Sebuah ajakan:
“Prik, ayo datang ke acara fakultasku.” kata seorang teman saya saat saya sedang serius membicarakan strategi jitu menikung pacar seseorang. Kata teman saya yang menjadi mahasiswa Fakultas Olahraga dan Kesehatan (FOK) Undiksha, Singaraja, itu, dari tanggal 20 hingga 26 November 2017 fakultasnya akan mengadakan Porseni Mahasiswa FOK, sebuah acara besar tahunan yang diadakan dalam rangka ulang tahun fakultasnya.
Hhhhmmm, ini aneh, kenapa teman saya itu mengajak saya datang ke acara fakultasnya? Saya bukan mahasiswa FOK, bukan juga orang-orang penting seperti ketua BEM dan MPM yang memang sering diundang, bukan juga artis tanah air. Saya bukan siapa-siapa atuh, Mas, Mbak. Cuma seorang mahasiswa bahasa yang tak pernah berhasil mengkomunikasikan cintanya kepada seseorang. Ah lupakan. Saya bergumam dalam hati, “Datang nggak ya?”
Mendengar kata ‘porseni’, pikiran saya sudah jauh membayangkan berbagai kompetisi olahraga dan kesenian. Lalu, apa istimewanya? Saya yakin tidak akan ada bedanya dengan porseni-porseni lain yang pernah diadakan, kecuali status ‘mahasiswa’ sebagai pemainnya. Saya bergumam lagi, “Datang atau nggak nih?”
Saya berdikusi dengan diri saya, melapalkan mantra dan doa-doa memohon petunjuk kepada Tuhan menanyakan jalan mana yang harus saya tempuh, dan akhirnya, untuk menjaga hubungan baik dengan teman yang saya kenal saat KKN itu, saya mengangguk-angguk pelan. “Ya, aku pasti datang.” kata saya sambil tersenyum manis. Tak usah dibayangkan manisnya, nanti malah senyum-senyum sendiri.
Selasa, 21 November 2017, jam 1 siang, saya melesat menuju Kampus FOK Jinengdalem. Awalnya saya berniat untuk datang di hari sebelumnya, saat acara pembukaan Porseni Mahasiswa FOK, karena hari itu katanya ada parade budaya, ada atraksi-atraksi, ada penampilan dan lain-lain. Sayang sekali, yang namanya kuliah tak bisa ditinggalkan rupanya. Jadilah hari Selasa itu saya berangkat, sendirian, tanpa ditemani pacar saya. Eh, ngomong-ngomong pacar saya siapa ya? Lupa atuh.
Sampai di sana, saya langsung menuju GOR FOK Jinengdalem. Saat itu ada pertandingan volley, siapa lawan siapa saya tidak peduli. Segera saya menemui teman saya di tribun penonton. Teman saya itu, sebutlah namanya Andhy, nampak senang dengan kehadiran saya yang bukan siapa-siapa ini. Sebenarnya di sana ada lagi teman saya, seorang atlet volley yang mumpuni, namun karena ia akan bertugas menjadi wasit, saya memutuskan untuk tidak menghampirinya, dan “prrriiitttt” ternyata pertandingan dimulai, Bung.
Sportifitas Mahasiswa FOK
Nah, saat pertandingan volley itulah, saya mau tidak mau harus manampik segala penilaian saya terhadap Porseni Mahasiswa FOK Undiksha. Lho, memangnya kenapa? Meskipun mereka (mahasiswa FOK) bertanding di tengah-tengah GOR yang tidak sempurna alias belum selesai dibangun, mereka dapat menghidupkan suasana yang tak kalah greget dengan suasa saat pertandingan volley dalam kejuaran nasional. Merekalah yang memberikan nuansa olahraga bagi GOR yang tidak sempurna itu.
Kedua tim bermain sportif juga sengit. Tentu saja para pemainnya memiliki mental dan fisik yang kuat, dan sepertinya kebanyakan mahasiswa FOK memang seperti itu. Menurut saya lagi, yang bermain di sana adalah pemain pilihan dan andalan, dan sudah pasti mereka mengetahui peraturan bola volley resmi dan bersedia dengan senang hati menaatinya.
Nah, yang saya suka, mereka benar-benar menunjukan rasa hormat, ramah, semangat, jujur kepada sesama kawan, lawan, wasit dan penonton. Tidak ada keberpihakan dari wasit. Tidak ada “skandal” semacam yang biasa terjadi di SEA Games belum lama ini.
