2 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Pancasila, Keberagaman dan Toleransi – Catatan Usai Seminar di Undiksha

Indra AndriantobyIndra Andrianto
February 2, 2018
inOpini

Foto: Edo Hary Purnawan/Nirawana TV

35
SHARES

 

“Hanya di Bali orang muslim sholat idul Fitri dan Idul Adha yang jaga pecalang dari orang Hindu. Hanya di Bali orang Hindu menyambut Nyepi, yang menggotong ogoh-ogoh sebagian orang Muslim“ – Prof. Dr. Yudana

AKHIR-AKHIR ini negara Indonesia sering mengalami carut marut dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, terlihat dari kondisi masyarakat Indonesia yang sering mengalami semisal konflik primordial atau konflik horizontal di beberapa daerah. Sehingga bukan tidak mungkin, jika konflik semacam ini tidak menemukan solusi tepat, maka sudah pasti NKRI di ambang perpecahan.

Beberapa konflik agama, golongan, kesukuan bahkan merembet pada bentrok antar generasi penerus bangsa di tingkat pelajar merupakan suatu bukti bahwa bangsa kita sudah lupa akan keberadaan Pancasila yang secara pengertian dasar yakni “Pancasila sebagai Dasar Negara, Pancasila Sebagai Pandangan Hidup, Pancasila sebagai Filsafat bangsa dan Pancasila sebagai Modus (siasat)” Pandangan ini tertulis dalam buku karangan Prof. Dr. Ketut Ridjin, Pendidikan Pancasila.

Saat era Orde Baru tentu Pancasila cukup ditekankan dengan pemahaman P4 bahkan butir-butir dalam Pancasila di tingkat sekolah, pelajar wajib tahu dan memahaminya, tentu tidak hanya sekedar dihafalkan saja tetapi bagaimana kita menghayati dan mengaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi bangsa yang sesuai dengan cita-cita Pancasila yaitu masyarakat yang Pancasilais.

Tentang Pancasila ini sempat terdengar saat saya mengikuti seminar nasional di Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja, belum lama ini, yang dipanitiai oleh mahasiswa PPKn dengan mengundang pemateri seperti Dr. Aqom (Dekan Filsafat UGM) dan Prof. Dr. Yudana (Rektor Panshopia).

Dalam seminar tersebut sempat terjadi perbincangan hangat dari narasumber-narasumber itu terkait keberadaan Pancasila dalam menjaga ketahanan nasional.

Dr. Aqom sebagai pemateri dari Yogjakarta menyampaikan bahwa Universitas Gadjah Mada kedatangan 40 mahasiswa dari negara sakura Jepang untuk meneliti Pancasila. Ini membuktikan betapa Pancasila sebagai sebuah ideologi menjadi sorotan di mata Internasional karena ideologi ini mampu menyatukan banyaknya perbedaan dalam NKRI.

Tak heran jika mahasiswa dari Jepang kaguma karena di Jepang sendiri hanya ada 2 suku saja tetapi masih sering ada keributan secara internal problem. Berbeda di Indonesia lebih dari 500 suku, berbeda agama pula, tapu minim sekali terjadi gesekan konflik primordial. Maka ini yang menjadi fokus rule model dalam pencapaian mahasiswa tersebut yang nantinya menjadi bekal untuk masalah-masalah yang di terjadi di negaranya di Jepang.

Dalam benak saya tentu bangga sekali kita punya Pancasila sebagai ideologi dan sebaliknya sangat kecewa jika Pancasila hanya dimaknai dengan menghafal ke-5 dasar silanya apalagi sampai tidak tahu apa itu Pancasila. Yang lebih parah lagi bangsa kita termakan umpan provokasi yang dilabeli suatu agama dengan menaruh kebencian terhadap Pancasila yang dianggap sebuah agama baru yang kufur (kafir), bahkan tak jarang banyak kalangan ekstrimis radikal mengancam ketahanan nasional dengan mengatakan bahwa Pancasila adalah produk kaum liberalisme dan komunis.

Itu murni sebuah propaganda yang sasarannya masyarakat awam. Namun bagi mereka yang mengetahui Pancasila hingga penghayatan dan penerapan yang dianjurkan dalam butir-butir Pancasila, tidak akan mudah terprovokasi karena Pancasila menjawab dengan kompleksitasnya mulai dari tataran sprilitualitas religius sampai sosialnya.

Dan di Islam sendiri ada Hablum Minannas dan Hablum Minallah. Pertanyaannya, dari sudut mana kaum ekstrimis radikal mengatakan Pancasila tidak sesuai dengan ajaran Islam? Ini perlu perhatian khusus bagi pemerintah agar fokus terhadap doktrin radikal yang menjangkit sebagian bangsa Indonesia karena kalau dibiarkan begitu saja maka negari ini diambang perpecahan.

