14 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Buku Puisi “Seribu Pagi Secangkir Cinta”: Cara Wulan Mengabadikan Cinta

Ida Ayu Putri AdityarinibyIda Ayu Putri Adityarini
February 2, 2018
inUlasan
61
SHARES

APA yang pertama kali dipikirkan orang tentang puisi?

Sebagian besar orang mungkin akan memberi jawaban “kata-kata indah” dan “cinta”. Hal itu tidak salah karena tidak dapat dipungkiri puisi masih menjadi sarana yang ampuh untuk menyampaikan perasaan, khususnya rasa cinta, sampai saat ini. Puisi mampu membahasakan cinta yang begitu universal. Cinta dalam bentuk apa pun dan untuk siapa pun bisa dibahasakan oleh puisi.

Wulan Dewi Saraswati adalah salah satu orang yang sadar bahwa puisi adalah sarana yang sangat baik untuk menyampaikan perasaan cintanya. Buku antologi Seribu Pagi Secangkir Cinta ini adalah bukti keberhasilannya menggunakan puisi sebagai sarana menyampaikan cinta sekaligus mengabadikannya. Mengapa saya katakan berhasil?

Ini adalah efek hubungan antara puisi, cinta, dan orang-orang yang menganggap puisi sebagai sarana untuk menyampaikan cinta. Sebagian besar orang menganggap puisi memiliki kaitan erat dengan cinta dan mungkin lebih banyak orang lagi yang sudah menggunakan puisi untuk menyampaikan perasaan cintanya.

Itu berarti sudah sangat banyak orang yang menulis puisi (tentang) cinta dan kawan-kawannya, seperti rindu, harapan, penungguan, patah hati, dan lain-lain. Tentu, sudah sangat banyak pula puisi-puisi bertemakan cinta yang lahir dari tangan orang biasa sampai penyair ternama. Cinta dan kawan-kawannya itu menjadi hal yang paling puitis. Cinta menjadi topik puisi segala musim. Orang yang sedang mengalami musim jatuh cinta sampai orang yang sedang mengalami musim patah hati bisa menulis puisi.

Namun, topik yang universal ini tidak serta-merta mudah ditulis sebagai sebuah puisi. Banyak orang yang terjebak dalam sempitnya pandangan terhadap cinta dengan menganggap cinta sebagai sebatas hubungan antara laki-laki dan perempuan. Hal ini tentu berpengaruh terhadap sempitnya tema puisi yang ditulis. Kesulitan lain adalah pemilihan kata dalam puisi. Kesulitan ini membuat orang yang menulis puisi kurang tepat memilih kata sehingga puisi yang dibuat akhirnya lebih mirip rayuan-rayuan yang digunakan dalam acara lawak di tv.

Selain itu, upaya untuk tidak terlalu terpengaruh dengan puisi yang pernah atau sering dibaca juga merupakan kesulitan tersendiri yang harus dihadapi dalam menulis puisi, termasuk puisi bertemakan cinta.

Mungkin, menulis puisi bertemakan cinta sama sulitnya dengan memahami cinta itu sendiri.
Saya menganggap Wulan berhasil menyampaikan cinta melalui puisi sekaligus mengabadikannya karena Wulan berhasil menghadapi kesulitan-kesulitan tersebut.

Hal ini terlihat dari dua hal, yaitu tema dan pemilihan kata. Tema dalam antologi ini cenderung seragam, yaitu tentang cinta. Namun, pengetahuan, perasaan, dan pengalaman Wulan membuat tema cinta yang ia tulis dalam antologi ini menjadi lebih beragam. Wulan mampu menyampaikan cinta kepada banyak hal dengan banyak cara. Hal ini juga diikuti dengan usaha yang baik dari Wulan dalam memilih kata-kata yang digunakan dalam puisi-puisinya.

Cinta adalah tema utama dalam antologi ini. Sebagai seorang perempuan dan masih muda, Wulan menempatkan dirinya langsung dalam puisi-puisinya. Hal ini terlihat dari banyaknya puisi yang menggunakan kata ganti “aku”. Ia juga membiarkan dirinya tampil apa adanya sebagai seorang perempuan dalam puisi-puisi yang ia buat. Sebagai seorang perempuan muda juga, Wulan mengungkapkan cintanya dengan berbagai cara dan rupa.

