11 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Mie Instan dan Mahasiswa Instan: Enak, tapi Bisakah juga Cepat Sukses?

Fatika Arum RahmawatibyFatika Arum Rahmawati
February 2, 2018
inOpini

Ilustrasi diolah dari sumber Google

68
SHARES

 

APA sih yang dimaksud dengan mahasiswa instan? Setahu saya kata instan itu biasa berkaitan dengan makanan dan minuman. Tapi ini berbicara tentang mahasiswa.

Sebagai pembukaan atau mukadimah, mari kita ulas satu per satu terlebih dahulu.

Dimulai dari kata instan. Apa sih yang dimaksud dengan instan? Jika diartikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) instan adalah langsung (tanpa dimasak lama) dapat diminum atau dimakan.

Jika menurut saya, pada intinya arti instan itu adalah cepat saji tanpa memerlukan waktu lama atau tanpa memerlukan proses yang lama.

Nah, bukankah instan itu hanya berkaitan dengan makanan dan minuman saja? Mungkin sebagian orang menjawab “iya”, karena lazimnya kata instan itu ada di kehidupan sehari-hari, seperti mie instan”.

Cara membuatnya pun memang tidak memerlukan proses yang lama, karena cara sederhananya adalah tinggal memasak air panas sampai mendidih dan memasukkan mie ke dalam air yang mendidih. Setelah itu tunggu beberapa menit dan angkat mie tersebut dan siap disajikan.

Beda halnya dengan cara kita harus membuat adonan mie terlebih dahulu, belum lagi membuat bumbu-bumbu segala macamnya, itu akan membutuhkan waktu yang sangat lama, bahkan berhari-hari. Akan tetapi tujuan dari kedua cara tersebut sama saja, yaitu bisa dimakan.

Menurut kalian, apakah cara paling cepat yang lebih enak dinikmati atau cara yang panjang yang lebih enak dinikmati?

Hasil survey ke beberapa teman saya, alhasil mereka memilih paling cepat lebih enak dinikmati, karena dapat mengefisienkan waktu dan tidak ribet. Apakah jawabannya sama dengan kalian? Mungkin saja sama.

Akan tetapi, coba kita beralih ke hal yang berbeda sekarang, jika kalian diberikan tugas oleh dosen tentang membuat metode penelitian dan dikumpulkan dalam waktu satu minggu, apakah kalian mampu membuatnya dalam waktu cepat? Tentu saja mau tidak mau, bisa tidak bisa, harus bisa mengerjakannya, karena itulah tuntutan sebagai mahasiswa untuk mengerjakan tugas yang diberikan dosen untuk mendapatkan nilai.

Lalu bagaimana cara kalian membuatnya dalam waktu cepat untuk menyelesaikannya?

Menurut hasil survey saya, sebagian mahasiswa melakukannya dengan cara meng”copas” (copy paste) dari internet (google) lalu mengedit kata-kata tersebut sesuai dengan kesepakatan diskusi kelompoknya. Mudah bukan? Dalam waktu dua hari pun akan selesai jika caranya seperti itu. Apakah itu tidak termasuk caranya instan juga?

(Nah.. apakah sekarang menurut kalian kata instan itu hanya berkaitan dengan makanan dan minuman saja? Tentu jawabannya tidak. Jika ada makanan cepat saji, ya, ada juga mahasiswa “cepat saji”.)

Padahal sebenarnya jika membuat suatu metode penelitian itu harus melakukan observasi terlebih dahulu, mengumpulkan data, baru bisa menyusunnya sesuai dengan susunan pembuatan metode ilmiah. Jadi itulah mahasiswa, terkadang tidak mau ambil ribet, tidak mau sabar, dan yang terpikirkan hanyalah yang penting tugas itu selesai cepat, dan mendapatkan nilai. Bukankah begitu?

Dibalik ini semua pasti ada faktor penyebab kenapa mahasiswa sekarang sukanya yang serba cepat, dalam artian serba instan. Karena salah satu faktornya adalah tekanan tugas yang bertubi-tubi dalam setiap harinya. Setiap dosen berbeda tugas. Belum lagi tugas-tugas itu dikumpulkan dalam waktu dekat, sehingga membuat mahasiswa bingung, bahkan stress.

