga berada tepat di tengah persawahan, dengan sebuah pohon yang menghiasinya. Sungguh, Karangbinangun, nama itu, seperti telah terajut dalam lubuk hati saya yang paling dalam. Nama tanah air saya yang kecil itu selalu memanggil kemana pun kaki melangkah.

Tapi sayang, akhir-akhir ini, surga saya yang ranum itu mendapatkan masalah. Sebuah masalah yang muncul karena egoisme kekuasaan dan kepuasan lahiriah. Sebuah sengketa, yang sebenarnya bisa diselesaikan dengan rasa keikhlasan. Sengketa yang sebenarnya tidak perlu ada. Saya begitu perihatin dengan surga kecil yang ranum ini.

Bagi warga Dusun Karangbinangun, tak ada satu pun titik yang indah kecuali melihat padi menguning, jagung mengering, termasuk mentimun segar ketika ketiga (kemarau) sehat terawat. Hingga suatu hari, kericuhan itu terjadi. Sawah-sawah warga tiba-tiba sudah beralih tangan menjadi milik sebuah pabrik semen. Entah, bagaimana ceritanya, semua surat-surat tanah itu sudah berada di tangan pabrik semen. Surga kecil yang malang.

Demo warga pun tak bisa dihindarkan. Berhari-hari Abu melakukan aksi demo memimpin warga Desa Gaji – termasuk warga Dusun Karangbinangun di depan Gedung DPRD, Kantor Bupati sampai memblokade jalan menuju pabrik semen. Ya, kejadian ini memang jalas kaum sosialis yang menentang kaum kapitalis. Revolusi? Entahlah.

*

Itulah, tanah kelahiran saya. Sungguh tak sampai hati saya memandang pemuda-pemuda kuli itu. Kutatap mata mereka dalam-dalam, tapi aneh, aku tak melihat mereka karena yang kulihat adalah wajah bangsa ini, seperti dalam novel Andrea Hirata, wajah-wajah para wakil rakyat dan pemimpin negeri ini, wajah para koruptor yang tertawa-tawa di layar televisi. Ke manakah orang-orang itu? Pagi ini pasti mereka tengah mengibas-ngibaskan koran pagi sambil menyeruput teh hangat.

Sayang mereka tak berada di sini untuk melihat sebuah pertunjukan sirkus. Anak manusia memanjat gedung setinggi tiga puluh meter lebih. Gedung pabrik yang mereka sebut silo, di bawahnya menganga lautan batu bara bergelora seperti api neraka, dan arwah-arwah yang menjerit meminta keadilan Tuhan. Apakah saya salah kalau saya berkata, “Tuban, Ironi kemiskinan di tanah industri?”

Ah! Entahlah. Nanti saya dikira pemberontak. Saya hanya berharap, semoga surga kecil saya yang malang itu akan kembali asri seperti dulu. Tanpa ada egoisme kekuasaan, atau bahkan penindasan yang memuakkan. (T)

 

Tags: desaIndustriJawa Timurkampungpertanian
Previous Post

Kabar dari Flores# “Bersembunyi & Relaksasi” di Air Panas Alami Ae Sale

Next Post

Jalan Pulang Bernama Puisi – Pengantar “Catatan Pulang”

Jaswanto

Jaswanto

Editor/Wartawan tatkala.co

Next Post

Jalan Pulang Bernama Puisi – Pengantar “Catatan Pulang”

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tembakau, Kian Dilarang Kian Memukau

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 31, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

PARA pembaca yang budiman, tanggal 31 Mei adalah Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Tujuan utama dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan...

Read more

Melahirkan Guru, Melahirkan Peradaban: Catatan di Masa Kolonial

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 30, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

Prolog Melalui pendidikan, seseorang berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Pendidikan menjadi sarana untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus mengasah keterampilan bahkan sikap...

Read more

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co