1 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Boneka Anjing di Mata Anakku & Dialog Imajiner Anjing Penjaga Gunung Agung

Wayan PaingbyWayan Paing
February 2, 2018
inEsai

Awan yang tampak seperti boneka anjing di sekitar puncak Gunung Agung. /Foto: Wayan Paing

UNTUK iseng-iseng dan memenuhi keingintahuan sendiri, saya memasang kamera video (tentu tak terlalu canggih) yang menyorot aktivitas puncak Gunung Agung. Kamera saya pasang di wilayah Gulinten, Abang, Karangasem, tempat tinggal saya.
Dalam rentang waktu yang tak teratur (artinya sesuka saya), saya menengok kamera, lalu mengeceknya untuk melihat pergerakan awan dan asap di puncak gunung.
Sore, Sabtu 16 Desember 2017, saya mengecek kamera bersama anak saya. Mengajak anak memantau aktivitas erupsi Gunung Agung, tentu ada manfaat, dan ada pula susahnya. Susah karena harus selalu waspada dengan peralatan agar tidak “digasaknya” atau tiba-tiba ingin sesuatu yang menyebabkan saya tak fokus. Selain memang anak saya cerewetnya kadang tidak tepat momennya.
Nah, manfaatnya tentu banyak. Saya bisa menanamkan pengetahuan tentang Gunung Agung kepada anak saya sejak dini. Juga mengenalkan berbagai media perekaman. Tentunya yang ada dan seadanya. Terkadang orang dewasa bisa mendapatkan ide setelah mendengar daya khayal si anak.
Seperti sore ini, ketika diajak untuk mengecek handycam yang terpasang sejak satu jam yang lalu, dengan cerewetnya dia berceloteh.
“Pak, lihat ada anjing. Itu anjing di atas gunung,” katanya berkali-kali.
Mulanya saya tak mengacuhkannya sampai akhirnya dia menunjuk-nunjuk ke arah Gunung Agung, dan betapa leganya hati ini, ketika yang dia tunjuk adalah awan yang sedikit menyerupai boneka anjing.
Rupa anjing itu memang unik dan lucu. Anjing dalam mata anak saya itu terlihat seolah menatap Gunung Agung yang sedikit mengepulkan asap pekat. Dalam hati terbersit angan, Gunung Agung akan baik-baik saja.
Kejadian itu mengingatkan hebohnya beberapa orang tanggal 30 Nopember 2017, yang mengatakan asap Gunung Agung menyerupai Pulau Bali. Bahkan ada akun facebook yang menanyakan sekaligus menyatakan, karena awan itulah mengapa lambang Kabupaten Karangasem berisi logo gunung meletus.
Dan juga saya ingat banyak postingan yang mengunggah berbagai macam rupa orang dari asap Gunung Agung. Dari muka raksasa, wajah garuda, sampai wajah pendeta yang berjanggut putih. Dengan alasan-alasan itu, maka momen ketika awan di dekat puncak Gunung Agung menyerupai anjing, tidak ada salahnya dimuat dalam linimasa media sosial.
Saat itu pula saya menceritakan kepada anak saya tentang gunung yang mengeluarkan asap, tentang awan yang bergerak di udara dan bisa membentuk apa saja, dan tentang hal-hal lain yang mungkin dengan gampang dimengerti oleh anak saya, mungkin juga tak ia mengerti sama sekali.
Soal anjing, saya ingat kembali pada postingan di media sosial 28 September 2017. Saat itu ada foto dua anjing di lereng Gunung Agung (saya lupa siapa yang memposting pertama kali). Dari situ saya menulis dialog antara dua ekor anjing yang konon menjadi penjaga Gunung Agung sebagaimana ditulis banyak media.

 

Dua anjing yang disebut sebagai penjaga Gunung Agung. /Foto diambil di facebook

 

Dialog Imajiner Anjing Penjaga Gunung Agung

DINI HARI, SEJAK SEPTEMBER 2017 DAN SETERUSNYA, DUA EKOR ANJING PENJAGA GUNUNG AGUNG TERLIBAT DEBAT HEBAT. PERDEBATAN ITU MASIH BERLANGSUNG SAMPAI SAAT INI, DAN ENTAH KAPAN AKAN BERAKHIRNYA.

SEBUT SAJA MEREKA ANJING ABD (ANE BELANG DIDORI) DAN ANJING APA (ANE PUTIH AREPNE).

Anjing ABD :

(Bersungut-sungut mengikuti APA yang berjalan ke arah kawah). Kamu jangan begitu. Kesepakatan kita sebelumnya, hari ini diletuskan. kalau gak jadi, mengapa kita beri tanda sebanyak itu?

Anjing APA :

(Tanpa menoleh dan terus saja berjalan). Siapa yang membuat kesepakatan itu. Kita memang sudah membicarakannya. Tapi belum final…, Kau lihat saja, masih banyak orang-orang yang menunggui ternaknya di lereng. Kalau sekarang diletuskan, mereka mati.

