MASIHKAH Anda ingat sosok Bona dan Rong-rong yang legendaris? Atau ingatkah Anda pada sosok kelinci bersahaja dan penuh warna bernama Si Bobo? Kisah Bona dan Rong-rong menjadi salah satu rubrik yang ikonik dalam majalah anak “Bobo”. Sejak 14 April tahun 1973 majalah Bobo hadir menemani hari-hari anak Indonesia.
Diadopsi dari Negeri Belanda dan diasuh serta diterbitkan setiap minggunya oleh Kelompok Kompas Gramedia dengan bahasa dan konten yang menyesuaikan untuk segmentasi anak-anak. Pada zamannya Bobo sangat digemari oleh anak-anak tentunya dengan sosok Bobo si kelinci yang ikonik selalu menghiasi sampul majalah anak tersebut.
Membaca majalah Bobo bersama teman-teman semasa kecil dulu adalah kegiatan menyenangkan. Kisah-kisah dalam majalah Bobo sangat mengesankan, secara tidak langsung mengandung nilai-nilai keteladanan. Selain kisah-kisah menarik, Bobo juga memuat rubrik pengetahuan tentang sains, sejarah, dan pengetahuan lain yang dikemas secara sederhana sehingga menarik minat baca serta mudah dicerna anak-anak.
Bobo hingga saat ini masih menemani hari-hari anak Indonesia. Tepat pada hari ulang tahun Bobo 14 April 2017 lalu, edisi pertama majalah Bobo di tahun 2017, diterbitkan. Kini Bobo tampil lebih menarik dengan konten yang semakin beragam serta dapat pula dinikmati lewat situs terbarunya di www.Bobo.id.
Rubrik ikonik dalam majalah Bobo boleh jadi media alternatif bagi Kanal KPK untuk menanamkan nilai-nilai antikorupsi. Misalnya dalam rubrik cerita bergambar tentang keluarga Bobo dapat diselipkan nilai-nilai antikorupsi. Anak-anak sangat tertarik pada si kelinci yang menjadi ikon majalah Bobo ini sehingga nilai-nilai antikorupsi yang disampaikan Bobo kepada anak-anak yang membacanya pasti akan mudah melekat.
Contoh rubrik ikonik menarik lainnya adalah Bona dan Rong-rong. Bona yang telah menjadi ikon gajah legendaries, dapat didesain lebih memikat dengan penampilan ala detektif. Sosok yang akan tampil cukup heroik dalam mengungkap perilaku koruptif si Rong-rong. Tentu contoh perilaku yang coba ditampilkan bersifat sederhana dan mencerminkan kehidupan sehari-hari anak Indonesia. Kemudian dalam rubrik ini juga dapat diselipkan pesan moral untuk menanamkan nilai antikorupsi pada anak.
Rubrik selanjutnya yang dapat diciptakan oleh tim redaksi Bobo dalam mendorong anak mengembangkan kemampuan mengekspresikan diri ialah rubrik “Reporter Cilik”. Rubrik ini memberi kesempatan bagi anak-anak Indonesia untuk berani berbagi cerita tentang aktivitas di sekolah atau lingkungan sekitar mereka yang mencerminkan nilai-nilai antikorupsi. Secara tidak langsung, hal ini juga dapat melatih anak untuk peka terhadap situasi di sekitarnya.
Kanal KPK dapat menjalin kerja sama dengan majalah Bobo untuk mengisi rubrik-rubrik tersebut sebagai salah satu media penanaman nilai antikorurpsi. Selanjutnya majalah Bobo dapat mengisi waktu jeda atau istirahat di sekolah-sekolah. Dan bisa juga menjadi metode alternatif mengajar yang menyenangkan dan menarik.
Guru dapat membuat satu sesi untuk membahas secara ringan hal-hal yang telah dibaca anak-anak dari kisah-kisah dalam majalah Bobo. Kemudian dapat membantu menyimpulkan dan menyampaikan kembali pesan moral dalam cerita yang telah dibahas dikaitkan dengan tujuh nilai antikorupsi sebagai upaya penanaman nilai-nilai antikorupsi.
Menanamkan nilai-nilai antikorupsi sedini mungkin pada anak penting dilakukan untuk mencegah perilaku koruptif mengakar hingga mengakibatkan tindakan korupsi yang lebih besar. Terlebih anak-anak merupakan aset bangsa yang tak ternilai harganya, merekalah para calon pemimpin bangsa dan akan meneruskan perjuangan bangsa Indonesia.
Diharapkan nantinya sosok-sosok ikonik seperti Bobo yang telah dikenal anak-anak, dapat menjadi media untuk menanamkan nilai-nilai antikorupsi sejak dini, serta mengembalikan kejayaan medium hiburan dan edukatif yang layak dan menarik bagi anak-anak Indonesia. (T)