2 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

“Wahai Sekolah, Kini Aku Takut Padamu!”

I Made ArgawabyI Made Argawa
February 2, 2018
inOpini

Google

21
SHARES

ADA yang memilih jurusan IPA (Ilmu Pengetahuan Alam), siap-siap dihina dengan sorakan siswa satu lapangan upacara. Memilih jurusan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial), mendapatkan tepuk tangan karena masuk dalam kerumunan. Kejadian ketika sekolah SMA itu menarik dan masih saya ingat sampai sekarang. Itu kenangan, dulu.

Ada kenangan juga dari seorang teman yang sekolah di wilayah perkotaan dan masuk katagori favorit. Di sekolah itu malah siswa berkompetisi masuk IPA.

Hingga saat ini masyarakat memandang jurusan IPA bergengsi, karena dari IPA bisa melanjutkan studi ke jurusan apa saja yang tersedia di perguruan tinggi. Jurusan IPS terbatas. Ada juga anggapan anak masuk jurusan IPA pintar, anak IPS kurang pintar dan cenderung bengal.

Kenangan di atas muncul karena saya melihat proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2017. Ada aturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengenai rombongan belajar (rombel) atau kelas. Setiap sekolah negeri SMP dan SMA rata-rata menyediakan tujuh hingga 10 rombel. Satu rombel diisi maksimal 36 siswa untuk SMA dan SMP 32. Tentunya pembatasan ini menimbulkan persaingan ketat bagi siswa menuju sekolah favorit.

Bahkan, ada sekolah yang memberlakukan aturan pemeriksaan jasmani sebelum menerima siswa seperti tindik kuping, cat rambut dan tato. Hampir sama dengan pemeriksaan jasmani untuk menjadi polisi atau tentara. Bagi saya cukup menyeramkan.

Dalam penerapan aturan tersebut, sekolah itu tidak menerima siswa jika ditemukan bekas tindik, tato atau cat pada rambut. Inilah kompetisi.

Adanya kompetisi menjadikan sekolah ketat dan menimbulkan tekanan. Semuanya harus bersaing. Itu nyata dalam sistem peringkat atau rangking dengan unsur nilai pelajaran dan pendidik menerapkan pola pengajaran sama, siswa harus menghafal. Padahal tidak semua siswa senang menghafal.

Selain nilai, siswa juga bersaing secara sosial di sekolah. Misalkan harus jadi anak yang pintar, anak pejabat, berasal dari golongan keluarga kaya atau ukurannya seberapa keren penampilan kita di sekolah. Jika gagal dalam kompetisi itu, kita bisa tidak dianggap oleh lingkungan.

Saya sempat mendengar keluhan seorang Bapak karena anaknya belum diterima sekolah di SMP negeri yang berada di kota. Hal itu disebabkan nilai ujian akhir anaknya belum memadai bersaing masuk di sekolah favorit. Katanya, si anak jadi murung karena hal itu. Bapak itu sempat menyebut, sistem persaingan sejak dini harus ditumbuhkan kepada anak-anak.

Ngeri juga jika menjadi anak si Bapak itu. Syukurnya saat sekolah orangtua tidak pernah menuntut saya menjadi anak berprestasi dan harus diterima di sekolah favorit. Jika pun beberapa kali sempat juara kelas, itupun karena sedang beruntung saja.

Padahal sekolah bagi orang Yunani kuno adalah tempat untuk mengisi waktu luang anak-anak. Mengutip buku “Sekolah Itu Candu” karya Roem Topatimasang, kegiatan mengisi waktu luang itu disebut skhole, scola, scolae atau schola artinya waktu luang untuk belajar. Pola mereka dengan mendatangi orang yang dianggap pandai dan waktunya tidak mengikat dan ketat seperti sekarang. Pendidikan yang utama tetap di keluarga.

