11 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Jalan ke Gunung Salak, Selemadeg Timur: Menyelami Ombak Padi, Memandang Ombak Laut Selatan

Made NurbawabyMade Nurbawa
February 2, 2018
inTualang

Hamparan sawah di Desa Gunung Salak, Selemadeg Timur, Tabanan, Bali

4
SHARES

INI perjalanan ke desa, seperti perjalanan gaib ke tanah leluhur. Bolehlah disebut berwisata, karena nikmat keindahan alam sungguh memanjakan mata. Tapi jika sempat termenung sedikit saja, ini rasanya seperti sebuah perjalanan suci demi mencari nilai-nilai kehidupan.

Nikmat perjalanan itu terjadi di Desa Gunung Salak, di wilayah Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan, Bali. Kami – saya bersama sekitar seratus teman dari Komunitas Swastika Bali dan Ketua PHRI Tabanan I Gusti Bagus Damara – melangkah pagi, Kamis, 1 Juni 2017, ketika Indonesia memperingati Hari Lahir Pancasila. Sepuasnya kami menikmati alam, menikmati diri, menikmati masa lalu dari cerita-cerita desa.

Desa Gunung Salak memang desa pertanian dan perkebunan dengan panorama alam yang asri dengan hamparan terasiring sawah, berlatar perbukitan dengan hijau pemohonan yang menyejukkan. Kami lena berada di desa itu. Jika ingin ikut, datang suatu saat nanti. Desa Gunung Salak bisa ditempuh dengan kendaraan roda dua dan roda empat dengan jarak sekitar 19 km ke arah barat kota Kabupaten Tabanan.

Melihat suasana desa yang asri, siapa pun akan tertarik meluangkan waktu berjalan menyusuri jalan desa yang berkelok, kadang setapak lurus di bawah rimbun pohon. Sepanjang perjalanan mata dimanjakan panorama alam yang menakjubkan. Dari ketinggian kami melihat alur kelok sungai di kaki bukit dengan nyiur melambai yang menyejukan mata.

Terasiring yang indah kami saksikan dengan mata nyalang di Banjar Kemetug, salah satu dari lima banjar yang ada di wilayah Desa Gunung Salak. Banjar ini berada pada kawasan tertinggi di wilayah Desa Gunung Salak, sekitar 400-500 meter di atas permukaan laut sehingga dari kawasan Banjar Kemetug kita bisa melihat pemandangan “nyegara Gunung” ke arah laut Tabanan selatan. Kami seakan menyelam pada ombak padi yang meliuk, sembari memandang buih ombak di kejauhan, di laut selatan.

Jalan setapak dengan pemandangan indah kiri-kanan

Sangat cocok jika Desa Gunung Salak dikembangkan sebagai desa wisata yang unik, tentu saja dengan selalu menjaga kealamiannya. Dan memang, sejak awal 2017 ini, warga Desa Gunung Salak membentuk panitia tingkat desa untuk mengkemas dan mengelola beragam potensi desa menjadi paket-paket atraksi wisata.

Melihat alam Desa Gunung Salak yang asri dan indah, rasanya tidak sulit bagi warga untuk terus mencoba secara mandiri mengkemas beragam potensi yang ada untuk menjadi paket-paket wisata desa yang belakangan mulai disukai dan menginspirasi banyak orang.

Gede Komang Malando salah satu pengerak desa wisata di wilayah Kemetug. Menurutnya, Banjar Kemetug khususnya, dan Desa Gunung Salak umumnya, mulai mengembangkan berbagai atraksi wisata seperti tracking, bersepeda, kuliner dan yoga. “Selain itu kami juga mengembangkan wisata sepiritual, melukat, usadha, meditasi, agro, dan paket wisata lingkungan lain,” kata Gede Komang Malando yang juga sebagai pemangku di Pura Bunut Sakti.

