12 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Ngobrol bersama Yasuko Iwai: Sakura yang Tumbuh di Undiksha Singaraja

Putri HandayanibyPutri Handayani
February 2, 2018
inKhas

Yasuko Iwai dan penulis

64
SHARES

“Putri, apakah kamu percaya dengan reinkarnasi? Apakah kita bisa memilih mau reinkarnasi di mana?” tanya wanita itu bertubi-tubi usai menelan sesendok makanan yang ia kunyah. Masih kentara terdengar dialek bahasa ibunya meski ia berusaha menggunakan Bahasa Indonesia.

Sejenak saya terdiam, mulai merangkai jawaban dalam pikiran. Saya paham, pertanyaan itu adalah sambungan dari topik pembicaraan kami siang itu. Topiknya agak berat memang, perihal kasta di Bali. Bukannya apa, saya bisa saja langsung menjawab tanpa berpikir panjang jika lawan bicaranya adalah orang Bali juga dan memiliki tradisi yang sama.

Namun saya rasa pertanyaan retoris macam itu kurang tepat ditanyakan pada sesama orang Bali karena kebanyakan telah mati rasa dengan sistem buatan Belanda itu. Yang saya ajak bicara kali ini bukanlah orang Bali, namun rasa ingin tahunya sangat tinggi terlebih pada hal yang menurutnya baru. Dengan terbata-bata pula saya coba menjawabnya menggunakan Bahasa Inggris, bahasa kesekian yang ia mengerti setelah Bahasa Jepang, Thailand, dan Indonesia sebanyak 10%.

Yasuko Iwai nama lengkapnya. Saya lebih suka memanggilnya Yasuko San, sapaan pada seseorang dalam kebudayaan Jepang. Pertemuan kami berawal ketika saya tengah menemui seorang teman di kampus. Teman saya ini telah lebih dulu mengenal Yasuko dan ia tertarik mengenalkan saya juga dengan temannya itu. Wanita itu menghampiri saya dengan senyum ramah sembari mengulurkan tanganya. Saya balas menjabat tangannya seperti orang Asia kebanyakan. “My name is Yasuko Iwai.” ucapnya dengan logat Jepang yang kental.

Pertemuan kami tak hanya berlangsung hari itu saja. Setelah hari itu, sekali atau dua kali dalam seminggu Yasuko mengajak saya untuk makan siang bersama sambil ngobrol santai. Ini kebiasaan yang sering ia lakukan jika bertemu dengan teman baru karena ia hobi bersosialisasi dan bertemu orang baru. Sebagai seorang yang memiliki teman baru apalagi dari beda negara, tentu pertanyaan demi pertanyaan telah berputar di pikiran saya.

Ada banyak hal yang ingin saya ketahui darinya, terutama tentang tujuannya datang ke Bali, khususnya Singaraja. Ia juga tak mau kalah, berbagai pertanyaan kerap saya terima darinya, dari yang biasa hingga tingkat kesulitannya tinggi hingga saya harus berpikir keras agar makna yang saya jelaskan sampai padanya dan sebisa mungkin saya jawab dengan Bahasa Inggris agak terbata-bata, syukurnya dia mengerti.

Kedatangannya ke Bali khususnya Singaraja bukannya tanpa alasan atau sekedar berlibur dari hiruk pikuk kota di Jepang. Namun, alasan itu pula yang membuat saya kemudian tercengang. “I’m going to study here in Undiksha, I’m your junior, Putri.” bisiknya sambil tertawa kecil. “Are you kidding me?” Saya masih belum bisa percaya.

Mata saya pun menyapu penampakannya dari ujung rambut hingga ujung kaki, penampilannya tak lagi seumuran dengan saya bahkan terlihat 20 tahun lebih tua dari saya. Wanita kelahiran Nagoya yang enggan disebut-sebut soal umurnya itu nyatanya memang serius. Ia ingin menempuh kuliah reguler di Universitas Pendidikan Ganesha dan mengambil S1 Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris awal Agustus 2017 ini. Reguler, berarti ia juga akan mengikuti masa orientasi kampus seperti mahasiswa baru kebanyakan.

Menyesal telah Menyianyiakan Pendidikan di Masa Muda

Alasan mencengangkan lain yang saya simak dari ibu beranak dua ini salah satunya karena ia menyesal telah melewatkan pendidikan tinggi di masa mudanya. “Ya, saya menyesal karena dulu saya sering bolos dan tidak sungguh-sungguh belajar.” ujarnya dengan wajah muram.

Untungnya di Jepang ketika duduk di SMA, siswa telah diajarkan untuk magang dan sedari itu pula mereka telah terjamin memiliki pekerjaan setelah lulus SMA lantaran banyak perusahaan-perusahaan besar menjalin kerja sama dengan sekolah-sekolah SMA yang ada di Jepang. Sejatinya Yasuko telah bekerja di perusahaan otomotif milik Jepang yang belokasi di Thailand, namun ia kurang puas dengan pendidikan yang ia miliki.

Kekesalan itu semakin menjadi ketika ia membaca berbagai lowongan pekerjaan di surat kabar dan salah satu persyaratannya adalah memiliki ijazah S1 minimal. Maka, Yasuko kali ini ingin bersungguh-sungguh bersekolah agar mendapatkan ijazah S1 dan pilihannya berlabuh pada sebuah kampus besar di kota Singaraja. Mungkin setelah mendapat ijazah S1, kesempatannya untuk mendapat posisi yang bagus dalam pekerjaan menjadi lebih besar.

Mengapa Memilih Bali dan Undiksha?

