9 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Debit Kredit Mahasiswa Perantauan

Fatika Arum RahmawatibyFatika Arum Rahmawati
February 2, 2018
inOpini

Foto: Mursal Buyung. (foto hanya sebagai ilustrasi)

30
SHARES

 

BERBICARA soal debit dan kredit nih, mungkin hanya sebagian orang saja yang mengerti arti debit kredit. Bagi mahasiswa yang jurusannya berkaitan dengan ekonomi kata ini mungkin terdengar biasa.

Mari kita bahas satu per satu, arti dari kata “debit” dalam istilah akuntansi adalah bertambahnya uang ke suatu rekening atau tabungan, sedangkan arti “kredit” dalam istilah akuntansi adalah mengurangi saldo dalam tabungan.

Jika dilihat dari pengertian tersebut maka debit bisa dikatakan sesuatu yang positif, sedangkan kredit itu adalah sesuatu hal yang negatif, dengan kata lain debit kredit itu saling berlawanan.

Jika berbicara soal debit dan kredit dengan melihat pengertian tersebut maka ini sudah jelas mengarah kepada “uang”. Seperti yang kita ketahui bahwa manusia hidup pasti membutuhkan uang.

Mengutip dari seorang motivator yang terkenal di layar kaca yaitu Mario Teguh yang mengatakan “Uang memang bukan segalanya, tapi tanpa uang segalanya terasa lebih sulit.” Jika sang motivator berkata seperti itu maka sudah pasti sesuatu yang kita lakukan akan terasa lebih mudah mencapainya jika kita memiliki banyak uang.

Terkadang sempat terpikir oleh saya jika membicarakan tentang masalah uang itu terasa sensitif, Mengapa demikian? Iya karena uang itu bagaikan sulap, sekejap ada sekejap menghilang.

Sekarang kita masuk ke inti pembahasan penulisan ini sesuai dengan judulnya “Debit Kredit Mahasiswa Perantauan”. Dalam pemikiran pembaca pasti ada yang bertanya apa hubungannya debit kredit dengan mahasiswa perantauan?

Jadi begini, yang dikatakan istilah dari mahasiswa perantauan adalah mahasiswa anak kos, ya contohnya seperti saya. Dan tadi sebelumnya sudah dibahas jika berbicara tentang debit kredit itu pasti berkaitan dengan uang, jadi jika kita simpulkan artinya adalah “uang mahasiswa anak kos”.

Apa bedanya dengan uang mahasiswa anak rumahan? Tentu beda, jika kita melihat dari mahasiswa anak rumahan dalam artian masih satu tempat tinggal dengan orang tuanya mahasiswa tersebut bisa lebih berhemat.

Dalam artian begini: mahasiswa anak rumahan kita lihat dari segi konsumsi sehari-hari, mereka bisa makan lebih teratur. Sudah ada makanan dari orang tua yang membuatnya, jadi uang jajan mereka yang diberikan orang tuanya bisa digunakan untuk keperluan yang lain.

Sedangkan kita melihat mahasiswa anak kos, jika dilihat dari segi yang sama yaitu konsumsi, mereka memang diberikan juga uang oleh orang tuanya, akan tetapi uang tersebut harus dipakai untuk membeli lauk setiap harinya bagi kos-kosan yang tidak memiliki dapur seperti saya untuk membeli sayur-mayur dan dimasak sendiri agar lebih irit bagi kos-kosan yang memiliki dapur, dan lain sebagainya. Jadi uang mereka yang diberikan oleh orang tuanya bisa saja 80% untuk kebutuhan konsumsi setiap harinya, dan 20% untuk uang jajan atau kegunaan yang lain.

Kita lihat lagi dari segi lain seperti dari segi cuci bersih pakaian. Jika mahasiswa anak rumahan dari segi cuci pakaian mereka masih bisa nyuci sendiri di rumah, tanpa harus laundry, dan itu bisa menghemat uang dan waktu juga.

Akan tetapi jika mahasiswa anak kos itu istilahnya mereka mood-mood-an, artinya jika mereka sedang sibuk kegiatan atau padatnya jadwal kuliah sehingga pakaian mereka sudah menumpuk di cucian dan akhirnya rasa malas itu datang. Atau ketika ingin mencuci tetapi jemuran sedang penuh dipakai anak kos lainnya, disitulah mahasiswa dengan cepat tanggap membawa pakaian mereka ke jasa cuci pakaian atau yang disebut dengan laundry.