Desa Wisata

Sebelum melakukan tracking keliling desa, kami sempat berdialog bersama warga dan tokoh masyarakat di balai subak. Selanjutnya kami sembahyang bersama, menanam pohon, baru kemudian tracking dimulai.

Dialog dengan warga di Balai Subak

Di balai subak dialog diawali dengan perkenalan dan dialog dengan topik budaya dan produk pertanian sehat di Desa Gunung Salak. Dilanjutkan dengan pembahasan potensi pengembangan desa wisata Gunung Salak. Saat diminta masukan, Ketua PHRI Tabanan I Gusti Bagus Damara memaparkan bahwa pengembangan Desa Wisata kini menjadi salah satu pilihan menarik di tengah persaingan usaha wisata di Bali.

Menurutnya, apa yang digagas oleh masyarakat Gunung Salak sangat sejalan dengan program PHRI Bali dan PHRI Tabanan. “Kami sangat mendukung dan mengapresiasi jika di Desa Gunung Salak mulai dikembangkan obyek dan paket wisata dengan memadukan potensi alam dan budaya masyarakat yang ada di desa ini,”terang Damara.

Damara juga mengingatkan, bahwa mengembangkan obyek atau kawasan wisata tidak mudah, tidak cukup dengan waktu 3 atau beberapa bulan saja, butuh waktu panjang dan bertahap. “Adanya partisipasi masyarakat dari bawah akan sangat menentukan,”imbuh Damara.

Pada kesempatan ini Damara juga menyinggung tentang dana Pajak Hotel dan Restoran (PHR) Kabupaten Badung yang tahun ini mulai dialokasikan ke sejumlah kabupaten di Bali, nota bena PHR tersebut berasal dari anggota PHRI juga, jumlahnya lumayan besar mencapai rata-rata Rp. 60 Milyar per tahun. Diharapkan melalui komunikasi dan koordinasi yang dilaksanakan oleh jajaran PHRI provinsi dan kabupaten/kota, diharapkan melalui mekansime penganggraan yang ada di tingkat Kabupaten, dana tersebut benar-benar digunakan untuk mendukung pengembangan destinasi wisata sesuai potensi yang ada dimasing-masing wilayah.

“Komunitas Swastika Bali bisa turut melakukan pendampingan sehingga cita-cita mulia ini bisa diwujudkan, bisa jadi hal ini sudah menjadi petunjuk dari Tuhan Yang Maha Esa,” pungkas Damara.

Perbekel Desa Gunung Salak I Gusti Made Sujirta mengatakan, beberapa tahun terakhir Desa Gunung Salak sudah mulai dilirik dan didatangi oleh wisatawan mancanegara. “Wisatawan yang datang kesini banyak yang tracking dan bersepeda keliling desa,” jelas Sujitra.

Kemetug adalah Ketinggian

Perjalanan wisata kami memang bukan wisata biasa. Di Pura Batur Bunut Sakti, kami melakukan persembahyangan, dilanjutkan dengan menanam pohon bersama. Di wilayah Kemetug, kami seakan tak bisa berjalan dengan kaki semata, namun juga berjalan dengan hati serta pikiran yang jernih. Jika hanya berjalan dengan kaki, kami tentu tak bisa merasa getar suci yang kadang-kadang menjalar di relung hati.

Di jaba Pura Batur Bunut Sakti

Apalagi, Mangku Gede Malando menuturkan, Kemetug berasal dari kata ke-mentug yang dalam bahasa Indonesia bisa diartikan sebagai tanah atau dataran yang lebih tinggi dari dataran lainnya. Secara spiritual “tinggi” atau “tertinggi” bisa bermakna sebuah penghormatan, kesucian, hulu, sumber, maha agung tentang sesuatu atau keadaan di sebuah wilayah.

