2 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

“Rahina Saraswati”, Merayakan Buku – Agar Gerakan Literasi Tak Sekadar Seremonial

Juli SastrawanbyJuli Sastrawan
February 2, 2018
inOpini

Foto: Putik

113
SHARES

 

HARI Raya Saraswati adalah hari yang penting bagi umat Hindu. UmatHindu mempercayai hari Saraswati adalah hari di mana turunnya ilmu pengetahuan yang suci. Hari ini adalah hari penghormatan kepada Dewi Saraswati, dewi yang melambangkan ilmu pengetahuan. Biasanya orang-orang akan meletakkan banten pada tumpuk-tumpukan buku. Entah buku lama atau baru, buku yang sering dibaca berulang-ulang sampai buku yang tak pernah dibaca sekalipun patut diberikan sesajen. Memang begitu. Nak mule keto, kata orang Bali.

Ketika kita melihat hari Saraswati dan keterkaitannya dengan literasi, kita akan melihat adanya ketimpangan yang sangat jelas. Di hari itu buku amatlah sangat berharga, bermakna dan berjasa dalam menerangi jalan dan kisah hidup pembacanya. Tapi hanya di hari itu. Di hari lain? Buku tak seagung itu. Buku hanya kumpulan kertas bertumpuk, dengan cover, daftar isi dan testimoni dari beberapa penulis hebat untuk meningkatkan harga jual buku. Selain itu tak ada lagi.

Literasi Indonesia, Bali khususnya sangat perlu diperhatikan. Jika pemerintah membuat program sudah selayaknya dilaksanakan lebih serius. Serius bukan dalam artian hanya membuat kegiatan-kegiatan seremonial lampu strongking gelap terang. Terang saat baru-baru dibuat dan gelap saat masa jabatan akan segera berakhir. Membuat program tak sebercanda itu.

Literasi kita adalah masalah yang pelik. Sama pelik ketika tak ada terasi dalam lawar bungkak, tak ada terasi dalam sambal. Orang Indonesia mana yang bisa makan tanpa sambal? Kebanyakan mesti ada. Sambal adalah sebuah keharusan yang harus ada di dapur. Meskipun lauk pauk sedikit, tak masalah yang penting sudah ada sambalnya. Begitulah literasi. Penting, bahkan sangat penting.

Akan menjadi sebuah hal yang tidak adil jika kita hanya membicarakan posisi Indonesia dalam peringkat literasi dunia, tanpa pernah melakukan sesuatu untuk itu. Jika kita hanya bicara literasi Indonesia dengan peringkatnya lalu apa yang kita dapatkan? Hanyalah perasaan sedih dan kecewa mungkin ketawa sejenak, mungkin saja. Indonesia peringkat dua di bawah-lah, Indonesia nomer segini-lah, dari 1000 anak Indonesia hanya 1-lah yang membaca. Lalu apa?

Kita tidak bisa hanya mengutuk angka-angka itu. Di hari Saraswati ada sebuah mitos dimana tidak boleh membaca buku. Ya jangan sampai mitos di hari Saraswati dilakukan berulang-ulang sampai sama sekali tidak membaca buku terus menerus. Kalau saja peringkat dijadikan tolok-ukur kemampuan literasi di Indonesia, sudah selayaknya kita sadar akan hal ini.

Ketika gerakan literasi digelorakan, setiap orang harus mampu bekerja sama. Tak redup terang mirip strongking. Tak jarang ketika sebuah program dibuat, orang-orang akan rame membicarakannya, bahkan membantunya. Setelah itu? Tak ada. Sering bahkan sangat sering, ganti menteri, ganti kurikulum, ganti program dan seterusnya yang ribetnya minta ampun. Pemilahan program yang bagus dan ideal tak lagi diperhatikan. Pemimpin baru terkesan gengsi mempertahankan program-program lama, mekipun sifatnya baik, dan bermanfaat untuk banyak orang. Tapi apa guna manfaat jika harga diri lebih penting. Begitu mungkin, ya, he he he…

Tak hanya konsistensi sebuah gerakan. Orang orang dan kelompok yang berada di jalan literasi ini juga harus didukung. Bukan berarti mereka haus akan penghormatan, bukan, mereka hanya perlu dukungan entah buku atau semangat untuk selalu bergerak. Mereka adalah manusia-manusia yang tak membuat orang lain manja, mereka mengubah pola pikir, mengubah cara pandang, membuat anggapan bahwa membaca itu penting, membaca itu asyik dan lain sebagainya hingga mulut mereka berbusa. Itu saja.

Pernah sesekali saya membaca status facebook teman. Katanya dia mendukung dan mengharapkan temannya yang mencalonkan diri menjadi Calon Kepala Desa (Cakades) menang. Tidak hanya karena pertemanan yang mereka jalin, alasanya adalah karena calon tersebut merupakan seorang sastrawan dan seorang yang bergerak untuk literasi. Besar harapan kalau dia nanti menang, virus literasi menjalar hingga ke desa-desa, dusun dusun bahkan gang demi gang. Terkesan subyektif ya? Tapi, Bukankah memilih berdasar subyektifitas bisa juga dipandang sebagai pilihan sesuai hati nurani?