Yang pertama ia mengungkapkan cintanya secara langsung. Beberapa puisi seperti telanjang. Menggambarkan cinta sederhana. Apa adanya. Mereka memang puisi cinta yang tidak dapat dibantah lagi. Ada yang menandakan bahagia dan dimulainya suatu babak baru dalam suatu hubungan, seperti “Membaca Pagi”, “Santap Malam”, “Surat Cinta”, dan “Secangkir Cinta”. Dalam puisi-puisi tersebut cinta ditampilkan dengan sederhana dan apa adanya. Mungkin dalam hal ini Wulan sedang berada pada musim jatuh cinta. Hanya ada cinta, doa, harapan, dan puisi, seperti kutipan puisi berikut.

tidak ada yang lebih kuyakini selain pagi
pagi yang dihidangkan penuh puisi
serta ucapan selamat pagi dari kekasih hati
(Membaca Pagi, hlm.10)

Sayang, bagaimana kalau aku mati setelah menikmati
hidanganmu? tanyamu
kau akan mati bahagia, jawabku
begitulah caraku bunuh diri kelak, katamu
kurasa diracun cinta bukanlah dosa, kataku
(Santap Malam, hlm.12)

Ada pula yang menandakan kerinduan. Kerinduan yang Wulan sampaikan dalam puisi-puisinya adalah kerinduan yang begitu kompleks. Tidak hanya rindu antara kekasih, tetapi juga rindu pada ayah, rindu pada sahabat, rindu pada suatu tempat, rindu pada suatu masa, dan rindu pada kenangan. Puisi dengan subtema kerinduan ini merupakan puisi dengan jumlah yang paling banyak di antologi ini. Mungkin Wulan menganggap rindu adalah hal yang paling seksi dalam cinta.

Hal ini bisa dibaca pada puisi “November Bapak”, “Surat Lena”, “Untuk Jo”, “Denpasar Aku Merindukanmu”, “Zwolle”, “Menggapai Seribu Rindu”, “La Rochelle”, “Dari Karangasem”, “Kabar dari Zwolle”, dan lain-lain. Judul-judul puisi tersebut memperlihatkan bahwa rindu selalu membuntuti langkah seseorang. Tidak peduli tempat dan waktu. Kenangan pada sesuatu bisa menjadi semacam dokumentasi dalam pikiran yang dapat dilihat sewaktu-waktu ketika rindu datang. Dalam puisi-puisi dengan subtema kerinduan ini, Wulan seolah-olah menyatakan bahwa kerinduan tidak akan bisa terlepas dari kenangan, kecemasan, dan penungguan. Berikut adalah beberapa penggalan puisi-puisi tersebut.

ingatan kembali ke masa semula
saat kita berjanji bertemu
di pinggiran Zwolle
menanam bunga dan menyusuri sungai
(Zwolle, hlm 36)

Walau senja selalu liar menyambut mimpi remaja
aku tetap memeluk kerinduan untukmu, Denpasar
(Denpasar, Aku Merindukanmu, hlm 68)

Bapak, lemparkanlah cintamu pada kami yang merindu
Katakan kau melihat kami bahagia. Katakan, katakanlah.
Entah dalam sunyi, katakanlah. Kami menanti.
(November Bapak, hlm 8)

Yang kedua, Wulan menyampaikan cinta melalui kisah-kisah yang sudah dikenal sekaligus menceritakan kembali kisah-kisah (cinta) yang terkenal itu. Wulan menampilkan kembali cerita rakyat dan sejarah, seperti pada puisi “Kelahiran Layonsari”, “Asmara di Semarapura”, “Di Pundak Jaya Pangus”, “Kepada Jaya Pangus”, dan “Wisanggeni”. Dalam hal ini, cinta dinyatakan tidak sebatas hubungan. Cinta juga adalah kekuatan dan direkonstruksi sebagai penanda suatu kehidupan yang baru.

sebab tak ada setia yang terucap
terlebih cinta hanya pura-pura
di sela pertapaanmu
…………………………..
siapakah pemilik setiamu?
perempuan Cina tanpa permata di bibirnya?
(Kepada Jaya Pangus, hlm 52—53)

Darahmu yang sejati
adalah belati bagi lelaki
yang memuja birahi
maka kelahiranmu dalam sepi
serupa anggur segar murim gugur
biarkan angin utara mencium getarmu
untuk pemudi yang haus asmara
(Kelahiran Layonsari, hlm 2)

Tema tentang cinta dan kawan-kawannya tersebut disampaikan oleh Wulan dengan bahasa yang baik. Secara umum, Wulan memilih kata-kata dan menggunakannya dengan baik. Wulan banyak mengulang kata “cinta” dan “rindu” dalam satu puisinya, tetapi ia melalukannya dengan rapi sehingga tidak terkesan monoton. Wulan juga memperhatikan keindahan bunyi dalam puisi-puisinya meskipun banyak puisinya yang naratif, seperti penggalan puisi berikut.