Seiring berjalanya waktu dan desakan kebutuhan hidup yang beragam, orang tua tidak lagi sempat untuk mengajari anaknya banyak hal. Maka, pengajaran sepenuhnya diserahkan kepada lembaga pengisi waktu luang. Fungsi scolaa matterna (pengasuhan ibu sampai usia tertentu) berubah menjadi scola in loco parentis (lembaga pengasuhan anak pada waktu senggang di luar rumah pengganti ayah dan ibu). Lembaga pengasuhan ini biasanya juga disebut “ibu asuh” atau ibu yang memberikan ilmu pengetahuan (alma mater). Sejak saat itu model sekolah berubah menjadi seperti yang kita kenal sekarang.

Pakar pendidikan kelahiran Brasil, Paulo Freire menyebut, sistem pendidikan menjadikan guru pusat segalanya adalah otoriter atau diistilahkan banking education. Banking education adalah ilmu pengetahuan yang ditransfer dari pengajar kepada pelajar.

Transfer informasi ini menjadi lambang dan instrumen penindasan yang melarang dan menghalangi penyelidikan, kreativitas dan dialog. Simpelnya pelajar paling mudah diisi oleh guru adalah pelajar yang baik. Jika menolak untuk diisi, adalah pelajar bermasalah.

Jika begitu, betapa menakutkan sekolah kini. Apalagi bagi pelajar yang dianggap bermasalah.

Freire mengajukan pendidikan pembebasan atau yang diistilahkan problem-posting education yang didasarkan pada hubungan demokratis guru dan murid. Guru adalah murid, begitu juga sebaliknya. Adanya demokrasi akan memicu penelitian, kreativitas dan kekritisan serta mendorong munculnya kesadaran.

Tokoh yang lahir di Recife, sebuah kota pelabuhan di timur laut Brasil menjabarkan pendidikan pembebasan di antaranya harus mengacu dialog untuk bisa menyingkap realitas dan siswa diajar untuk berpikir kritis.

Siswa sekolah SMA yang memilih jurusan IPS tanpa harus bersaing masuk jurusan IPA, bagi saya adalah rebel. Mereka berani melawan sistem mapan yang menjadikan sekolah seperti kompetisi. Mungkin sebagian besar anak-anak di sekolah saya tidak memilih kelas unggulan karena kompetisi bukan jiwanya. Waktu itu mereka lebih memilih menikmati masa sekolah dengan riang gembira, bolos sekolah, lepas dari tekanan pelajaran, ribut ketika kelas kosong dan kenakalan lain ala anak sekolah.

Masuk jurusan IPS bisa dicap bengal dan warga kelas dua, itu adalah pilihan. Karena bagi kami belajar di sekolah lebih dari sekedar menghapal dan berkompetisi. (T)

Tags: Pendidikansekolah
Previous Post

Mempercakapkan Transportasi Publik di Bali – Sebuah Percakapan yang Agak Sia-sia…

Next Post

Studi Pentas “Pinangan” Komunitas Teratai dan Teater Tiga – Catatan dari Diskusi Kecil-kecilan

I Made Argawa

I Made Argawa

Selalu berusaha santai di tengah dunia yang makin cepat

Next Post

Studi Pentas “Pinangan” Komunitas Teratai dan Teater Tiga – Catatan dari Diskusi Kecil-kecilan

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more

Google Launching Veo: Antropologi Trust Issue Manusia dalam Postmodernitas dan Sunyi dalam Jaringan

by Dr. Geofakta Razali
June 1, 2025
0
Tat Twam Asi: Pelajaran Empati untuk Memahami Fenomenologi Depresi Manusia

“Mungkin, yang paling menyakitkan dari kemajuan bukanlah kecepatan dunia yang berubah—tapi kesadaran bahwa kita mulai kehilangan kemampuan untuk saling percaya...

Read more

Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

by Made Chandra
June 1, 2025
0
Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

PERNAHKAH kita berpikir apa yang membuat sebuah foto begitu bermakna, jika hari ini kita bisa mereproduksi sebuah foto berulang kali...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu
Panggung

Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu

HUJAN itu mulai reda. Meski ada gerimis kecil, acara tetap dimulai. Anak-anak muda lalu memainkan Gamelan Semar Pagulingan menyajikan Gending...

by Nyoman Budarsana
June 1, 2025
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co