Begini..

Akhir-akhir ini kita terlalu larut dalam istilah Desa Wisata. Upaya upaya yang dilakukan setiap desa untuk mencari potensi-potensi desanya agar bisa dijadikan wisata dan menarik minat pengunjung yang terkesan memaksakan. Ketika tidak ada, desa akan cenderung menciptakannya, agar bagaimanapun juga desa wisata bisa tercipta.

Coba bayangkan jika seorang pemimpin berniat membuat Desa Pustaka. Wuih!, ketika memasuki sebuah desa tak ada lagi patung patung besar dan tinggi dengan tulisan “SELAMAT DATANG DI DESA WISATA RING ANU”, patung dengan tulisan angkuh begitu akan luluh oleh tulisan lembut bin berbalut perjuangan yang wah “SELAMAT DATANG DI DESA PUSTAKA”. Desa Pustaka! Desa di mana semua daya tariknya tak jauh dari buku dan literasi.

Bayar kipem? Bisa dibayar dengan menggunakan ringkasan 1 buku. Arisan? Bisa dibayar dengan membuat 5 puisi. Iuran sampah? Bisa dibayar dengan membuat karangan, cerpen dan artikel tentang desanya, atau tentang apa saja yang menarik bagi mereka. Di desa itu tak akan ada lagi kolam-kolam sebrono yang dibuat-buat membentuk jantung hati, membentuk segita, lima segi enam, kotak, jajar genjang atau apalah itu hanya untuk sebuah foto di instagram. Nggak ada.

 

Yang ada adalah Bale Banjar dengan perpustakaan. Desain bangunan keren yang memadukan konsep ramah lingkungan, kenyamanan dan multifungsi bangunan tersebut yang bisa digunakan sebagai tempat mebat, kegiatan sekeha truna-truni, dan bahkan foto wisuda. Kenapa foto wisuda? Karena sudah tidak jaman lagi foto wisuda dengan background foto buku yang hanya foto spanduk. Kurang autentik! Kata anak muda abad 21. Di mana foto wisuda? Di Bale Banjar Desa Pustaka dong! begitu kira-kira akan jawabannya bila terjadi sebuah percakapan. Ya begitu kira-kira jika dibayangkan.

Jangan beranggapan kalau tulisan ini menasehati, apalagi berharap adanya pesan moral yang bisa dipetik dari kalimat-kalimat panjang ini. Saya hanya sastrawan KW sekian yang terlalu percaya apa yang disampaikan Wiji Thukul dalam puisinya, “Apa guna baca buku, kalau mulut kau bungkam melulu!” Ya saya tidak ingin begitu. Saya membaca buku, dan oleh karena itu saya tak ingin begitu. Sesederhana itu.

Saya percaya literasi dan ilmu pengetahuan itu hampir sama. Sama dalam artian kebermanfaatannya. Ilmu tak hanya untuk diri sendiri, tapi untuk bersama. Karena buku dan segala kekayaannya tak hanya dihargai setahun dua kali, tapi sudah sepatutnya dirayakan setiap hari, agar virus literasi semakin menjalar ke desa-desa bahkan ke gang-gang sempit. (T)

Tags: BukuDewi SaraswatiHari SaraswatiLiterasi
Previous Post

Wanita yang Belum Mengerti Tentang Kepergian

Next Post

Wartawan (Bermimpi) Kaya?

Juli Sastrawan

Juli Sastrawan

Pengajar, penggiat literasi, sastrawan kw 5, pustakawan di komunitas Literasi Anak Bangsa

Next Post

Wartawan (Bermimpi) Kaya?

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more

Google Launching Veo: Antropologi Trust Issue Manusia dalam Postmodernitas dan Sunyi dalam Jaringan

by Dr. Geofakta Razali
June 1, 2025
0
Tat Twam Asi: Pelajaran Empati untuk Memahami Fenomenologi Depresi Manusia

“Mungkin, yang paling menyakitkan dari kemajuan bukanlah kecepatan dunia yang berubah—tapi kesadaran bahwa kita mulai kehilangan kemampuan untuk saling percaya...

Read more

Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

by Made Chandra
June 1, 2025
0
Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

PERNAHKAH kita berpikir apa yang membuat sebuah foto begitu bermakna, jika hari ini kita bisa mereproduksi sebuah foto berulang kali...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu
Panggung

Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu

HUJAN itu mulai reda. Meski ada gerimis kecil, acara tetap dimulai. Anak-anak muda lalu memainkan Gamelan Semar Pagulingan menyajikan Gending...

by Nyoman Budarsana
June 1, 2025
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co