Terlalu banyak tugas, dan akhirnya mereka memilih cara “copas” atau menjiplak karya orang lain tanpa memberikan keterangan yang punya karya tersebut.

Nahh.. jika kalian diibaratkan sebagai pihak yang mempunyai karya tersebut, lalu ada yang menjiplak atau menggunakannya tanpa izin dari kalian, bagaimana perasaan kalian? Tentu saja marah, bukan?

Karena ketika kita mempunyai suatu karya yang dibuat dengan susah payah, butuh proses yang sangat lama untuk menjadikan suatu karya tersebut dianggap baik. Akan tetapi orang lain dengan sekejap waktu saja bisa menjiplak karya kita tanpa memberikan keterangan nama si pembuat dan bahkan hasil jiplakan tersebut dinilai sangat bagus, tentunya perasaan si pembuat karya tersebut merasa tidak dihargai.

Menurut kalian, manakah yang kita lebih banggakan, mendapatkan nilai yang bagus dari hasil jiplakan karya orang lain, atau mendapatkan nilai yang standar rata-rata dengan hasil yang kita peroleh sendiri melalui proses yang lama?

Jika dilihat dari tujuan kita sebagai mahasiswa yaitu kuliah untuk mendapatkan hasil yang bagus, dalam artian mendapatkan IP dan IPK yang tinggi, maka jawabannya adalah memilih mendapatkan nilai yang bagus dari hasil jiplakan karya orang lain. Namun, apakah IP dan IPK dapat membuat kita sukses nantinya?

Coba kita lihat lagi ke sisi lain, lihatlah sosok Menteri Kelautan dan Perikanan, yaitu Ibu Susi Pudjiastuti. Ia hanyalah seorang lulusan SMP (Sekolah Menengah Pertama). Lalu mengapa ia bisa menjadi seorang menteri?

Justru jika dilihat dari perjalanan sebelum sang ibu itu menjadi menteri, kisahnya bisa dibilang mengharukan. Setamat SMP ketika ia melanjutkan ke jenjang SMA di Yogyakarta, pada waktu kelas 2 SMA, ia dikeluarkan dari sekolah karena aktif di gerakan golput.

Setelah dikeluarkan dari SMA, apakah ia bisa langsung menjabat sebagai menteri? Tentu tidak, ini masih membutuhkan proses yang lama.

Kita lanjutkan, setelah ia dikeluarkan dari SMA, ia tidak kenal menyerah, tidak mudah putus asa, dan ia mencoba untuk melakukan bisnis dengan memiliki modal Rp. 750.000 yang didapatkannya dari penjualan perhiasan miliknya.

Modal sedikit bisa sukses? Eits,, disimpan dulu pertanyaannya ya.

Dengan modal yang dimilikinya Ibu Susi memulai bisnis jual beli ikan yang berasal dari daerah Pangandaran. Setelah beberapa waktu kemudian bisnis dijalankan, akhirnya bisnisnya semakin berkembang pesat, sehingga pasarnya sampai menjangkau ke Asia dan Amerika.

Sungguh menakjubkan bukan? Salah satu produk yang diminati hingga ke luar negeri adalah lobster.

Sehingga, ibu Susi berpikir bahwa untuk dapat cepat mengangkut lobster, ikan, dan hasil laut lainnya kepada pembeli dalam keadaan masih segar maka perlu adanya sarana transportasi pesawat. Pada tahun 2004 ibu Susi Pudjiastuti memutuskan untuk membeli sebuah pesawat Cessna Caravan seharga Rp 20 Miliar menggunakan pinjaman bank, yang lama-lama dirintisnya menjadi maskapai penerbangan Susi Air.