Tidak ada tiba-tiba pemotongan atau penambahan poin atau score yang bikin eneg seperti di Liga Indonesia (LI) belum lama ini. Setelah pertandingan usai pun, mereka tidak ada dendam satu sama lain (menurut saya, dalamnya hati siapa tahu), tapi saya yakin dari raut muka para pemain. Tak peduli kalah, tak peduli menang, mereka tetap senang. Mereka tetap semangat memeriahkan acara fakultas mereka.
Jadi, jangan bandingkan dengan SEA Games atau Liga Indonesia. Jelas Porseni Mahasiswa FOK ini tak sebanding. Tapi, bagi saya, Porseni ini jauh lebih sportif dan seruuuu.
Di Porseni ini, selain pemain, para penonton dan supporter juga membuat suasana menjadi lebih kompetitif. Mereka mendukung tim mereka dengan suara lantang. Teman saya, si Andhy ini, bahkan terlalu semangat dalam mendukung teman-temannya. Saking semangatnya sampai-sampai sakit tenggorokan, berujung pada batuk-batuk yang belum terobati hingga sekarang.
Penonton yang lain juga tak kalah semangat. Ada yang mengibar bendera, ada juga yang membawa kain atau spanduk yang menyala-nyala, dan pasti di antara mereka ada yang melapalkan mantra mendoakan tim mereka menang. Sebagian ada juga yang mengambil snapgram teman, sahabat, dan bisa jadi juga pacar mereka yang sedang bertanding.
Mereka ada untuk teman-teman mereka, dengan kata lain mereka ada untuk FOK. Tambahan, meski saya hanya menonton pertandingan volley, saya yakin suasana dan sportifitas yang sama dapat dirasakan di pertandingan cabang olahraga lainnya.
Rasa Memiliki
Rasa salut saya kepada FOK ini masih berlanjut ketika saya tahu bahwa bukan hanya mahasiswa yang bertanding dalam porseni tersebut. Alumni FOK, dosen, peserta PPG juga ikut berpartisipasi dalam porseni, khususnya dalam pertandingan cabang olahraga futsal. Sangat sesuai dengan tema kegiatannya “Satu Langkah untuk FOK Jaya”.
Itu benar-benar menunjukan bahwa semua warga FOK, baik mahasiswa, dosen maupun alumni benar-benar mempunyai ‘rasa memiliki’ yang patut diancungi jempol. Terutama bagi para dosen. Jarang sekali saya melihat dosen yang mau benar-benar berpartisipasi dalam kegiatan fakultas. Paling hanya datang saat ceremony kemudian hilang tanpa kabar. Hanya beberapa saja benar-benar mau berdedikasi. Tapi di FOK itu, hampir semua dosennya coy. Tak heran jika banyak mahasiswa yang mengatakan fakultas terkompak adalah FOK.
Saya mulai mengira-ngira, barangkali ‘rasa memiliki’ yang mereka punya lahir karena adanya rasa kebersamaan. Nah, rasa kebersamaan ini tentu saja ada karena sportifitas yang selalu mereka kedepankan dalam kegiatan Porseni Mahasiswa FOK. Bertanding dengan suasana gembira dan penuh sukacita juga semangat yang tinggi tentu akan mempererat tali persaudaraan di antara mereka.
Bisa jadi, kebersamaan mereka akan menjadikan FOK sebagai fakultas unggulan di Undiksha. “Kami terus berupaya bagaimana FOK ke depan menjadi kebanggaan Undiksha,” begitulah kata Dekan FOK, I Ketut Budaya Astra, S.Pd, M.O.
Tentang Porseni Mahasiswa FOK
Porseni Mahasiswa FOK tahun ini merupakan kegiatan peringatan ulang tahun FOK yang ke-11. Porseni Mahasiswa FOK (POMFOK) juga menjadi momentum untuk menggali lebih dalam prestasi-prestadi yang dimiliki mahasiswa FOK.
Diadakan dari tanggal 20 s/d 26 Desember 2017, POMFOK diisi dengan berbagai kegiatan, seperti pertandingan futsal, basket 3 on 3, bola voli, bulu tangkis, karaoke, dan jalan santai. Adapun juara pada POMFOK tahun ini.
- Juara Umum 1 – Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga
- Juara Umum 2 – Alumni
- Juara Umum 3 – Penjaskesrek 7A