sejauh kau melangkah, sejauh kau berlabuh
kau tetap menjadi Lovina tanpa senja
jika tak tahu rupa bahagia
(Lovina)

Aku selalu menyuguhkan minuman
bukan kopi, teh, atau susu
hanya secangkir cinta
kurasa cukup melepas rindu
di hari ulang tahunmu
(Secangkir Cinta, hlm 22)

dan kau selalu berkata,
karena kita adalah semesta
yang tak selalu pasti
maka keyakinan adalah kepastian
paling sederhana untuk kita miliki
(Sebuah Nama, hlm 76)

Dalam beberapa puisi, Wulan menggunakan kata atau istilah dari luar bahasa Indonesia, seperti bahasa Bali dan bahasa Prancis. Penggunaan kata dari luar bahasa Indonesia ini sebenarnya adalah hal yang bagus, terutama untuk lebih mendukung tema puisi yang dibuat. Akan tetapi, penggunaan kata-kata ini perlu diperhatikan. Tujuannya adalah mendapatkan makna yang tepat dan utuh serta agar bisa dibaca oleh pembaca yang lebih universal. Misalnya kata-kata yang dicetak tebal dalam puisi berikut.

mungkinkah kau damai
yang selalu menyekah upakara
kerinduanku?
hening
bening
(Buat Ning, hlm92)

………………………………………………………….
kita tak akan betah menebak wajah sejarah
karena kita adalah wajah-wajah kawitan
yang mengeja doa dengan terbata
………………………………………………………..
(Asmara di Semarapura, hlm 9)

Penggunaan kata menyekah ,upakara, dan kawitan dalam puisi tersebut perlu diperhatikan karena dapat menimbulkan makna yang berbeda jika dicari maknanya dalam bahasa Indonesia atau tidak tercantum maknanya dalam bahasa Indonesia. Ketidaktepatan penggunaan kata dapat berujung pada tidak sampainya makna puisi yang diinginkan penulis. Selain itu, latar budaya yang dibawa oleh masing-masing kata asing juga perlu diperhatikan dan dipahami secara mendalam agar penggunaan kata-kata tersebut tepat untuk menyampaikan suatu makna dalam puisi.

Akhirnya, sebagai suatu karya mula dari penulis muda, antologi ini patut dibaca. Antologi ini patut dibaca untuk mengetahui gambaran perkembangan karya penulis muda. Antologi ini patut dibaca sebagai pemantik semangat bagi penulis muda lainnya. Yang paling sederhana, antologi ini patut dibaca sebagai suatu dokumentasi cinta bagi siapa saja. Antologi ini adalah bukti keberhasilan dan keberanian seorang perempuan muda mengabadikan dua sisi cinta dalam hidupnya saat kebanyakan orang ingin membuang sisi gelapnya. Berbahagialah, Wulan!

Kemenuh, Mei 2017

Tags: BukucintaPuisiresensi
Previous Post

Perempuan dengan Rambut Merah Menyala

Next Post

Anak Sekolahan “Memainkan” Putu Wijaya – Catatan Festival Monolog di SMA Bali Mandara

Ida Ayu Putri Adityarini

Ida Ayu Putri Adityarini

Pernah kuliah di Singaraja. Kini terus menulis puisi dan cerpen sembari bekerja di Balai Bahasa Provinsi Bali

Next Post

Anak Sekolahan “Memainkan” Putu Wijaya – Catatan Festival Monolog di SMA Bali Mandara

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Menakar Kemelekan Informasi Suku Baduy

by Asep Kurnia
May 14, 2025
0
Tugas Etnis Baduy: “Ngasuh Ratu Ngayak Menak”

“Di era teknologi digital, siapa pun manusia yang lebih awal memiliki informasi maka dia akan jadi Raja dan siapa yang ...

Read more

Pendidikan di Era Kolonial, Sebuah Catatan Perenungan

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 13, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

PENDIDIKAN adalah hak semua orang tanpa kecuali, termasuk di negeri kita. Hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak,  dijamin oleh konstitusi...

Read more

Refleksi Visual Made Sudana

by Hartanto
May 12, 2025
0
Refleksi Visual Made Sudana

JUDUL Segara Gunung karya Made Sudana ini memadukan dua elemen alam yang sangat ikonikal: lautan dan gunung. Dalam tradisi Bali,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 
Khas

Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

PROJEK Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) di SMA Negeri 2 Kuta Selatan (Toska)  telah memasuki fase akhir, bersamaan dengan berakhirnya...

by I Nyoman Tingkat
May 12, 2025
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co