10 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Trotoar dan Hal Remeh yang Terasa Hilang – Cerita Kecil dari Desa Wisata

Putra PradnyanabyPutra Pradnyana
February 2, 2018
inOpini

Foto: Putra Pradnyana

110
SHARES

 

DESA Munduk di Kecamatan Banjar, Buleleng, adalah desa yang terkenal. Ya, terkenal karena cengkeh. Ya, karena kopi. Ya, kini terkenal karena perkembangan pariwisata.

Untuk urusan pariwisata Munduk punya keistimewaan dibanding desa-desa wisata lain semisal Ubud. Selain punya sejarah panjang di bidang pariwisata (konon pariwisata Munduk sudah ada sejak zaman kolonial), juga karena Munduk berada di lereng perbukitan, dekat dengan danau, punya alam yang eksotis, dan tentu memiliki suasana kampung masa lalu yang masih sejuk udaranya dan tetap epeh (ramah) penduduknya.

Tapi tahun 2017, warga Desa Munduk mulai gigit kaki, eh, gigit jari. Cengkeh berbunga jarang. Dan kunjungan turis menurun dratis. Saya dengar informasi, turunnya bisa dibilang sampai 60 persen. Saya tak ingin menyalahkan erupsi Gunung Agung atas turunnya kunjungan turis itu. Tapi, ya, pokoknya kunjungan memang terasa turun. Itu saja,

Yang bikin perasaan agak sedikit lebih anu (mungkin senang, mungkin juga bingung), di tengah kunjungan wisatawan yang menurun, pemerintah amat gencar melakukan perbaikan infrastruktur. Tujuannya tentu baik, Agar Munduk makin sempurna jadi daerah tujuan wisata.

Jalan raya dan trotoar sepanjang 5 kilometer di desa itu diperbaiki. Sebenarnya perbaikan jalan sudah rampung. Jalan sudah mulus. Kendaraan dengan mudah bisa cur, baik di tikungan maupun di jalan lempeng.

Hanya kini perbaikan trotoar masih dalam proses pengerjaan. Trotoar ini mungkin sesuatu yang agak baru bagi warga. Tapi bukankah pariwisata memberi banyak hal baru bagi warga?

Tujuan trotoar tentu baik. Mungkin agar turis dan warga bisa jalan-jalan dengan nyaman di tepi jalan tanpa khawatir diseruduk mobil. Karena “baik” itulah warga merelakan bagian depan rumah mereka untuk dibongkar karena areal 1,5 meter dari bibir jalan adalah bagian untuk pengadaan trotoar.

Namun jangan salahkan juga warga jika ada saja yang mengeluh dan protes (dalam hati, tentu saja). Karena ada hal lain yang jarang dipikirkan. Trotoar boleh nyaman bagi pejalan kaki, tapi ada warga yang merasakan sesuatu, semacam sesuatu yang hilang. Entahlah apa yang hilang. Mungkin hal yang remeh-temeh, yang tak penting untuk disesalkan.

Ada sejumlah warung kecil dan rumah dekat jalan raya yang sebagian bangunannya harus dibongkar. Sejumlah warung terpaksa tutup sementara dan harus menggelontorkan uang untuk renovasi ulang. Tapi bukan uang itu yang jadi pikiran, tapi hal lain yang sulit dijelaskan di dunia modern ini.

Tersebut misalnya Nyoman Open. Ia merelakan beberapa bagian rumah dan warungnya dibongkar. Karena jarak rumah dan warung Nyoman Open dengan jalan raya sangat dekat, kurang lebih 50 cm. Sebagian dinding ruang tamu harus dibongkar, dan untuk sementara Nyoman Open menutupinya dengan papan. Itu membuat Nyoman merasa semakin dekat dengan jalan dan bisa mendengarkan suara deru kendaraan dengan makin jelas.

Nyoman juga kehilangan bagian depan warungnya. Biasanya ada sedikit tempat untuk para pemuda duduk sambil nongkrong dan menikmati es campur minuman suplemen penghangat badan sembari menyantap tipat santok di depan warung. Sebelum pembongkaran dilakukan, orang-orang bisa nongkrong lebih lama. Semakin lama orang-nongkrong di warung Nyoman, semakin banyak Nyoman bisa berjualan.

Tapi sekarang, orang semakin sedikit datang berbelanja dan semakin sebentar durasi untuk nongkrong. Tentu saja karena tidak ada cukup tempat lagi untuk duduk demi menikmati suasana ngeceng sambil menyeruput es dan menyantap tipat santok.

Tulisan ini bukan bentuk dari sikap anti pembangunan. Hanya semacam renungan bagi warga desa seperti saya ini, warga yang hidup di desa yang kini sedang pesat-pesatnya membangun kawasan pariwisata.

Semua tahu, termasuk Nyoman Open, manfaat jalan bagus dan trotoar bagi pejalan. Setelah semua proses pembangunan selesai, seperti kata banyak orang, mungkin hidupnya akan menjadi lebih baik.

Tulisan ini hanya menyampaikan semacam perasaan gamang, bahwa selalu ada yang hilang dari proses pembangunan. Jalan yang mulus dengan lalu-lintas yang padat, apalagi dengan trotoar yang gagah, mungkin bisa “memangkas” waktu yang biasa dipakai untuk berakrab-akrab antarwarga (orang modern mungkin menyebutkan bermalas-malasan).

Warga di seberang jalan yang dulu biasa saling sapa, saling meminta garam dapur, saling meminjam peralatan kerja, bahkan biasa saling pijat saling pijit, kini mungkin merasa berada di tempat saling berjauhan. Jalan yang mulus dengan lalu-lintas yang ramai telah memisahkan mereka seakan mereka berada di seberang pulau.

Ini mungkin tulisan yang sentimentil, berjiwa romantik masa lalu, bahkan ditulis dengan pikiran kuno. Namun, sekali lagi, ini hanya renungan. Karena siapa pun, tak mungkinlah mengembalikan sebuah desa ke zaman kerajaan atau ke zaman purba. Namun setidaknya, dengan sesekali merenung, jiwa kita tak akan tergerus sangat jauh ke zaman yang sebenarnya tak sepenuhnya kita kenal. (T)

Tags: bulelengdesadesa wisataPariwisatarenungan
Previous Post

Sukarno, Gus Dur, Jokowi, dan Punakawan Unfriend dalam Karya Rupa Butet

Next Post

Curangologi: Filsafat Curang Seri 4 – Tas Edy Asparanggi, Andy Warhol, atawa Gratifikasi

Putra Pradnyana

Putra Pradnyana

Next Post

Curangologi: Filsafat Curang Seri 4 - Tas Edy Asparanggi, Andy Warhol, atawa Gratifikasi

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more

Deepfake Porno, Pemerkosaan Simbolik, dan Kejatuhan Etika Digital Kita

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 9, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

BEBERAPA hari ini, jagat digital Indonesia kembali gaduh. Bukan karena debat capres, bukan pula karena teori bumi datar kambuhan. Tapi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co