Hal seperti itu juga membuat kita mengeluarkan tenaga, waktu dan uang, bahkan uang jajan yang seharusnya kita gunakan untuk membeli makanan jika benar-benar keadaan mendesak seperti itu mau tidak mau uang jajan itu digunakan untuk membayar laundry tersebut.

Kita lihat lagi dari segi kesehatan. Jika mahasiswa anak rumahan jatuh sakit, maka mereka langsung ditangani cepat oleh orang tuanya untuk masalah pengobatan dan lain sebagainya, sedangkan jika mahasiswa anak kos, apalagi yang merantau dari luar pulau jauh dari orang tua, ketika mereka jatuh sakit apa yang bisa lakukan?

Mereka pasti dibantu oleh teman-temannya saja, untuk soal biaya pengobatan orang tua mereka akan memberikan melalui transfer ke rekening mereka. Akan tetapi terkadang anak kos juga merelakan uang jajan mereka yang mereka punya untuk dijadikan biaya pengobatan mereka sendiri, karena mereka juga berpikir tidak ingin terus meminta ke orang tua terlalu banyak.

Jika kita lihat lagi dari segi keaktifan di organisasi, di dalam organisasi jika kita sebagai pengurus maka pastilah ada yang namanya iuran pengurus, karena salah satu pemasukan untuk organisasi itu didapat dari iuran pengurus. Jika mahasiswa anak rumahan yang aktif di organisasi, mungkin mereka bisa saja meminta langsung uang di luar uang jajan mereka kepada orang tua untuk membayar iuran tersebut. Sedangkan mahasiswa anak kos untuk masalah iuran tersebut mau tidak mau mereka juga terkadang harus merelakan uang jajan mereka untuk membayar kewajibannya tersebut.

Nah, jika kita melihat lagi nih dari segi mahasiswa yang senang berbelanja online, belanja online sudah menjadi kesenangan bagi kebanyakan mahasiswi jaman now ya, sebagian besar mahasiswi jika sudah melihat barang-barang bagus di online shop (toko online) ingin membeli barang tersebut, akan tetapi mahasiswi tersebut sebelum membeli barang, mereka pasti akan melihat harga dan biaya pengiriman barang tersebut hingga sampai di tujuan.

Jika mahasiswi anak rumahan untuk membeli barang yang diinginkan tersebut kebanyakan mereka meminta uang langsung kepada orang tuanya, sedangkan mahasiswi anak kos, mereka akan merelakan uang jajan atau bahkan merelakan uang konsumsi untuk barang tersebut.

Jadi jika kita simpulkan dari berbagai segi tersebut jelas tentu sudah berbeda dalam hal keuangan, istilahnya mahasiswa anak kos lebih besar pengeluarannya daripada pemasukannya, atau dengan kata lain lebih besar kredit, daripada debit.

  • Agar seimbang, baca juga tulisan mahasiswa rumahan:
  • Mahasiswa Kos dan Mahasiswa Rumahan: Punya Galau Masing-masing

Nah jika sudah begitu bagaimana sekarang mahasiswa anak kos dapat menambah uang jajan mereka? Apakah dengan cara meminta terus menerus kepada orang tua? Jika kita hanya bergantung pada uang orang tua saja apakah kita tidak merasa malu sebagai mahasiswa?

Mahasiswa anak kos jaman now harus membawa perubahan agar tidak menyusahkan orang tua, kita sebagai mahasiswa harus bisa berpikir, bertindak, melihat risiko-risiko yang akan dihadapi, serta solusi dari berbagai masalah yang ada. Mahasiswa harus bisa mengelola keuangan dengan baik, agar uang tersebut dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Bercerita sedikit tentang teman saya nih mahasiswa anak kos, sebut saja “Anto”, dia asli dari Tuban, merantau ke seberang pulau untuk pendidikan di perguruan tinggi, jauh dari orang tua, uang yang didapat untuk kehidupan sehari-harinya tidak hanya berasal dari orang tua saja, tetapi dari beasiswa bidikmisi, akan tetapi dia berpikir “kehidupan anak kos tidak bisa hanya mengandalkan uang orang tua dan bidikmisi saja, tetapi bagaimana caranya agar dapat menambah uang jajan lagi”.

