2 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Membuktikan Ada Tuhan dalam Buku Falsafat Agama Prof. Dr. Harun Nasution

JaswantobyJaswanto
February 2, 2018
inUlasan
61
SHARES

 

MALAM minggu. Malamnya para pecinta untuk bercengkrama. Muda-mudi saling mecinta. Berjanji untuk saling tidak mendua. Bersabarlah bagi yang belum punya. Dan yakinkan serta usahakan agar cepat didekatkan, kemudian dijodohkan.

Grup Perpustakaan Jalanan Lentera Merah setiap malam minggu di Taman Kota bukan grup sembarangan. Isinya mahasiswa vokal semua, pengamat politik nirlaba, penggiat filsafat, sok aktivis. Meski kadang, rata-rata jarang sholat, juga sembahyang, tapi kualitas analisis, argumentasi mereka seringkali lebih canggih dibanding rombongan narasumber ILC.

Tak terkecuali malam Minggu kemarin, ketika saya dan Bayu datang agak awal. Kemudian, Riyan dan Faruq menyusul. Bayu membuka percakapan sembari memasang muka agak gelisah.

“Aku tuh kok bingung ya, apa yang menyebabkan orang-orang itu tidak percaya dengan adanya Tuhan, Mas? Dan, ketika aku nanti bertemu dengan orang yang demikian, apa yang harus aku jawab?”

“Emang sudah ada yang nanya sama kamu masalah itu, Bay,” Saya menimpali dengan melihat suasana hiruk-pikuk Taman Kota. “Ketika ada orang yang bertanya demikian, gampang untuk menjawabnya.”

“Oh soal itu sih aku belum pernah ditanya, Mas. Seandainya ditanya. Gampang gimana Mas? Orang pembahasan seperti itu hubungannya pasti ke filsafat.”

Saya menunggu kelanjutan kalimat Bayu. Dan dia pun tak membuang waktu.

“Terus, gimana menjawabnya Mas, kalau seandainya aku ditanya seperti itu?”

“Lho kamu kan kader HMI, Bay. Jawab pakai NDP Bab I, lah. Bab I tentang Dasar-dasar Kepercayaan itu, loh.”

“Wah ini-ni. Masuk HMI aja baru, Mas.”

“Oke. Tidak memaksa. Karena kamu dua pertemuan gak datang kelas NDP, aku maklumi. Untuk pembahasan NDP cukup malam Jum’at saja. Tapi, perkataanmu tadi menarik untuk dibahas. Apakah Tuhan itu ada? Atau bagaimana caranya membuktikan bahwa Tuhan itu ada.”

“Iya, Mas. Bagaimana pembahasannya itu?”

“Oke, malam ini kita akan membahas itu. Kamu pernah baca buku judulnya, Falsafat Agama, karangannya Prof. Dr. Harun Nasution?”

Dia menggelengkan kepala.

“Buku itu adalah kumpulan-kumpulan dari kuliah-kuliah yang diberikan di IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, yang saat ini sudah bertransformasi menjadi UIN dan kumpulan ceramah-ceramah yang disampaikan kepada Kelompok Diskusi Agama Islam di Kompleks IKIP Jakarta di Rawamangun, pada tahun 1969/1970,” saya menjelaskan.

“Jadi, salah satu bab dalam buku itu menjelaskan tentang Ketuhanan. Argumen-argumen tentang adanya Tuhan. Kalau gak salah, dalam bagian III pembahasannya itu. Dan buku itu bisa kita jadikan sebagai salah satu referensi untuk memahami NDP Bab I.”

Bayu masih tampak bingung mendengar ceceran saya.

“Nah, dalam buku itu, untuk membuktikan Tuhan itu ada, Harun Nasution menuliskan ada empat pendapat ilmiah yang dapat membuktikan bahwa Tuhan itu ada. Keempat argumen itu ialah: Argumen Ontologis, Argumen Kosmologis, Argumen Teleologis, dan Argumen Moral. Mari kita bedah satu persatu argumen tersebut.

Pertama, argumen Ontologis adalah argumen tradisonal yang diberikan oleh falsafat agama. Ontologis (Ontos = sesuatu yang berwujud, Ontologi = teori tentang wujud tentang hakekat yang ada). Argumen ini tidak banyak berdasarkan pada lama nyata ini, sebagai halnya dengan argumen kosmologis dan argumen teleologis yang akan kita perbincangkan kemudian.