Anjing ABD :

Manusia sudah canggih, gak usah pikir mereka. mereka bisa menyelamatkan diri dengan cara dan alat-alat yang mereka miliki! Kamu pikir kalau meletus sekarang, kita juga tidak akan mati? Kena lahar pertama kita. Kalaupun tidak, pasti dipentalkan ke langit, sanggup badan kita tidak hancur?

Anjing APA :

Ya. ya aku paham. Tapi berikan mereka waktu untuk menyelamatkan diri. Kalau toh ada yang kena, itu sudah umur mereka. Ada Yang Kuasa yang ngatur. Kamu pusing banget mikir mereka, toh setelah meletus subur lagi tanah mereka.

Anjing ABD :

(Tampak berpikir keras. sesekali menggaruk pangkal kupingnya dengan kaki kanan depannya.) Itu terlalu lama, dan mungkin saja mereka kembali lagi karena tidak percaya dengan tanda-alam. Toh yang tidak selamat kebanyakan manusia-manusia kaya yang tidak berani meninggalkan kekayaannya!

Anjing APA :

Kamu salah. Manusia-manusia yang menganggap tanaman dan hewan peliharaannya sebagai jiwanya, tidak mungkin semudah itu meninggalkan lereng-lereng berbahaya ini. Kamu harus paham!

Anjing ABD :

Ya, biarkan saja kalau begitu. Kamu tidak lihat, semua sudah diungsikan. Rakyat rakyat kecil sudah diungsikan. Mungkin karena kecilnya dianggap mudah mengangkutnya. Kalau gak mau, mereka dipaksa. Sedangkan yang modalnya besar, coba lihat… lihat itu ke bawah, kalau kamu merasa di atas. Truk-truk besar bebas keluar masuk zona merah. Apa karena saking besarnya gak bisa diangkut dan diberhentikan?

Kalau dipikir-pikir, yang punya tempat harus pergi, meninggalkan semuanya. bahkan ternak dilelang murah-murah menjadi bencana lain bagi mereka. Tanaman penghidupan mereka mereka tinggalkan. Makan hati mereka. Sakit hati mereka…

Sedangkan yang mencari uang, kendaraannya hilir mudik masuk zona. menghalangi jalan-jalan mereka yang mengungsi, menghalangi logistik bagi pengungsi, bikin macet, bikin riuh. Kamu gak tahu, yang tidak kena zona bahaya saja sampai mengungsi,, tahu sebabnya? Itu karena GETARAN KENDARAAN YANG LEWAT ITU DIKIRA GEMPA.

Anjing APA :

(Perlahan kedua kaki depannya dijulurkan ke depan, ujungnya tepat di bibir tebing di atas kawah)

BELUM SEMPAT BERPIKIR…. TIBA TIBA AWAN SEPERTI SARANG LABA LABA MENERJANG MEREKA. MEREKA TERKEJUT. TERNYATA JARING RELAWAN MENGURUNG MEREKA. SEBELUM MEMUTUSKAN, MEREKA DIUNGSIKAN. (T)

Tags: anak-anakanjing balierupsifaunaGunung Agung
Previous Post

Sekar Sumawur: Dialog Kosong tentang Keranjang Ular

Next Post

“Schizophrenia”, Jiwa yang Entah, Proses yang Betah – Sejumlah Catatan Sebelum Pentas

Wayan Paing

Wayan Paing

Lahir di Gulinten, 6 April 1983. Menjadi guru di Ababi, Abang, Karangasem. Saat mahasiswa suka sastra dan teater yang kini ingin ditekuninya kembali

Next Post

“Schizophrenia”, Jiwa yang Entah, Proses yang Betah – Sejumlah Catatan Sebelum Pentas

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more

Google Launching Veo: Antropologi Trust Issue Manusia dalam Postmodernitas dan Sunyi dalam Jaringan

by Dr. Geofakta Razali
June 1, 2025
0
Tat Twam Asi: Pelajaran Empati untuk Memahami Fenomenologi Depresi Manusia

“Mungkin, yang paling menyakitkan dari kemajuan bukanlah kecepatan dunia yang berubah—tapi kesadaran bahwa kita mulai kehilangan kemampuan untuk saling percaya...

Read more

Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

by Made Chandra
June 1, 2025
0
Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

PERNAHKAH kita berpikir apa yang membuat sebuah foto begitu bermakna, jika hari ini kita bisa mereproduksi sebuah foto berulang kali...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu
Panggung

Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu

HUJAN itu mulai reda. Meski ada gerimis kecil, acara tetap dimulai. Anak-anak muda lalu memainkan Gamelan Semar Pagulingan menyajikan Gending...

by Nyoman Budarsana
June 1, 2025
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co