Ternyata makna tersebut sangat sejalan dengan lokasi dan sejarah Pura Batur Bunut Sakti yaitu sebuah pura kuno yang dimasa lalu dijadikan petunjuk alam oleh penduduk dari berbagai penjuru khususnya para nelayan yang melaut di laut selatan. Jika ada nelayan yang tersesat saat melaut di samudera selatan, mereka akan memandang ke Pura Batur Bunut Sakti, maka jalan akan dibukakan.

“Di pura ini dulu terdapat pohon bunut yang menjulang tinggi yang oleh nelayan dan masyarakat dijadikan petunjuk arah semacam mercusuar. Sayang, pohon itu tumbang, bersamaan dengan bencana tsunami di Aceh (2004). Dari kawasan inilah banyak mengalir air termasuk munculnya puluhan mata air yang ada di bagian bawah,” paparnya Mangku Gede.

Aksi menanam pohon pinang
Kuliner khas Gunung Salak

Dengan senang hati, kami kemudian menanam pohon pinang bersama-sama di areal pura. Setelah itu dilanjutkan dengan tracking menyusuri kebun-kebun penduduk untuk melihat air terjun Tibu Sampi yang ada di kaki bukit. Air terjun Tibu Sampi adalah salah satu daya tarik wisata yang ada di wilayah Banjar Kemetug. Dijelaskan oleh salah satu warga yang ikut mendampingi, di wilayah Desa Gunung Salak terdapat enam air terjun seperti air terjun Tibu Sampi, Singsing Sangihan, Singsing Tumpek, Singsing Beji, dan lainnya yang belum terjamah.

Air Terjung Tibu Sampi

Terakhir setelah kurang lebih 1,5 jam mengikuti paket tracking, rombongan diajak beristirahat menkmati kuliner di kaki bukit. Dibantu ibu-ibu PKK setempat pengunjung disuguhi menu khas desa berupa nasi beras merah dengan lauk jukut paku, ikan gurami nyatnyat lengkap dengan sambel bongkot dan sambel matah. Santap siang bersama di bawah rindang pepohonan benar-benar memberikan sensasi yang berbeda sambil menikmati segarnya air kelapa muda yang baru dipetik dari kebun penduduk. Benar-benar atraksi yang perlu Anda coba.

Nilai Kehidupan

Semoga ke depan potensi terpendam wisata desa Gunung Salak dapat dikelola bijak, bersinergi dengan program desa, pemerintah daerah, pelaku pariwisata dan pihak terkait lainnya.

Pengembangan desa wisata bukanlah sekedar memenuhi target berapa jumlah wisatawan yang berkunjung, tetapi yang lebih mendasar adalah bagaimana kita semua kembali memahamai, menyadari dan meyakini bahwa di “Desa” lah nilai-nilai kehidupan yang hakiki dan universal dapat kita maknai kembali yang sesungguhnya selama ini sudah ada terekam dalam beragam simbul dan tatanan nilai budaya lokal warisan leluhur (T).

Tags: alamdesalingkunganPariwisatatabanan
Previous Post

Tuhan itu Laki-laki atau Perempuan? – Renungan dari Film The Shack

Next Post

Waspada, Terjadi Euforia Lontar di Bali – “Tukang Gebeg Lontar” Terus Beraksi…

Made Nurbawa

Made Nurbawa

Tinggal di Tabanan dan punya kecintaan yang besar terhadap tetek-bengek budaya pertanian. Tulisan-tulisannya bisa dilihat di madenurbawa.com

Next Post

Waspada, Terjadi Euforia Lontar di Bali - “Tukang Gebeg Lontar” Terus Beraksi…

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

“Pseudotourism”: Pepesan Kosong dalam Pariwisata

by Chusmeru
May 10, 2025
0
Efek “Frugal Living” dalam Pariwisata

KEBIJAKAN libur panjang (long weekend) yang diterapkan pemerintah selalu diprediksi dapat menggairahkan industri pariwisata Tanah Air. Hari-hari besar keagamaan dan...

Read more

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co