Argumen ini berdasarkan pada logika semata-mata. Argumen ontologis ini dibawa oleh Plato (428-348 SM) dengan teori idenya. Tiap-tiap yang ada di alam nyata ini menurut Plato mesti ada idenya. Yang dimaksud dengan idea ialah definisi atau konsep universil dari tiap sesuatu. Idea-idea bukan bercerai-berai dengan tak ada hubungan satu sama lain, tetapi semuanya bersatu dalam idea tertinggi yang diberi nama Idea Kebaikan atau The Absolute Good yaitu Yang Mutlak Baik. Yang Mutlak Baik itu adalah sumber, tujuan dan sebab dari segala yang ada. Yang Mutlak Baik itu disebut juga Tuhan.”

Bayu makin tampak kebingungan. Mungkin, itu adalah bahasa-bahasa baru yang dulu belum pernah didengarnya. Saya melanjutkan…

“Bagaimana, satu pendapat sudah ada gambaran?” dia menggelengkan kepala.

“Ada banyak tokoh yang termasuk golongan ontologis ini seperti, St. Agustine, St. Anselm dan Rene Descartes. Nah, ini yang saya pikir mudah dipahami. Pendapat Descartes. Rene Descartes mengambil perumpamaan adanya zat yang Maha besar dan Maha Sempurna dari ilmu pasti. Ia katakan dapat membayangkan suatu segitiga yang tak mempunyai wujud pada hakekatnya. Tetapi begitupun segitiga yang mempunyai wujud hanya dalam bayangan ini mempunyai sifat-sifat yang tak bergantung pada bayangan tetapi pada hakekatnya.”

“Aduh, aku makin gak ngerti, Mas.”

“Begini. Ketika kamu menggambar sebuah segitiga, apakah segitiga yang tertuang di kertas itu kekal atau tidak? Tidakkan? Akan tetapi, dalam pikiranmu masih ada gambaran segitigakan? Nah, itulah yang dimaksud Descartes. Yang ada di dunia ini hanya fotocopy dari pikiran. Pikiran itulah yang mutlak. Sampai disini mengerti?”

“Iya, Mas. Aku mulai mengerti.”

“Oke. Kita lanjutkan kepembahasan yang kedua. Kosmologis. Argumen kosmologis ini disebut juga argumen sebab-musabab, yang timbul dari faham bahwa alam adalah bersifat mungkin dan bukan bersifat wajib dalam wujudnya. Dengan kata lain karena alam adalah alam yang dijadikan, maka ada zat yang menjadikannya.

Argumen kosmologis ini adalah argumen yang tua sekali seperti halnya dengan argumen ontologis. Kalau argumen ontologis berasal dari Plato, maka argumen kosmologis berasal dari Aristoteles, murid Plato. Pendapat ini juga didukung oleh Al-Kindi yang mengatakan bahwa, segala yang terjadi dalam alam mempunyai hubungan sebab dan musabab. Sebab mempunyai effek kepada musabab.

Rentetan sebab-musabab ini, berakhir kepada sebab pertama yaitu Tuhan Pencipta Alam. Begitu halnya dengan Al-Farabi, alam bersifat mumkin wujudnya dan oleh karena itu berhajat pada suatu zat yang bersifat wajib wujudnya untuk merobah kemungkinan wujudnya kepada wujud hakiki: yaitu sebagai sebab bagi terciptanya wujud yang mungkin itu. Dialah sebab pertama dari segala yang ada, Dia satu dan Dialah yang disebut Tuhan.

Kemudian Ibnu Sina membagi wujud ke dalam tiga macam: wujud mustahil, wujud mungkin, dan wujud mesti. Thomas Aquitas juga mengambil argumen Aristoteles. Tetapi Tuhan dalam perenungan diri-Nya yaitu, dalam mengetahui dirinya sendiri, mengetahui seluruh alam pula sampai keperincianya. Ia tahu jumlah rambut yang ada di kepala seseorang, tahu kita sedang belajar filsafat agama di Taman Kota ini, dan Tuhan itu, Tuhan pencipta, bukan sebab pertama saja.”

“Coba berikan satu contoh mengenai yang ini, Mas. Kok, sondok jlimet, e. Gak mudeng aku.”

“Jadi gini. Kosmologis itukan bisa dikatan sebab-musabab, toh. Nah, ada kamu karena ada orangtuamu. Ada orangtuamu karena ada kakek-nenekmu dan seterusnya sampai ada Adam dan Hawa. Dan adanya Adam-Hawa karena adanya Tuhan. Sampai disini tidak usah ditanya, karena Tuhan dalah awal dan akhir.”