Berbeda lagi dengan penyampaian dari Prof. Dr. Yudana M,Pd., rektor Panshopia yang asli orang Baliage. Ia menuturkan pesan oleh-oleh dari Bali tentang makna keberagaman dalam Pancasila dengan mencontohkan interaksi sosial dalam keberagaman bingkai Pancasila “hanya di Bali orang muslim sholat idul Fitri dan Idul adha yang jaga Pecalang dari orang Hindu, Hanya di Bali Orang Hindu menyambut Nyepi yang menggotong Ogoh-ogoh sebagian Orang Muslim“ katanya.

Tentu hal ini mencerminkan jiwa dan sikap toleransi yang tinggi sebagai suatu ajaran Pancasila dengn Bhiennika Tunggal Ika-nya. Yang membuat haru adalah saat Prof. Dr. Yudana M,Pd juga menyampaikan dengan penuturan gambaran toleransi di Bali dengan mengatakan: “Wahai sodaraku umat Muslim Sholatlah dengan Khusu’ dan Khidmat, biar di luar kami (pecalang) yang menjagamu dari gangguan Syaiton yang terkutuk”

Dalam hati ini bergetar mendengar ilustrasi yang disampaikan oleh Prof. Yudana. Betapa Bali sebagai miniatur keberagaman yang ideal, antara agama satu dan agama yang lain saling rangkul bahu membahu. Jika dimaknai arti kehadiran Pancasila itu sendiri maka yang akan terjadi adalah kedamaian dan ketentraman seperti yang Prof. Dr. Yudana sampaikan melalui penuturannya.

Pancasila hari ini hanya dimaknai kulitnya saja, tidak pada isi dan maknanya. Tentu ini bukan sekedar beropini bagaimana bangsa kita sudah kehilangan rantai sejarah dan dibumbui sedikit berpikir liberal, seperti yang dikatakan oleh ketua KAHMI Provinsi Bali, Kanda Suwardi Rasyid “ Tidak perlu pertumbahan darah untuk menjajah suatu negara, cukup putus rantai sejarahnya dan biarkan berpikir liberal”

Anak-anak bangsa di daerah pedalaman perbatasan Malaysia-Indonesia di Kalimantan mereka lebih mengetahui lagu wajib negara Malaysia daripada lagu wajib nasional Indonesia. Logikanya bagaimana mereka mengenali Pancasila secara komprehensif dan kompleks jika lagu kebangsaannya saja tidak tahu.

Di sisi lain saat saya melakukan PPL Real di salah satu SMP di Kabupaten Buleleng kebanyakan dari siswa hanya mengetahui Pancasila sebatas hafal dan tahu. Tentu ini bukan cita-cita yang diinginkan oleh visi yang diamanatkan oleh bapak-bapak kita terdahulu. Maka kenali Pancasila, hayati, maknai dan terapkan dalam kehidupan bernegara dengan demikian Negara Kesatuan Republik Indonesia akan menjadi negara yang maju pesat secara kebangsaannnya, dan konflik primordial semakin berkurang.

Untuk menuju hal tersebut tentunya diawali dari diri sendiri dan sentuhan pemerintahan yang punya wewenang untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melaui pendidikan secara menyeluruh seperti yang telah diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar 1945. (T)

Tags: bulelenghinduMuslimpancasilatoleransiUndiksha
Previous Post

Catatan Harian Sugi Lanus: Kiat Belajar & Bagawan Garga Sang Pendiri Kalender Bali

Next Post

Tetap Menjaga Harapan Baik pada Jalur Naik-Turun Gunung Agung

Indra Andrianto

Indra Andrianto

Lahir pada tanggal 14 Maret 1995 kelahiran Bondowoso-Jatim. Saat ini menempuh pendidikan di Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Undiksha-Bali. Kabid Perguruan Tinggi dan Kepemudaan HMI Cabang Singaraja.

Next Post

Tetap Menjaga Harapan Baik pada Jalur Naik-Turun Gunung Agung

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more

Google Launching Veo: Antropologi Trust Issue Manusia dalam Postmodernitas dan Sunyi dalam Jaringan

by Dr. Geofakta Razali
June 1, 2025
0
Tat Twam Asi: Pelajaran Empati untuk Memahami Fenomenologi Depresi Manusia

“Mungkin, yang paling menyakitkan dari kemajuan bukanlah kecepatan dunia yang berubah—tapi kesadaran bahwa kita mulai kehilangan kemampuan untuk saling percaya...

Read more

Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

by Made Chandra
June 1, 2025
0
Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

PERNAHKAH kita berpikir apa yang membuat sebuah foto begitu bermakna, jika hari ini kita bisa mereproduksi sebuah foto berulang kali...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu
Panggung

Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu

HUJAN itu mulai reda. Meski ada gerimis kecil, acara tetap dimulai. Anak-anak muda lalu memainkan Gamelan Semar Pagulingan menyajikan Gending...

by Nyoman Budarsana
June 1, 2025
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co