Dari Redaksi:
Jurusan Seni Rupa FBS Undiksha Singaraja menggelar pameran seni rupa bertajuk PLACE International Student Drawing Exhibition. Tempatnya di Museum Pelabuhan Buleleng, Singaraja yang dibuka Senin 23 Oktober 2017 pukul 16.00 wita. Selain itu besoknya, Selasa 24 Oktober 2017 diselenggarakan seminar nasional bertajuk Drawing: Tradisi dan Representasi. Tempatnya di Kampus Undiksha Singaraja.
Pameran dan seminar menghadirkan perupa dan akademisi Hardiman, Bambang Tri Rahadian, Nathan Heuerv, Albertus Rusputranto, Dwi Budiwiwarwamulja, dan Hajar Pamadhi. Ini sedikit catatan pengantar dari Hardiman, kurator pameran itu:
***
PAMERAN ini diniatkan guna mewadahi segala kemungkinan representasi mahasiswa perihal tema tempat yang merujuk pada konsep Michael Foucault tentang persinggungan antara wacana ruang dan kekuasaan.
Dalam pengertian ini tempat dipahami sebagai situs atau lokasi dalam ruang yang dibentuk dan dibuat menjadi bermakna oleh adanya relasi-relasi sosial yang melibatkan kekuasaan dan ditandai oleh pelbagai model identifikasi dan keterlibatan emosional. Tempat bisa dipahami sebagai manifestasi terbatas dari produksi makna dalam ruang.
Yang hadir kemudian adalah tempat dalam pengalaman para mahasiswa yang sifatnya sangat pribadi juga sangat publik.
Pertama, yang sangat pribadi ini adalah pengalaman individu tentang atau berkaitan dengan tempat. Sebuah tempat bagi seseorang bisa jadi memberikan catatan tertentu yang mungkin saja bangkit kembali dalam ingatan seseorang tadi karena distimulus oleh tanda, indeks, atau teks (visual atau verbal).
Apa yang tersimpan dalam memori seseorang tentang tempat itu sesungguhnya adalah sumber penciptaan yang harus selalu dibangkitkan guna melahirkan karya seni. Artinya seseorang (seniman atau calon seniman) yang mempunyai pengalaman khusus tentang tempat, maka ia telah memiliki sumber penciptaan. Sejumlah mahasiswa peserta pameran ini ada yang memiliki catatan khusus atau kenangan khusus tentang tempat yang menjadi stimulus untuk karyanya.
Kedua, yang sangat publik adalah pandangan mahasiswa tentang tempat sebagaimana yang dialami, dirasakan, atau dipersoalkan oleh orang kebanyakan. Tempat dalam hal ini adalah persoalan sosial bagi orang kebanyakan. Sebuah tempat terutama yang bersifat publik (ruang publik) sudah semestinya dimiliki oleh publik.
Persoalan-persoalan tentang tempat yang menjadikan tarik menarik satu kekuatan dengan kekuatan yang lain, atau satu kekuasaan dengan kekuasaan yang lain mengakibatkan terjadinya persoalan sosial. Ruang publik yang adalah ruang representasi umum sering kali beralih fungsi menjadi ruang kekuasaan.
Ketiga, tempat yang diinterpretasi oleh para mahasiswa dalam pameran ini juga termasuk tempat maya, dunia maya. Dunia maya ini dengan karakteristiknya yang khas: mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat bukanlah sesuatu yang baru bagi generasi milenia. Generasi ini sungguh-sungguh secara riil berada dalam realitas dunia maya. (T)