“Aku lanjut ya… argumen yang ketiga. Argumen teleologis. Alam teleologis (Telos berarti tujuan: teleologis berarti serba tuju) yaitu alam yang diatur menurut sesuatu tujuan tertentu. Dengan kata lain alam ini dalam keseluruhannya berevolusi dan beredar kepada suatu tujuan tertentu.

Bahagian-bahagian dari alam ini mempunyai hubungan yang erat satu dengan yang lain dan bekerja sama dalam menuju tercapainya suatu tujuan tertentu. Ringkasan menurut argumen teleologis, alam ini mempunyai tujuan dalam evolusinya. Alam sendiri tak bisa menentukan tujuan itu. Yang menentukannya haruslah suatu zat yang lebih tinggi dari alam sendiri, yaitu Tuhan.”

Saya di atas angin. Obrolan makin seru dan Bayu makin ngelu.

“Yang terakhir ialah argumen moral. Diantara argumen-argumen yang ada tentang adanya Tuhan, argumen morallah pada pendapat ahli-ahli filosofi agama yang terpenting dan terkuat. Argumen moral ini banyak dihubungkan dengan nama Immanuel Kant (1724-1804). Menurut Kant argumen-argumen ontologis, kosmologis, dan teleologis, semuanya mempunyai kelemahan dan tak dapat membawa kepada keyakinan tentang adanya Tuhan. Menurut pendapatnya argumen moral inilah yang benar-benar membawa kepada keyakinan.

Kant berpendapat bahwa manusia mempunyai perasaan moral yang tertanam dala jiwa dan hati sanumbarinya. Orang merasa bahwa ia mempunyai kewajiban untuk menjahui perbuatan-perbuatan buruk dan menjalankan perbuatan-perbuatan baik.

Argumen moral ini dapat disederhanakan lagi seperti berikut. Kalau menusia merasa bahwa dalam dirinya ada perintah mutlak untuk mengerjakan yang baik dan menjauhi perbuatan buruk, dan kalau perintah ini bukan diperoleh dari pengalaman, tetapi telah terdapat dalam diri manusia, maka perintah itu mesti berasal dari suatu zat yang tahu akan baik dan buruk. Zat inilah yang disebut Tuhan.

Perbuatan baik dan buruk mengandung arti nilai-nilai. Nilai-nilai itu bukan berasal dari manusia tetapi telah terdapat dala dirinya. Nilai-nilai ini berasal dari luar manusia, dari suatu zat yang lebih tinggi dari manusia, dan zat inilah yang disebut Tuhan. Selanjutnya adanya nilai itu mengandung arti adanya penciptaan nilai. Pencipta bilai, itulah yang disebut Tuhan. Bagaimana, mengerti gak?”

“Hehehe… sulit e, Mas. Njelimet pakai BGT.”

“Ah, gak juga. Wong, bisa dibaca kok bukunya.”

Kawan-kawan datang. Diskusi makin menjadi. Dari filsafat agama, sampai membahas tentang cinta. Lain kali saya tuliskan. (T)

Tags: agamaBukuTuhan
Previous Post

Curangologi: Filsafat Curang Seri 3 – Paleokultur

Next Post

Kembali Bali Bertani – Sebuah Pemikiran Kecil

Jaswanto

Jaswanto

Editor/Wartawan tatkala.co

Next Post

Kembali Bali Bertani - Sebuah Pemikiran Kecil

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more

Google Launching Veo: Antropologi Trust Issue Manusia dalam Postmodernitas dan Sunyi dalam Jaringan

by Dr. Geofakta Razali
June 1, 2025
0
Tat Twam Asi: Pelajaran Empati untuk Memahami Fenomenologi Depresi Manusia

“Mungkin, yang paling menyakitkan dari kemajuan bukanlah kecepatan dunia yang berubah—tapi kesadaran bahwa kita mulai kehilangan kemampuan untuk saling percaya...

Read more

Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

by Made Chandra
June 1, 2025
0
Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

PERNAHKAH kita berpikir apa yang membuat sebuah foto begitu bermakna, jika hari ini kita bisa mereproduksi sebuah foto berulang kali...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu
Panggung

Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu

HUJAN itu mulai reda. Meski ada gerimis kecil, acara tetap dimulai. Anak-anak muda lalu memainkan Gamelan Semar Pagulingan menyajikan Gending...

by Nyoman Budarsana
June 1, 2025
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co