Setelah 8 tahun berlalu tepatnya pada tahun 2012, Susi Air mengoperasikan 50 pesawat dengan berbagai tipe, dan juga ia menerima pendapatan Rp. 300 miliar. Singkat cerita, dan pada akhirnya tahun 2014 pada kabinet Jokowi dan JK, presiden Jokowi menunjuk ibu Susi Pudjiastuti sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan periode 2014-2019.

Dari cerita tersebut, menurut kalian apakah nilai IP dan IPK yang tinggi dapat menjamin mahasiswa itu sukses? Tentu saja jawabannya belum tentu bisa, karena jika IP dan IPK yang tinggi menentukan kesuksesan, pasti semua orang akan berbondong-bondong masuk kuliah dan mengejar target tersebut demi kesuksesan. Bahkan seharusnya jika itu benar maka ibu Susi juga harus kuliah dulu dong baru bisa sukses, seperti itukah?

Jadi, baiklah saya beritahu. Sebenarnya nilai IP dan IPK itu hanya akan mengantarkan kita sampai ke meja. Apa artinya sampai ke meja? Sekarang perhatikan jika kita ingin melamar pekerjaan ke sebuah perusahaan, jika kita lihat pasti ada persyaratan minimal “IPK” yang tertera, jadi itu artinya nilai IP atau IPK hanya mengantarkan kita sampai lulus persyaratan di perusahaan tersebut. Lantas apa itu sudah termasuk dikatakan sukses?

Tentu belum. Karena kita belum berproses di dalamnya, bukan?

Berproses dalam dunia kerja akan sangat berbeda dengan bangku perguruan tinggi. Lantas letak perbedaanya di mana?

Jika kita di perkuliahan, ketika ada tugas yang diberikan dosen kita masih bisa menunda-nunda tugas tersebut sampai H-1 batas pengumpulan, lalu jika dalam dunia kerja, apakah kita bisa menunda pekerjaan?

Tentu tidak. Karena di dunia kerja inilah yang akan menentukan sukses atau tidaknya kita. Ketika kita akan menunda-nunda terus, maka kita akan juga menunda kesuksesan kita, karena sukses itu semua tergantung apa yang kita lakukan hari ini, esok, dan seterusnya.

Jadi kesimpulannya adalah mahasiswa instan artinya mahasiswa yang tidak mau berproses di dalamnya, yang hanya ingin mencapai tujuannya dengan cara merugikan orang lain dan dirinya sendiri.

Apakah mahasiswa instan tersebut bisa dikatakan sukses nantinya? Mungkin saja ada yang menjawab bisa. Akan tetapi dalam artian bisa sukses untuk sementara waktu jangka pendek.

Mengapa demikian? Karena mahasiswa tersebut hanya merasa puas di awal dari hasil orang lain, akan tetapi mahasiswa tersebut tidak memiliki banyak pengalaman, sehingga nanti ke depannya akan merasa kesulitan untuk melanjutkan usahanya tersebut.

Jadi saran dari penulis, jadilah mahasiswa yang selalu haus ilmu. Artinya jangan kita merasa cepat puas apa yang kita dapat sekarang, karena semakin banyak ilmu yang didapat, maka semakin banyak pula peluang sukses kita. (T)

Tags: kampusmahasiswaPendidikan
Previous Post

Kabar dari Bumi Sunda: Sapanji Sasiliwangi, Merangkai Kebhinekaan

Next Post

Nosstress dan Solidaritas Keberagaman di Anugerah Jurnalisme Warga 2017

Fatika Arum Rahmawati

Fatika Arum Rahmawati

Lahir di Tabanan, 28 Juli 1997. Wanita karier sekaligus seorang istri.

Next Post

Nosstress dan Solidaritas Keberagaman di Anugerah Jurnalisme Warga 2017

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

“Pseudotourism”: Pepesan Kosong dalam Pariwisata

by Chusmeru
May 10, 2025
0
Efek “Frugal Living” dalam Pariwisata

KEBIJAKAN libur panjang (long weekend) yang diterapkan pemerintah selalu diprediksi dapat menggairahkan industri pariwisata Tanah Air. Hari-hari besar keagamaan dan...

Read more

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co