Tentu setelah menyimak pengakuan Yasuko mengenai penyesalan soal pendidikannya, saya kembali mengajukan pertanyaan, “Why did you choose Indonesia and Undiksha?” Kembali pula ia menjawab saya dengan Bahasa Inggris yang lugas seiring dengan telinga yang kembali saya tajamkan.

Pertama, mengapa ia memilih Indonesia, karena Indonesia lumayan dekat dengan New Zealand, negara yang di mana salah satu anaknya sedang menuntut pendidikan. Jadi, sesekali mereka akan bertemu dan melepas rindu. Alasan lainnya, sejauh ini ia telah menguasai tiga bahasa, diantaranya Bahasa Jepang, Bahasa Thailand, dan Bahasa Inggris, lalu ia ingin menambah satu bahasa lagi untuk dikuasai, yaitu Bahasa Indonesia. “I love to study languages, and Indonesian will be my last language.” ujarnya dengan kekehan khasnya.

Mengapa memilih Undiksha? Sebelumnya ia sempat mengunjungi sebuah universitas besar di Bandung, namun ia pikir di sana kurang kondusif dan agak padat, lalu pilihannya jatuh pada Bali dan Undiksha dipilihnya lantaran ia juga ingin memperdalam kemampuan berbahasa Indonesia.

Menurutnya Singaraja adalah tempat yang cocok setelah ia membantah pertanyaan susulan saya tentang pilihan di Denpasar. “Saya lebih bisa mengembangkan Bahasa Indonesia saya di sini, kalau di Denpasar terlalu banyak daerah pariwisata jadi pasti orang-orang di sana akan berbicara Bahasa Inggris pada saya.” timpal wanita yang suka menambah teman baru itu.

Apa Rencanamu Selanjutnya Setelah Tamat Kuliah?

Kembali saya mengajukan sebuah pertanyaan pada Yasuko yang terlihat masih antusias untuk menjawab segala rasa penasaran saya, kecuali menanyakan umur karena dengan halus ia menolaknya, “belum saatnya kamu tau”, lagi-lagi dengan logat Jepang dan selingan tawa.

Sebenarnya ia bersedia menjawab namun tanpa harus menyebutkan angka. “Baiklah, kepala empat.” celetuk saya. Kembali tawanya pecah, mungkin karena kurang paham namun kemudian saya menjelaskan artinya.

Yasuko Iwai bersama teman-temannya di Thailand

Kembali soal tujuannya setelah tamat kuliah, ia berencana bekerja pada perusahaan yang bergerak di bidang otomotif tapi tidak di Bali karena menurutnya di Bali tidak ada industri besar seperti perusahaan yang merakit mobil atau sejenisnya. “Mungkin saya akan bekerja di Jakarta atau kembali ke Thailand dan bekerja di tempat yang lama, mereka masih menerima saya di sana.” Tutupnya dengan mantap.

Mengenal seorang Yasuko adalah sebuah hadiah istimewa bagi saya. Banyak pelajaran yang dapat saya petik dari pengalaman serta pemikirannya, salah satunya untuk tidak menyianyiakan pendidikan di usia dini karena di era milenial ini pendidikan adalah bekal untuk menjadi apa saja. Bekal untuk menjelajah dunia lebih luas.

Sebelum kami mengakhiri makan siang, saya sempatkan juga untuk menanyakan tentang motivasi hidupnya agar kelak saya juga bisa termotivasi menjadi wanita mandiri sepertinya. Perihal belajar ia berkata pada saya bahwa, “waktu bukanlah sesuatu yang kamu miliki atau yang tidak kamu miliki, tapi waktu adalah sesuatu yang kamu ciptakan sendiri.” Dengan kata lain, umur bukanlah alasan untuk berhenti belajar, lebih baik mencoba daripada tidak sama sekali dan akhirnya menyesal.

Saya tertegun sejenak, untuk pertama kalinya di hadapan saya, saya bertemu seseorang yang melakukan hal ini, biasanya saya hanya membaca di artikel atau menonton di televisi. Long life education really exists! (T)

Tags: JepangPendidikanUndiksha
Previous Post

Mengingat Anies Baswedan di Tengah Pesta Kesenian Bali

Next Post

Drama Gong Kuta Citta Budaya: Remaja yang Membangun Kisah Sekaligus Kejenakaan

Putri Handayani

Putri Handayani

Bernama lengkap Desak Ketut Putri Handayani. Lahir di Klungkung. Adalah penulis pemula yang punya niat besar untuk terus berkembang

Next Post

Drama Gong Kuta Citta Budaya: Remaja yang Membangun Kisah Sekaligus Kejenakaan

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Krisis Literasi di Buleleng: Mengapa Ratusan Siswa SMP Tak Bisa Membaca?

by Putu Gangga Pradipta
May 11, 2025
0
Masa Depan Pendidikan di Era AI: ChatGPT dan Perplexity, Alat Bantu atau Tantangan Baru?

PADA April 2025, masyarakat Indonesia dikejutkan oleh laporan yang menyebutkan bahwa ratusan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Buleleng,...

Read more

Animal Farm dalam Interpretasi Pemalsuan Kepercayaan

by Karisma Nur Fitria
May 11, 2025
0
Animal Farm dalam Interpretasi Pemalsuan Kepercayaan

PEMALSUAN kepercayaan sekurangnya tidak asing di telinga pembaca. Tindakan yang dengan sengaja menciptakan atau menyebarkan informasi tidak valid kepada khalayak....

Read more

Enggan Jadi Wartawan

by Edi Santoso
May 11, 2025
0
Refleksi Hari Pers Nasional Ke-79: Tak Semata Soal Teknologi

MENJADI wartawan itu salah satu impian mahasiswa Ilmu Komunikasi. Tapi itu dulu, sebelum era internet. Sebelum media konvensional makin tak...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co