Suatu hari, ketika dia sedang main di kos teman akrabnya yang hobby menulis, sebut saja “Opik”, seketika itu Opik melihat Anto memegang handphone-nya yang hanya melihat status-status cewek, dan Opik pun berkata “jangan hanya stalking cewe aja, ayo belajar menulis”.

Disitulah Anto mulai termotivasi untuk memulai awal menulis. Singkat cerita, Anto pun semakin berkembang dalam penulisannya, hingga pada akhirnya dia berhasil menerbitkan sebuah novel yang berjudul “Munajat Hati”, dan disitulah Anto berhasil mendapatkan uang jajan tambahan dari hasil penjualan novel tersebut.

Jadi salah satu cara untuk mendapatkan uang jajan tambahan bisa dengan cara berkarya. Termotivasi, bukan? Semua bisa berkarya apabila ada niat dan usaha.

Bukan hanya itu saja caranya menambah uang jajan, ada beberapa tips lagi nih, yang selanjutnya yaitu dengan cara menjual pulsa handphone, menjual kuota internet, dan sejenisnya.

Apalagi di kalangan mahasiswa jaman now bisa dikatakan “internet adalah nyawa”, artinya mahasiswa sangat bergantung pada internet, karena mahasiswa lebih baik tidak makan daripada tidak punya paket data internet, bukankah begitu? Sebagian besar pasti mengatakan iya, termasuk saya.

Walaupun keuntungan dari penjualan tersebut tidak seberapa, jika dikumpulkan terus menerus maka akan bisa menambah penghasilan, jadi dapat menambah uang jajan tanpa harus meminta lebih kepada orang tua.

Cara selanjutnya juga bisa dengan menabung, jadi ketika orang tua kita memberikan uang kepada kita, coba kita sisihkan uang tersebut ke dalam celengan kurang lebih 10% dari setiap uang yang ditransfer, dengan begitu bisa menambah uang jajan.

Cara selanjutnya yaitu dengan menyusun anggaran belanja rutin, memang cara ini terkadang sulit untuk diterapkan dikalangan mahasiswa, akan tetapi jika cara ini bisa dilakukan secara konsisten dan niat, pasti bisa menambah uang jajan, yaitu pertama haruslah menuliskan di catatan kebutuhan-kebutuhan pokok yang pasti dibutuhkan setiap bulannya, seperti uang bensin, uang makan, biaya kos bagi yang per bulan bayarnya, dan lain sebagainya, dengan begitu anggaran telah terstruktur untuk pengeluaran tiap bulannya dan mahasiswa pun bisa mengelola uang jajan juga dengan baik.

Itulah beberapa cara agar mendapat uang jajan tambahan, dengan begitu kesimpulannya adalah pandai-pandailah dalam mengelola uang, jangan sampai mahasiswa yang dipermainkan oleh uang, namun jadilah mahasiswa yang gemar mendebit. Kekayaan adalah hal relatif, karena ia yang memiliki sedikit uang dan sedikit keinginan lebih kaya, daripada dia yang memiliki banyak uang dan banyak keinginan. Kekayaan adalah bukan berapa banyak uang yang anda hasilkan, tetapi berapa uang yang anda simpan, seberapa keras uang bekerja untuk anda. (T)

Tags: anak kosekonomikampusmahasiswaPendidikan
Previous Post

Di Klungkung, Skateboard Makin Ngetrend – Pemain Mimpi Punya Skate Park

Next Post

Bergerak Jika Ada Jarak – Curhatan Orang yang Gagal Menulis Opini

Fatika Arum Rahmawati

Fatika Arum Rahmawati

Lahir di Tabanan, 28 Juli 1997. Wanita karier sekaligus seorang istri.

Next Post

Bergerak Jika Ada Jarak - Curhatan Orang yang Gagal Menulis Opini

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more

Deepfake Porno, Pemerkosaan Simbolik, dan Kejatuhan Etika Digital Kita

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 9, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

BEBERAPA hari ini, jagat digital Indonesia kembali gaduh. Bukan karena debat capres, bukan pula karena teori bumi datar kambuhan. Tapi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co